Kamis, 13 September 2001

Ulasan Kalau Cinta Jangan Marah di Tabloid Citra

Kalau Cinta, Jangan Marah
BALADA CINTA SEORANG PENYANYI
NAMA Christine Hakim ternyata bukan jaminan sukses sebuah serial. Tiga Orang Perempuan buktinya. Hingga minggu (episode) ke-10, serial itu tak juga mampu menembus rating dua digit. Padahal, Tiga Orang Perempuan tinggal melanjutkan segmen pemirsa Dewi Fortuna yang pada saat itu selalu di posisi lima besar dari seluruh tayangan di semua stasiun. Kalau Cinta, Jangan Marah mengganti jam tayang Tiga Orang Perempuan dan dicoba untuk merebut kembali segmen pemirsa Dewi Fortuna tersebut.

PRODUKSI Multivision Plus ini dikemas sebagai tayangan drama romantis. Tak jauh beda dengan Dewi Fortuna. Bambang Irawan, sutradara kedua Kalau Cinta Jangan Marah, menegaskan, serialnya memang menawarkan cerita tentang liku-liku cinta anak-anak muda. Kalaupun ada yang berbeda adalah latar cerita yang dipilih Fred Subhan, si penulis naskah. Dengan latar kehidupan seorang pemusik sekaligus penyanyi kelompok musik penghibur kelas hajatan keluarga, Kalau Cinta Jangan Marah juga jadi ramuan drama musikal

Selain cerita, Kalau Cinta Jangan Marah juga menawarkan pemeran yang biasa bermain di cerita-cerita melodrama. Akting mereka memang mudah menarik simpati pemirsa. Ada Primus Justisio, Jihan Fahira, Nova Eliza, dan debutan Marcello Djorghi. Untuk pertama kali Multivision Plus menyatukan Primus, Jihan maupun Nova dalam cerita intrik cinta.

Penampilan Primus barangkali sedikit istimewa, karena dialah penyanyi sekaligus gitaris kelompok penghibur kelas hajatan keluarga tersebut. ''Berperan sebagai seorang pemusik benar-benar merupakan pengalaman baru. Saya sendiri heran ketika gambar sudah selesai. Gaya bermain gitar saya benar-benar mirip Eric Clapton,'' seloroh pemeran Krisna dalam serial Kehormatan ini.

Primus mengaku tak bisa memainkan gitar maupun melantunkan suara. Itu sebabnya, lagu-lagu ciptaan Irmantono dinyanyikan secara lip-sync. ''Kalau untuk urusan tarik suara saya tahu diri. Tak mungkin saya memaksakan mengisi lagu-lagu tersebut dengan suara saya,'' tambahnya.

KALAU Cinta Jangan Marah bertutur tentang Dani (Primus Justisio) yang hidup sebagai musisi kelompok penghibur kelas hajatan keluarga. Secara materi, Dani hidup pas-pasan. Ia besar di tengah keluarga yang jauh dari sebutan harmonis. Bapaknya, Jamil (Boy Tirayoh), pemilik kelompok musik ini. Jamil bukanlah bapak ideal. Dani juga tinggal bersama dengan sang kakak, Anna (Maya Kusuma). Suami Anna, Leo (Agus Alam), lelaki brengsek yang begitu buruk memperlakukan istrinya.

Soal asmara, Dani justru beruntung. Keramahan Dani memikat banyak lawan jenis. Tari (Nova Eliza) salah satunya. Sayang cintanya dengan Tari kandas hanya karena Dani miskin. Ia tak mampu membiayai operasi kanker otak adik Tari, Bimo (Bombom). Desakan ibunya, Ratih (Yati Octavia), membuat Tari jatuh ke pelukan Robby (Marcello Djorghi).

Tari pergi, datang Mira (Jihan Fahira). Mira pandai bermain biola. Dani merasa klop dengan Mira. Sayang, ibu Mira, Bu Mila (Cut Yanthi), melarang putrinya berhubungan dengan Dani. Lagi-lagi masalah status sosial dan materi. Rangkaian kejadian ini membuat Dani bertekat mencari materi sebanyak-banyaknya. Ia ingin masuk dunia rekaman.

Irfan, duda dan produser kaya, banyak membantunya. Sayangnya, Irfan sahabat Robby. Robby tak ingin Dani berhasil. Logikanya, bila sukses, Dani dipastikan akan merebut kembali cinta Tari. Irfan pun berubah. Karier Dani dihambatnya. Kasetnya tak diedarkan. Bantuan Rosa, adik Irfan, berhasil melambungkan nama Dani. Ia jadi penyanyi terkenal. Mira yang frustrasi dan patah hati mencoba menemui Dani, ketika Dani siap ke pelaminan dengan Rosa.

Cerita 26 episode Kalau Cinta Jangan Marah digantung pada bagian ini. Logikanya, ya menunggu tanggapan pemirsa. Bila rating bagus, ya seperti galibnya produksi Multivision Plus, bakal ada lanjutannya.

Aris Muda
Sumber: Tabloid Citra, Edisi 597, Tahun XII, Periode 15-21 September 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar