Sabtu, 12 Agustus 2000

Nita Dimakamkan di TPU Sirnaraga

12 Agustus 2000 - BERITA UTAMA

.

.

Nita Dimakamkan di TPU Sirnaraga

BANDUNG, (PR).-
Hujan air mata mengiringi pemakaman artis Nita Tilana di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim Sirnaraga, Bandung sekitar pukul 10.00 WIB, Jumat kemarin. Sebelum dimakamkan, jenazah Nita Tilana dishalatkan di Mesjid Habiburrahman IPTN oleh ratusan jamaah baik dari keluarga, artis, maupun masyarakat sekitar.

Selain dihadiri puluhan artis terutama dari Kota Kembang, pemakaman Nita Tilana juga dihadiri ribuan masyarakat yang turut larut dalam duka yang mendalam. Masyarakat termasuk ratusan anak sekolah juga ingin melihat para artis yang selama ini hanya ditonton lewat TV. “Selain ingin mendoakan, saya juga ingin lihat artis kesayangan,” kata Titin (40) asal Cicendo yang menyempatkan datang ke TPU Sirnaraga setelah mengantar anaknya ke sekolah.

Sedangkan, artis yang ikut mengiringi pemakaman Ratu Nita Tilana — nama lengkap Nita Tilana — di antaranya Harry Roesli; Izur Muchtar, Daan, Pujo, dan Tika Panggabean (P-Project), Uci Amarta, Happy Pretty, Jaka dan Sam Bimbo, Mel Shandy, Inka Christi, Aji Sutama, Sita dan Dewi (personel RSD), dan Iwan Zein.

Rully Amada (30), suami Nita Tilana, seperti hari-hari sebelumnya, terlihat tabah menghadapi semua peristiwa yang baru saja dialaminya. Sedangkan Dewi Gita, adik ipar Nita, tak bisa menahan tetesan air matanya dan matanya terlihat sembab, meski ditutupi dengan kacamata hitam. Namun suami Dewi, Armand Maulana, vokalis Grup Gigi, tidak terlihat saat pemakaman kakaknya karena sedang manggung di Ujungpandang. Armand baru bisa pulang Jumat malam kemarin sehingga tak sempat menyaksikan detik-detik terakhir pemakaman kakaknya. “Armand tak bisa menolak karena sudah dikontrak sejak lama untuk show di Ujungpandang,” kata Uci Amarta.

Menurut Iszur Muchtar, dirinya bertemu terakhir dengan almarhumah ketika menjenguk di RS Pondok Indah pada Minggu (6/8) lalu. Waktu itu Nita sedang tertidur setelah meminum obat yang diberikan dokternya. “Meski penyakit sudah menggerogoti tubuh, tapi almarhumah termasuk wanita yang amat tabah menghadapinya,” katanya.

Nita termasuk wanita yang mempunyai semangat hidup yang membaja sampai detik-detik terakhir saat akan menghembuskan nafas terakhir. “Apa boleh dikata ternyata Allah telah menggariskan hidup almarhumah seperti itu dan menghembuskan nafas terakhirnya Kamis kemarin,” ujarnya.

Sejak duduk di bangku SMA, Iszur sudah mengenal dan bergaul dengan almarhumah. Dalam mencapai obsesinya sebagai artis, Nita mempunyai semangat juang yang tanpa kenal putus asa. Tentunya ditunjang pula dengan potensi dan bakat yang ada dalam diri almarhumah. “Meski sudah menjadi artis, almarhumah tetap bersemangat hebat untuk membuka usaha. Semangat inilah yang harus ditiru artis-artis lainnya,” katanya.

Hal yang perlu dicatat, kata Iszur, adalah sifat almarhumah yang tetap mempunyai kepedulian tinggi baik kepada sesama artis maupun masyarakat. Iszur mencontohkan ketika dirinya dan P-Project menempati rumah kost di bilangan Kalibata, Jakarta. “Kami ikut menyetrika baju malah almarhumah sering memberi kami makan,” timpalnya.

Sedangkan Uci Amarta mengakui berjumpa terakhir dengan almarhumah tahun 1999 lalu ketika dirinya menggelar show di Jakarta. Setelah show, Nita mendatangi Uci dan memuji penampilannya sebagai pertunjukkan yang asyik dilihat dan enak dinikmati. “Waktu itu almarhumah belum mempunyai pasangan,” katanya.

Uci merasa terkejut karena begitu singkatnya persahabatan antara ia dan almarhumah. Apalagi, Nita terserang penyakit kanker rahim ganas hingga merenggut nyawanya.

“Sebenarnya kanker rahim bisa kita cegah asalkan kita rajin konsultasi dan memeriksakan diri ke dokter. Mungkin karena kesibukan hingga almarhumah tak sempat memeriksakan dirinya,” katanya.

Secara pribadi, Uci merasakan amat kehilangan dengan meninggalnya Nita Tilana. Apalagi sebagai artis yang lahir dan dibesarkan di Kota Kembang. “Sudah pasti kita-kita amat kehilangan almarhumah,” katanya.

Perasaan amat kehilangan ditandaskan pula Mel Shandy. Hanya saja, Mel mengatakan, semua kejadian, termasuk yang dialami almarhumah, sudah ditentukan Allah. “Mungkin jalan yang harus dijalani almarhumah merupakan hal-hal terbaik yang ditentukan Allah,” katanya.

Sebagaimana diberitakan “PR” (Jumat, 11/8), Nita Tilana meninggal dunia di kamar 3301 RS Pondok Indah Jakarta akibat sakit kanker rahim yang telah dideritanya selama satu setengah tahun. Kanker rahim yang diderita artis yang lahir di Bandung pada 8 Oktober 1967 ini telah mencapai stadium III sehingga menyebar ke organ tubuh lainnya, bahkan telah menggerogoti paru-parunya.(Sarnapi/PR)***

Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 12 Agustus 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar