Rabu, 11 Juni 2003

Saat Jam Sibuk, Kendaraan Berat Tak Boleh Lewat Tol

Rabu, 11 Juni 2003, 18:36 WIB
Saat Jam Sibuk, Kendaraan Berat Tak Boleh Lewat Tol
Jakarta, Rabu
Untuk mengurangi kemacetan, PT Jasa Marga, dalam waktu dekat, akan mengatur kendaraan yang bermuatan berat tidak bisa melewati jalan tol dalam kota Jakarta pada jam-jam sibuk.
    
Kepala Bagian Humas Jasa Marga Satria Genefanto kepada Antara di Jakarta, Rabu (11/6), mengatakan, pengaturan itu dilakukan dengan tidak mengganggu kelancaran arus distibusi barang. "Kita akan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan dinas jalan raya untuk pengaturan itu. Namun, prinsipnya, arus distribusi barang tidak terganggu," tuturnya seraya mengatakan pengaturan tersebut khusus diberlakukan di jalan tol dalam kota Jakarta.
    
Berkaitan dengan antrian kendaraan di pintu tol Karang Tengah, Tangerang, akibat perubahan sistem operasi, Satria mengatakan, pihaknya optimistik antrian tersebut bisa diatasi dalam 2-3 hari. Menurut dia, waktu tersebut merupakan masa adaptasi bagi pengguna jalan tol  menghadapi perubahan sistem pembayaran.
    
"Kita perkirakan dalam 2-3 hari ini, antrian sudah tidak terjadi lagi. Setelah masa itu, kendaraan yang melewati jalan tol Jakarta-Tangerang akan lebih lancar dibandingkan sebelum perubahan sistem terjadi," katanya.
    
Pemerintah mulai Rabu (11/6) pukul 00.00 WIB bersamaan kenaikan sejumlah ruas tol, merubah sistem operasi di jalan tol Jakarta-Tangerang dan Semarang Seksi C yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka.
    
Melalui perubahan sistem tersebut, jika sebelumnya tidak terjadi transaksi pembayaran di pintu tol Karang Tengah, sejak Rabu (11/6) pukul 00.00 WIB, pengguna jalan baik dari dan ke Tangerang akan dikenakan tarif.
    
Dicontohkan Satria, kalau dulu kendaraan golongan I (jenis sedan) dari Tomang menuju Tangerang, hanya mengambil tiket, kini membayar Rp 2.500 dan selanjutnya bisa keluar tanpa membayar di pintu tol Tangerang, Karawaci dan Bitung. Sedang, jika sedan itu dari Tangerang hendak menuju Tomang, di pintu tol Tangerang membayar Rp2.500.
    
"Sebelumnya, pintu tol Karang Tengah tidak dilakukan transaksi. Akibatnya, banyak pengguna yang sudah di depan pintu tol baru menyiapkan uang pembayarannya, sehingga menambah lama antrian," kata Satria.
    
Menurut dia, pihaknya telah menyiapkan sejumlah spanduk yang memberitahukan mengenai perubahan sistem tersebut. Namun, karena pemasangannya baru dilakukan, masih banyak pengguna jalan yang belum mengetahuinya.
    
Ia mengatakan, kondisi serupa juga terjadi bila ada pemindahan gardu.  "Waktu pintu gerbang TMII dipindah ke Cibubur, juga terjadi antrian panjang. Namun, dalam 2-3 hari semua lancar dan malah antrian kendaraan tidak terjadi lagi," katanya. (Ant/prim)
Sumber: www.kompas.com, 11 Juni 2003

Senin, 02 Juni 2003

Berita Harian Hero buka hypermarket Giant di Depok

Senin, 02 Juni 2003 Berita Harian Hero buka hipermarket Giant di Depok
Pada pekan lalu, Hero Supermarket (HERO) resmi membuka gerai hipermarket Giant di Cimanggis, Depok. Hipermarket yang seluas 7.200 m2 tersebut telah menelan dana investasi Rp30 milyar termasuk tanah, bangunan, dan pengadaan barang. Direktur Utama HERO Ipung Kurnia mengatakan pihaknya memutuskan membuka gerai hipermarket di Depok mengingat potensi pasarnya masih terbuka lebar untuk dikembangkan.

Menurut Ipung, hipermarket Giant akan menawarkan sekitar 30 ribu item produk mulai dari kebutuhan pokok, fashion, dan barang elektronik. Ipung menjelaskan, untuk menjual barang dengan harga yang murah, pihaknya menerapkan sistem beli putus untuk pasokan barang.

Ipung juga menjelaskan perusahaan berencana untuk membuka 3 gerai lagi yakni di Bandung, Bekasi dan Jakarta. Pihak HERO berharap hingga akhir tahun ini dapat mengoperasikan 7 gerai Giant. Selain itu, perusahaan juga berencana untuk membuka antara 3 hingga 5 gerai supermarket, beberapa minimarket Star Mart dan apotik Guardian. Untuk investasi tersebut, pihaknya menganggarkan dana sekitar Rp5 milyar hingga Rp6 milyar per gerainya.

Untuk kebutuhan ekspansi, HERO menganggarkan dana sekitar Rp100 milyar yang berasal dari dana cashflow. Ipung menegaskan pihaknya memiliki neraca keuangan yang cukup kuat untuk mengambil pinjaman dari bank.
Sumber: www.indofinanz.com, Senin, 2 Juni 2003