Minggu, 21 Desember 2003

Pintu Tol Kebon Jeruk Dipindahkan ke Karang Tengah

Updated: Minggu, 21 Desember 2003, 01:17 WIB
METROPOLITAN

 

Pintu Tol Kebon Jeruk Dipindahkan ke Karang Tengah
Jakarta, KCM
Tepat pukul 00.00 WIB, Minggu (21/12), pintu tol Kebon Jeruk dipindahkan ke pintu tol Karang Tengah.

Wartawan Radio Sonora Stevanus melaporkan, pergeseran pintu tol Kebon Jeruk ke Karang Tengah itu untuk mengatasi kepadatan kendaraan, khususnya di pintu tol Kebon Jeruk dengan persimpangan Tomang.

Selain melakukan pergeseran, loket pembayaran di pintu tol di Karang Tengah juga ditambah. Kalau sebelumnya di loket pintu tol Kebon Jeruk ada 11 loket, di Karang Tengah ada 13 loket baik dari arah Jakarta maupun Tangerang. Loket ini dapat ditambah menjadi 16 tergantung dari kepadatan kendaraan.(nik)
Sumber: www.kompas.com, 21 Desember 2003

Jumat, 19 Desember 2003

Transaksi Di GT Kebon Jeruk Pindah Ke GT Karang Tengah

TRANSAKSI DI GT KEBON JERUK PINDAH KE GT KARANG TENGAH
Jum'at, 19-12-2003, 13:01 WIB
Mulai tanggal 21 Desember 2003 pukul 00:00 (Sabtu malam/Minggu dinihari), proses transaksi di Jalan Tol Jakarta-Tangerang yang sebelumnya di Gerbang Tol Kebon Jeruk dipindahkan ke Gerbang Tol Karang Tengah.

Dengan demikian selain GT Karang Tengah dioperasikan secara penuh , maka tak ada lagi pelaksanaan transaksi di GT Kebon Jeruk Utama. Sedang pada gerbang ramp masih ada seperti biasa.

Pemindahan lokasi transaksi ini dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan di jalan tol tersebut, khususnya menjelang GT Kebon Jeruk karena kendaraan dari arah Tangerang dan Meruya tak lagi antre untuk melakukan transaksi di GT Kebon Jeruk.

Gerbang Tol Karang Tengah yang sebelumnya mengoperasikan 24 gardu tol, kini ditambah dengan dua gerbang dengan sistem satelit. Satu gerbang satelit ke arah Tangerang memiliki 5 gardu dan satu gerbang arah Jakarta yang memiliki 4 gardu.

Dengan tambahan 9 gardu diharapkan tidak akan lagi terjadi kemacetan panjang pada saat pemindahan lokasi transaksi nanti seperti yang pernah terjadi pada saat perubahan sistem transaksi di Jalan Tol Jakarta-Tangerang pada tangal 11 Juni 2003.

Dengan dioperasikannya GT Karang Tengah ini, maka pemakai jalan yang berasal dari Cikupa, Bitung, Karawaci dan Tangerang yang menuju Kebon Jeruk atau Jakarta/Tomang, langsung membayar di GT ini begitu juga sebaliknya.

Sedang kendaraan dari Meruya yang akan ke Kebon Jeruk yang sebelumnya harus mengambil tiket masuk di GT Meruya, kini tidak perlu lagi mengambil tiket masuk, tapi langsung melakukan transaksi/pembayaran di GT tersebut. Begitu juga pemakai jalan dari jakarta yang akan menuju Meruya transaksinya tetap dilakukan di GT Meruya.
Sumber: infotol.astaga.com, 19 Desember 2003

Jumat, 07 November 2003

Atasi Kemacetan Di Bintaro, Jasa Marga Dan Polisi Siaga 24 Jam

ATASI KEMACETAN DI BINTARO JASA MARGA DAN POLISI SIAGA 24 JAM
Jum'at, 07-11-2003, 09:01 WIB
Sejak Jalan Tol Jakarta-Serpong Ruas Pondok Aren-Ulujami dan Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ruas Pondok Pinang-Veteran mulai dioperasikan untuk lalu lintas umum, jalan-jalan di Bintaro dan sekitarnya menjadi semakin padat. Misalnya di Jalan Veteran dan di daerah Ulujami yang terdapat pintu kereta api. Apalagi di pagi dan sore hari, setiap 10 menit sekali ada kereta api yang lewat. Tentunya ini menambah tersendatnya arus lalu lintas di daerah Ulujami.

Kepadatan arus lalu lintas yang sebelumnya tidak pernah terjadi di daerah-daerah tersebut, kini menjadi pemandangan rutin sehari-hari, khususnya di saat jam berangkat dan pulang kerja. Karena kepadatan ini terjadi setelah beberapa ruas jalan tol dioperasikan, maka timbul kesan bahwa kemacetan ini terjadi akibat adanya jalan tol baru yang belum selesai tapi dipaksakan untuk dioperasikan. Sebagian masyarakat menganggap hal ini merupakan penyebab yang beralasan.

Padahal, bila mau ditelaah lebih jauh, kepadatan ini bisa jadi karena perilaku pengemudi secara umum dan kondisi lalu lintas yang ada di daerah tersebut. Dari sisi perilaku pengemudi, sudah merupakan hal yang wajar apabila ada akses jalan tol baru, maka masyarakat akan berbondong-bondong untuk melintasi ruas tersebut. Karena mereka ingin melintas pada saat yang bersamaa, maka kepadatan pun tidak terhindarkan. Sedang dari sisi kondisi lalu lintas di daerah tersebut, bisa dikatakan bahwa sebelum adanya jalan tol, jalan-jalan di daerah tersebut, seperti di Jalan Bintaro/Kodam, sudah merupakan titik-titik kemacetan karena banyaknya kawasan pemukiman yang masyarakatnya banyak beraktivitas di luar kawasan tersebut.

Untuk mengatasi hal ini, beberapa saat setelah jalan tol Pondok Aren-Ulujami dioperasikan, Jasa Marga sudah memasang rambu-rambu di daerah sebelum pintu keluar (off ramp) Bintaro (Viaduct). Pada rambu tersebut pemakai jalan yang akan ke arah Jalan Veteran atau wilayah Jakarta Selatan agar keluar di pintu ini. Sedang pintu keluar di Ulujami hanya diperuntukan untuk kendaraan yang akan menuju arah Kebayoran Lama atau Ciledug. Pemasangan rambu ini dimaksudkan untuk membagi arus lalu lintas agar jangan sampai terkonsentrasi di satu titik, yaitu semuanya keluar di off ramp Ulujami. Meskipun belum maksimal, karena sangat tergantung dengan perilaku pemakai jalan, upaya ini ternyata mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di daerah Ulujami.

Upaya lain yang sudah dilakukan Jasa Marga untuk mengatasi hal ini adalah melakukan kerjasama dengan pihak kepolisian (Polsek Pesanggrahan). Meskipun sebelumnya kedua instansi tersebut sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kemacetan di daerah tersebut, namun setelah dilakukan koordinasi lebih intensif, maka kepadatan arus lalu lintas di kawasan Bintaro ini bisa lebih teratasi.

Untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas di daerah tersebut, Jasa Marga dan pihak Kepolisian berkonsentrasi pada empat lokasi yang dianggap sebagai penyebab timbulnya kemacetan. Keempat lokasi tersebut adalah on/off ramp Ulujami (pertemuan Jalan Tol Pondok Aren-Ulujami dengan Jalan Ulujami, pintu kereta api di Jalan Bintaro Permai, pertigaan Jalan Veteran dengan Jalan Bintaro Permai (Tanah Kusir) dan pertigaan Jalan Veteran dengan akhir Jalan Tol Pondok Pinang-Veteran.

Pada keempat titik kemacetan dimaksud, Jasa Marga bekerjasama dengan Polsek Pesanggrahan siaga 24 jam. Artinya, bila terjadi kemacetan setiap saat di keempat lokasi tersebut, petugas dari kedua instansi ini siap untuk segera terjun ke lokasi. Sedang konsentrasi pengaturan langsung di lapangan ditetapkan pada jam-jam sibuk, yaitu pada pagi hari (06.00 s.d. 09.00) dan sore hari (16.00 s.d. 19.00).

Untuk mengatasi hal ini, Jasa Marga menurunkan seluruh komponen operasional yang ada, yaitu Patroli Jasa Marga, petugas proyek pembangunan jalan tol Veteran-Ulujami, Patroli Jalan Raya (PJR) dan PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JLJ). Sedang dari pihak Polsek Pesanggrahan, seluruh pasukan akan dikonsentrasikan di daerah tersebut pada saat jam rawan kemacetan. Selain itu, sesuai dengan permintaan Jasa Marga, Polsek Pesanggrahan juga akan memberdayakan Kamra yang ada.

Pengaturan di keempat titik lokasi ini sudah diujicoba pada hari Sabtu (1/11) kemarin. Dan hasilnya sudah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Kepadatan lalu lintas di daerah tersebut bisa tertangani. Kendaraan tidak lagi harus berhenti terlalu lama di daerah rawan macet, tapi sudah dapat berjalan dengan frekuensi yang konstan.

Untuk penanganan ke depan, Jasa Marga juga akan berkoordinasi dengan pihak pengembang (PT Bintaro Jaya) dan DLLAJ. Kepada pihak pengembang, Jasa Marga akan mengusulkan agar jam pemberlakuan satu arah pada sore hari dari Jalan Veteran ke Perumahan Bintaro bisa diperpanjang. Usulan ini dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas di daerah Jalan Veteran. Sedang kepada pihak DLLAJ, Jasa Marga akan mengusulkan agar pembagi jalur di Jalan Veteran (depan Rumah Sakit Veteran) bisa ditambah. Usulan ini dimaksudkan agar para pemakai jalan dari Jalan Kesehatan yang akan ke Jalan Deplu tidak berputar di depan rumah sakit tersebut.
Sumber: infotol.astaga.com, 7 November 2003

Rabu, 29 Oktober 2003

Jasa Marga Dukung Libatkan BPKP Selesaikan Lahan Hankam-Cikunir


EKONOMI
Rabu, 29 Oktober 2003 05:33 WIB



Jasa Marga Dukung Libatkan BPKP Selesaikan Lahan Hankam-Cikunir


JAKARTA--MIOL: PT Jasa Marga sangat mendukung dilibatkannya Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk menyelesaikan persoalan harga pembebasan lahan yang membuat pekerjaan Tol Hankam-Cikunir terbengkalai sampai saat ini.

"BPKP diharapkan dapat memberikan harga yang nantinya dipakai sebagai rekomendasi untuk menetapkan harga lahan di Cikunir yang sampai saat ini masih berlarut-larut," kata Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, Hengki Herwanto di Jakarta, Selasa (28/10).

Hengki memperkirakan, dengan dilibatkannya institusi yang independen tersebut akan memberikan solusi yang terbaik antara Departemen Pekerjaan Umum (DPU) dengan Walikota Bekasi untuk menetapkan harga lahan.

Menurut Hengki apabila tetap berpegang kepada SK Walikota Bekasi sebelumnya yang menetapkan harga lahan Rp1.350.000 per meter persegi akan sangat memberatkan perusahaan karena tidak sesuai dengan rencana bisnis (bussines plan) yang telah ditetapkan.

Hengki mengatakan, apabila berdasarkan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) maka harga tanah di Cikunir sebenarnya hanya berkisar sekitar Rp300 ribu. Bahkan sebenarnya harga pasarnya sekitar Rp400 ribu, sehingga jika kemudian ada yang menetapkan di atas Rp1 juta jelas itu diluar kemampuan.

Sementara itu, dari sebanyak 95 kavling yang belum dibebaskan saat ini sebagian besar merupakan sertifikat jual beli, bukan sertifikat hak milik. Sehingga memang harus diterjunkan BPKP untuk melakukan audit terhadap proses pembebasan lahan.

PT Jasa Marga sendiri baru akan membayar kepada pemilik lahan apabila Departemen PU dengan Walikota Bekasi sudah ada kesepakatan mengenai harga. Namun dengan dilibatkannya BPKP diharapkan dalam waktu dua minggu ini sudah ada penetapan harga, kata Hengki. (Ant/Ol-1)
Sumber: www.mediaindo.com, Rabu, 29 Oktober 2003

Sabtu, 11 Oktober 2003

Jasa Marga Operasikan Jalan Tol JORR Ceger-Hankam

Sabtu, 11 Oktober 2003, 10:20 WIB
Jasa Marga Operasikan Jalan Tol JORR Ceger-Hankam
Jakarta, Sabtu
PT Jasa Marga mulai hari Jumat malam (10/10) mengoperasikan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road, JORR) ruas Ceger-Hankam Raya sepanjang 3,5 kilometer.

"Dengan beroperasinya ruas ini, maka masyarakat dari arah Veteran/Pondok Pinang, Cawang, atau Jagorawi dan sekitarnya yang akan menuju Pondok Gede/Kranggan akan lebih cepat, kata Direktur Utama PT Jasa Marga Syarifuddin Alambai di Jakarta, Sabtu (11/10).

Alambai menjelaskan, sebelum beroperasinya ruas ini masyarakat di wilayah  Veteran/Pondok Pinang, Cawang, Jagorawi dan sekitarnya jika akan ke Pondok Gede harus melalui Jalan Raya Pondok Gede dan setelah pasar baru belok ke arah Jalan Hankam Raya.

Dalam kondisi normal jalur ini harus ditempuh 40 menit, bahkan kalau macet dapat mencapai 90 menit sampai dua jam, yang biasa terjadi di depan Asrama Haji, Lubang Buaya, dan Pasar Pondok Gede. Namun melalui ruas ini waktu tempuh dapat dipersingkat menjadi 10 menit saja.

Sedangkan dari arah Cawang dan Pondok Pinang yang akan ke Kranggan, biasanya pemakai jalan melalui Jagorawi dan keluar di Cibubur. Jika menggunakan ruas ini selain lebih panjang juga sering mengalami kemacetan di Cibubur. Melalui ruas ini masyarakat yang akan menuju Kranggan dari Cawang atau Pondok Pinang akan lebih mudah.

Jalan Tol JORR Ruas Ceger-Hankam Raya dikerjakan kontraktor PT Yasa Patria Perkasa dan PT Teguh, sedangkan konsultan merupakan konsorsium PT Seecon Eng, PT Yodya Karya, dan PT Ciriajasa Cipta Mandiri.

Alambai mengatakan, untuk ruas Ceger-Hankam Raya sebenarnya dapat diselesaikan lebih cepat apabila tidak terhambat oleh masalah pembebasan lahan. Berkaitan dengan hal itu, Alambai meminta agar Pemda DKI bersedia membantu dalam masalah pembebasan lahan ini. "Jangan sampai karena ada satu atau dua rumah yang tidak bersedia dibebaskan maka proyek jalan tol yang ditujukan untuk kepentingan publik menjadi terhambat," katanya.

Jasa Marga saat ini tengah mengerjakan ruas Veteran-Ulujami yang diharapkan selesai akhir tahun 2003. "Proyek ini akan dilanjutkan dengan Hankam Raya-Cikunir yang akan mulai dikerjakan pada awal tahun 2004, serta dapat diselesaikan pada akhir tahun itu. Jika ruas ini selesai akan menyambung Jalan Tol Jagorawi dan Tol Jakarta-Cikampek," katanya.(Ant/nik)
Sumber: www.kompas.com, 11 Oktober 2003

Kamis, 09 Oktober 2003

58 Tahun Merdeka, Baru Miliki Supermarket

CIAMIS, (PR).-
Setelah 58 tahun Indonesia merdeka, baru sekarang Kota Ciamis memiliki sebuah supermarket (departement store). Rabu (8/10) kemarin, Yogya Dept. Store diresmikan Bupati Oma Sasmita. Itu sebabnya kehadiran pusat perbelanjaan di Jn. Perintis Kemerdekaan 57, Kota Ciamis ini, disambut meriah oleh warga Ciamis.

Hadir dalam acara pembukaan itu, Presiden Komisaris Yogya Dept. Store Drs. Boedi Siswanto Basuki dan para pejabat lainnya. Bupati berharap kehadiran Yogya Dept. Store bisa memacu pertumbuhan perekonomian di Ciamis. Selain itu, bisa menambah suasana kehidupan kota ini menjadi sinergis.

Menurut catatan "PR", Kota Ciamis sendiri selama ini, tak banyak kemajuan. Jika matahari sudah terbenam, suasana malamnya semakin sepi. Pertokoan yang ada di kota itu hanya bertahan hingga pukul 19.00 WIB. Akibatnya, banyak orang kelas menengah di kota itu harus berbelanja kebutuhan ke Kota Tasikmalaya.

Preskom Boedi Siswanto dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, termasuk Pemkab Ciamis, yang telah menerima kehadiran Yogya Dept. Store. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di sektor riil, pihaknya ingin berperan serta dalam pembangunan di Ciamis.

Perusahannya itu, kata Boedi Siswanto, telah merekrut 130 karyawan yang 90% dari Ciamis. Selain itu, Yogya Dept Store juga telah menggandeng mitra lokalnya sebanyak 15 perusahaan kecil maupun menengah.

Menurut Manager Marketing Yogya Dept. Store, Ronald Kumowal, ada beberapa alasan kenapa perusahaanya membuka usaha di Ciamis. Pertama, Kota Ciamis termasuk sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pemerintahannya membuka kesempatan untuk perusahaan retail masuk. Karena itu, peluang itu disambut olehnya.

Kedua, daya beli masyarakat Ciamis juga cukup bagus, terbukti pihaknya ingin berperan serta sebagian pembeli di Tasikmalaya adalah warga Ciamis. Selain itu, juga sebagai langkah untuk pengembangan usaha dari perusahaan ini.

Ketiga, kehadirannya juga ingin berperan serta untuk membantu menggairahkan Kota Ciamis. "Kami sekarang mohon izin kepada warga Ciamis, kami ada di sini," jelasnya.

Untuk sementara, gedung pusat perbelanjaan itu hanya dua lantai, yaitu lantai satu untuk fashion dan dua supermarket serta mainan anak-anak.

Suasana pembukaan Yogya Dept. Store cukup meraih. Ribuan warga berjejal ingin melihat dari dekat retail ini. Begitu pukul 10.00 WIB dibuka, supermarket ini langsung diserbu masyarakat, termasuk para PNS berjubel di pusat perbelanjaan itu. (A-97)***
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 9 Oktober 2003

Selasa, 30 September 2003

Tol Pondok Pinang Dibuka Macetnya Minta Ampun

Selasa, 30 September 2003, 8:19 WIB
Tol Pd Pinang Dibuka Macetnya Minta Ampun
Kota, Warta Kota
Ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Pondok Pinang-Veteran akhirnya dioperasikan Senin (29/9) pukul 15.00. Pembukaan tol sepanjang 2,7 km itu ditandai dengan transaksi pertama oleh Dirut PT Jasa Marga Syarifuddin Alambai.

Tapi berdasarkan pantauan Warta Kota, pembukaan tol baru ini menyebabkan kemacetan parah, terutama di malam hari ketika jam pulang kantor. Kendaraan dari arah timur yang biasa melewati Lebak Bulus, Deplu, dan Rempoa berebut memanfaatkan ruas tol baru ini. Akibatnya, ya terjadi penumpukan kendaraan.

"Tidak ada masalah teknis yang menyebabkan kemacetan. Kemacetan itu lebih karena disebabkan tumpleknya kendaraan. Makanya kita mengupayakan Tol Veteran-Ulujami bisa dibuka minggu depan. Jadi, masyarakat yang akan ke Ulujami bisa semakin cepat dan tidak terjebak kemacetan," ujar Kepala Humas PT Jasa Marga, Satria Genefanto, semalam.

Ia mengatakan, dengan dioperasikannya ruas tol ini, masyarakat yang akan ke Bintaro atau Ciputat akan lebih cepat lagi, karena bisa masuk tol lewat Gerbang Taman Mini. "Lewat tol ini bisa mempercepat perjalanan ke Bintaro 25 menit," kata Satria.

Pembukaan ruas tol Pondok Pinang-Veteran masih uji coba sehingga tarifnya belum ditentukan. Tarif tol harus diputuskan oleh Keppres. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat keppres terbit, seringas tarif bisa segera diberlakukan," tukasnya.

Jalan Tol Pondok Pinang - Veteran menghabiskan biaya Rp 210,5 miliar. Ruas tol ini menjadi tumpuan warga Bintaro, Rempoa, dan sekitarnya yang ingin menuju pusat kota. Tapi adanya tol juga menambah persimpangan dan ini menyebabkan jalan reguler semakin macet. (wid)
Sumber: www.kompas.com, 30 September 2003

Senin, 29 September 2003

Setelah Veteran-Ulujami, Jasa Marga Selesaikan Ruas Tol Baru

Senin, 29 September 2003, 19:59 WIB
Setelah Veteran-Ulujami, Jasa Marga Selesaikan Ruas Tol Baru
Jakarta, Senin
PT Jasa Marga setelah selesai mengoperasikan ruas Veteran-Ulujami pada akhir 2003 sebagai bagian proyek pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) akan menyelesaikan satu ruas lagi sepanjang 15 kilometer.
   
"Ruas yang akan diselesaikan itu di antaranya Ulujami-Kebon Jeruk dan Hankam-Cikunir," kata Direktur Utama PT Jasa Marga, Syarifuddin Alambai kepada wartawan usai meresmikan pembukaan ruas Pondok Pinang-Veteran di Jakarta, Senin (29/9).
    
Menurut dia, jika kedua ruas itu telah diselesaikan, kepadatan lalulintas di Tomang dan Cawang bisa dikurangi. Menurutnya jika ruas ini diselesaikan pemakai jalan dari Tangerang, Serpong, Bintaro, dan sekitarnya akan menuju ke arah Taman Mini, Jagorawi, atau Tol Dalam Kota dalam waktu yang lebih cepat.
   
PT Jasa Marga juga akan mengoperasikan Jakarta-Serpong ruas Pondok Aren-Ulujami sepanjang 2 kilometer yang akan dibuka untuk lalulintas umum Selasa (30/9). Dengan demikian, jika sebelumnya pengguna tol dari Serpong ke Jakarta baru dapat sampai Bintaro,  dioperasikan ruas tersebut dapat langsung mempercepat waktu menuju ke Bintaro.
   
Menurut Alambai, ruas Pondok Aren-Ulujami dikerjakan kontraktor PT Pembangunan Perumahan. Dengan selesainya pembangunan tersebut, untuk ruas tol Jakarta-Serpong sudah dapat diselesaikan.
               
Pondok Pinang-Veteran
Dengan telah beroperasinya ruas Pondok Pinang-Veteran yang diresmikan Senin (29/9), masyarakat yang tinggal di Bintaro dan Ulujami yang akan menuju Taman Mini setelah melewati Jalan Veteran harus melalui Jalan Deplu, dan jalan Ciputat Raya dapat melalui jalan tol melalui Gerbang Tol Pondok Pinang.
    
Menurut Alambai, kondisi Jalan Deplu Raya setiap hari dibuat searah hanya ke Ciputat saja. Namun, kemacetan lalulintas di kawasan ini mencapai dua sampai dengan tiga kilometer. Akibatnya, dibutuhkan waktu 30 menit sampai satu jam. Oleh karena itu, dengan dioperasikan ruas ini waktu tempuh dapat dipersingkat menjadi lima menit saja.
   
JORR Pondok Pinang-Veteran sepanjang 2,7 kilometer dikerjakan PT Modern Widya Technical dengan biaya Rp 210,5 miliar. Bertindak sebagai konsultan adalah PT Buana Archicon, PT Madyamangunkarsa, dan PT Arteri Cipta Rencana dalam waktu sekitar setahun.
   
Alambai mengatakan, proyek ini sebenarnya dapat diselesaikan lebih cepat jika tidak terhambat masalah pembebasan lahan. Berkaitan dengan hal itu diharapkan peran serta Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk membantu menangani masalah tersebut.
   
Saat ini masih ada masalah pembebasan lahan tinggal ruas JORR Ulujami-Kebon Jeruk dan Hankam-Cikunir sehingga jadwal kerja (time schedule) ini terpaksa diundur. Kenyataan ini membutuhkan tambahan biaya sedikit untuk menyelesaikannya.
   
Menurut Alambai untuk ruas Ulujami-Kebon Jeruk masih terdapat 40 persen ruas lahan yang belum dibebaskan. Guna menyelesaikan pembebasan lahan PT Jasa Marga mengalokasikan dana sekitar Rp 600 miliar yang sumbernya sebagian berasal dari obligasi. (Ant/prim)
Sumber: www.kompas.com, 29 September 2003

Rabu, 24 September 2003

Tol Pondok Pinang Urung Dibuka

Rabu, 24 September 2003, 8:55 WIB
Tol Pondok Pinang Urung Dibuka
Ulujami, Warta Kota
Pembukaan Tol Pondok Pinang-Veteran sepanjang 2,7 km yang merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) molor lagi. Semula, tol ini dibuka untuk umum Rabu (24/9) ini, tapi diundur lagi tanggal 30 September 2003.

"Rencananya memang dibuka Rabu pukul 24.00, tapi dibatalkan karena masih ada jembatan penyeberangan untuk masyarakat yang belum selesai. Jadi uji coba diundur hingga 30 September 2003," kata Kepala Humas PT Jasa Marga Satria Ganefanto di Jakarta, Selasa (23/9).

"Jembatan penyeberangan untuk masyarakat itu harus selesai dulu, baru tol dibuka untuk umum. Ini semata-mata demi keselamatan pekerja dan pengendara. Kami tak mau kecelakaan kerja robohnya beton yang terjadi Jumat (19/9) di Tol Pondok Aren-Ulujami terulang lagi," katanya lagi.

Dalam pengamatan Warta Kota Selasa sore, jalan tol itu sudah siap 90 persen. Jalan utama (main road) tol itu telah selesai. Saat ini tengah dibangun gerbang masuk (on rampl) dari Jalan Ciputat Raya dan off ramp (jalan keluar tol) Pondok Pinang. Jembatan yang dibangun adalah pengganti jalan masyarakat yang terbelah tol itu. Kemarin, balok beton jembatan (box gilder) baru dipasang.

Selain itu masih banyak material berserakan di tepi jalan utama itu. "Kalau memang mau dibuka Rabu malam, kami segera bereskan material-material itu," kata Rahardjo, Kabag Pengendalian Pelaksanaan Proyek Tol Pondok Pinang-Veteran.

Sementara itu, pembangunan ruas tol Veteran-Ulujami (1,3 km) yang menelan dana Rp 60 miliar terhambat pembebasan lahan di beberapa lokasi. Menurut Rahady Soebiyanto dari Subdiv Pengadaan Tanah Proyek Tol, masih ada empat lokasi di tepi Jalan Veteran yang belum dibebaskan.

Sesuai jadwal, tanggal 29 September akan dibuka beberapa ramp di TMII Junction seperti dari Bogor-Cilangkap, TMII-Cilangkap dan Ceger-Cawang. Tanggal 30 September pembukaan Tol Pondok Pinang-Veteran, Tol Pondok Aren-Bintaro-Ulujami.

FO Pancoran
Sementara itu, pembukaan jalan pada proyek underpass Pramuka,  jalan layang (fly-over/FO) Kuningan dan Pancoran akan dilakukan Oktober, tapi peresmiannya baru Desember 2003. Anggaran untuk underpass Pramuka mencapai Rp 28 miliar, FO Pancoran dan Kuningan masing-masing Rp 36 miliar dan total jenderal Rp 100 miliar.

"Kita upayakan awal Oktober sudah bisa open traffic di underpass Pramuka. Untuk fly-over Pancoran dan Kuningan akhir Oktober. Memang diperkirakan belum bisa 100 persen beres. Tapi, sudah bisa digunakan. Desember kita harapkan selesai semua," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Suena yang didampingi Kasubdis Jembatan DPU Eri Basworo kepada wartawan di Balai Kota. (luc/pra)
Sumber: www.kompas.com, 24 September 2003

Selasa, 23 September 2003

Mengurangi Kemacetan Sekira 40%, Senin, Mulai Difungsikan Tol Padalarang-Cikamuning

BANDUNG, (PR).- Hari pertama difungsikannya ruas jalan tol Padalarang-By Pass (Padalarang-Cikamuning) ditandai pemberian kartu tanda masuk (KTM) oleh Direktur Utama PT Jasa Marga Ir. Syarifuddin Alambai, M.T., kepada pemakai jalan tol pertama kali melintas, yaitu mobil Toyota Crown nopol D 1 NR yang ditumpangi Gubernur Jawa Barat Drs. H. Danny Setiawan, M.Si., di gerbang tol Padalarang Barat, Minggu (21/9) pukul 24.00 WIB. Tingginya volume kendaraan yang masuk dan keluar Kota Bandung melalui pintu tol By Pass Cikamuning mengakibatkan antrean kendaraan memanjang berjalan perlahan hingga lima kilometer.


ANTREAN kendaraan arah Purwakarta mulai memadati pintu tol Padalarang Barat (tol Cikamuning) yang telah dibuka, Senin (22/9). Sejak jalur tersebut dibuka, beban kendaraan di Padalarang arah Purwakarta mulai berkurang.*DUDI SUGANDI/"PR"

Dikatakan Dirut PT Jasa Marga, Ir. Syafuddin Alambai, M.T., dengan difungsikannya ruas jalan tol Padalarang-By Pass sepanjang 5,5 km yang menghabiskan biaya Rp 232,7 miliar, akan menghemat waktu tempuh dari Purwakarta ke Bandung atau sebaliknya. Bila melewati jalan lama (nontol) dibutuhkan waktu lebih dari 30 menit, tetapi bila melalui jalan tol hanya diperlukan waktu maksimal 10 menit.

"Ruas jalan tol Padalarang-By Pass merupakan bagian dari projek pembangunan jalan tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) sepanjang 58 km. Difungsikannya ruas jalan ini secara tidak langsung menghemat waktu tempuh maupun menghindari kemacetan di simpang Jalan Raya Padalarang," ujarnya.

Menurut Syaffudin, saat ini pembangunan jalan tol Cipularang yang sudah selesai adalah ruas tol Dawuan-Sadang sepanjang 12 km dan Padalarang-Cikamuning sepanjang 6 km. Sedangkan sisanya Cikamuning-Sadang sepanjang 40 km diharapkan selesai 2006. "Dengan selesainya pembangunan jalan tol Cipularang, jarak Bandung-Jakarta yang sebelumnya diperlukan waktu 3,5 jam, dapat ditempuh maksimal 2 jam," jelasnya.

Selain itu, jalan tol Cipularang juga sebagai penghubung antara jalan tol Padalarang-Cileunyi dan jalan tol Jakarta-Cikampek. Dengan demikian, pemakai jalan dari arah Merak, Tangerang, dan tol dalam Kota Jakarta, bila akan ke Bandung atau sebaliknya, bisa terus melalui jalan tol tanpa harus keluar ke jalan nontol.

Berdasarkan pantauan "PR" di lapangan, selepas "upacara" pembukaan yang dilakukan Senin (22/9) dini hari, puluhan kendaraan dari arah Cikamuning sudah mulai masuk ke gerbang tol Padalarang Barat (gerbang tol baru). Begitu pula kendaraan yang akan keluar dari gerbang tol Padalarang Barat.

Arus kendaraan di gerbang tol yang terletak di Desa Mekarsari Kec. Ngamprah Kab. Bandung itu cukup lancar. Namun, menjelang sore hingga petang, mulai terjadi antrean kendaraan cukup panjang di pintu keluar gerbang tol maupun menuju pintu masuk.

Meskipun tiga pintu keluar dibuka, antrean kendaraan masih panjang mencapai kira-kira 200 meter. Sedangkan dari arah Cikalong Wetan antrean kendaraan yang berjalan merayap mencapai sekira lima kilometer.

Kondisi seperti itu dikhawatirkan akan bertambah pada saat peak season, Senin malam atau Selasa subuh, antrean kendaraan semakin panjang. Hal itu karena bertepatan dengan berakhirnya liburan.
Namun demimikian, selepas gerbang tol, para pengendara akan merasa nyaman lagi. Bahkan, dalam waktu sekira 5 menit sudah sampai di Jalan Raya Bandung-Purwakarta (persimpangan Cikamuning). Arus lalu lintas di persimpangan tersebut terlihat cukup lancar. Sejumlah petugas dari Satlantas Polres Bandung siaga penuh melakukan pengaturan arus lalu lintas dari dua arah. Petugas sedikit terbantu dengan berfungsinya traffic light.

Sementara itu, para pengguna jalan tol yang ditemui "PR" menyambut gembira dibukanya ruas jalan tol Padalarang-By Pass karena akan menghemat waktu dan mengurangi stres. Hanya, mereka menyarankan kepada PT Jasa Marga agar memperlebar interchange di Padalarang.

"Saya baru pertama kali lewat Padalarang-By Pass. Saya dari Pasirkoja hendak ke Purwakarta. Satu kilomater sebelum interchange Padalarang, saya membaca rambu penunjuk jalan. Arah kiri ke Padalarang/Cianjur, sedangkan lurus ke Cikampek/Jakarta. Saya pun tetap berada di jalur kiri. Begitu pula 500 meter menjelang interchange. Namun, saya kaget saat sampai di interchange Padalarang, ternyata jalurnya menyempit. Saya yang berada di jalur kiri harus beralih ke kanan. Padahal biasanya jika berada di jalur kiri, kemudian akan tetap lurus, tetap saja harus berada di jalur kiri, tidak beralih ke jalur kanan," keluh seorang pengemudi.

Tronton dilarang
Kepala PT Jasa Marga Cabang Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) Ir. A. Tito Karim menambahkan dibukanya Padalarang-By Pass akan mengurangi beban jalan di sekitar daerah Padalarang dan Tagog Apu. Selama ini puluhan ribu kendaraan yang keluar dari gerbang tol Padalarang (gerbang tol lama) selalu terjebak kemacetan di daerah tersebut.

"Dengan dibukanya jalan tol tersebut, sebenarnya akan menghemat waktu perjalanan Bandung-Jakarta sebanyak 30 menit hingga satu jam. Namun, hal itu sangat bergantung pada arus lalu lintas di Jalan Raya Bandung-Purwakarta, terutama antara Cikamuning-Sadang," jelasnya.

Kasatlantas Polres Bandung AKP Sadiman yang mendampingi Kapolres Bandung AKBP Drs. Eko Hadi Sutejo, S.H., M.Si., menjelaskan untuk memperlancar arus lalu lintas di Jalan Raya Bandung-Purwakarta, terutama dari Cikamuning menuju Sadang atau sebaliknya, pihaknya telah menempatkan sejumlah petugas kepolisian di beberapa titik rawan macet dan rawan kecelakaan lalu lintas. "Kita sudah tempatkan petugas mulai dari Wadon (daerah yang perbatasan dengan Kab. Purwakarta), Cigentur, Cikubang, Cadas Gorowong hingga pertigaan Cikamuning," ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga membatasi waktu beroperasinya truk tronton yang menjadi penyebab kemacetan. Truk-truk tersebut boleh beroperasi mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 5.00 WIB (hari Senin hingga Jumat). Sementara hari Sabtu, Minggu, dan hari libur hanya boleh beroperasi pada malam hari.

Menyinggung pengaturan lalu lintas di persimpangan Cikamuning, tempat keluar-masuknya kendaraan dari jalan tol menuju Jalan Raya Bandung-Purwakarta, Satlantas Polres Bandung sudah menempatkan sejumlah petugas. "Kita tidak ingin terjadi kemacetan baru di Cikamuning atau memindahkan kemacetan dari Padalarang ke Cikamuning," tegasnya.

Mengenai kemacetan di sekitar Padalarang, menurutnya, akan berkurang sekira 40%. Meski begitu, pihaknya akan tetap melakukan pengaturan lalu lintas dengan menempatkan petugas, terutama di sekitar Pasar Tagog, pertigaan Jalan Tagor-Padalarang, dan sekitar Stasiun Kereta Api Padalarang.

"Seperti diketahui, di kawasan tersebut masih banyak kendaraan tradisional seperti andong dan becak. Belum lagi kendaraan umum. Kita minta mereka mulai beroperasi di atas pukul 10.00 WIB," tambahnya. (A-87/A-115)***
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 23 September 2003

Minggu, 21 September 2003

Pembukaan Tol Baru Kurangi Kemacetan 40%

BANDUNG, (PR).- Menjelang dibukanya ruas tol "Padalarang By-pass" (Tol Padalarang-Cikamuning) untuk umum, Minggu (21/9) pukul 24.00 WIB, sejumlah petugas PT Jasa Marga Cabang Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) tampak sedang melakukan berbagai persiapan.


SEORANG petugas tengah mengerjakan pembuatan petunjuk arah sebelum dipasang di sekitar gerbang tol Padalarang Barat, Sabtu (20/9). Penggunaan jalan tol Padalarang - Cikamuning ini menurut rencananya akan di resmikan pada hari ini, pukul 24.00 WIB.*AGUS ARDJITO/"PR"

Berdasarkan pantauan "PR" di lapangan, sejumlah petugas terlihat sedang membersihkan debu dan batu kerikil yang berada di ruas jalan tol sepanjang 6 km. Petugas lainnya tampak sedang membuat marka jalan dan memasang rambu-rambu lalu lintas. Penerangan jalan umum (PJU) sudah menyala. Sementara itu, di persimpangan tol Cikamuning dengan jalan raya Bandung-Purwakarta sedang dipasang traffic light untuk memperlancar arus lalu lintas yang keluar dan masuk jalan tol.

"Upacara" pembukaan "Padalarang By-pass" akan diselenggarakan, Minggu (21/9) pukul 20.00 WIB. Sebelumnya, pada pagi hari hingga sore akan diadakan lomba sepeda santai dan kegiatan menghibur lainnya.
Kepala PT Jasa Marga Cabang Padaleunyi, Ir. A. Tito Karim mengatakan meskipun pembangunan jalan tol Padalarang-Cikamuning sepanjang 6 km telah menghabiskan dana sebanyak Rp 190 miliar, pihaknya belum mengenakan tarif.

"Kita masih menunggu keputusan presiden (keppres) tentang besarnya tarif dan kapan akan diberlakukannya. Kita mengusulkan tarifnya Rp 300,00/km atau Rp 2.000,00 dari Padalarang ke Cikamuning," ujarnya.

Pihaknya berharap dibukanya "Padalarang By-pass" akan mengurangi beban jalan di sekitar daerah Tagog Apu. Selama ini, puluhan ribu kendaraan yang keluar dari gerbang tol Padalarang (gerbang tol lama) selalu terjebak kemacetan di daerah tersebut.

Ditambahkan, "Padalarang By-pass" sepanjang 6 km merupakan bagian dari ruas tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang). Begitu pula dengan ruas tol Cikampek-Sadang sepanjang 12 km yang sudah dibuka untuk umum beberapa waktu lalu.

"Dengan dibukanya kedua jalan tol tersebut, sebenarnya akan menghemat waktu perjalanan Bandung-Jakarta sebanyak 30 menit hingga 1 jam. Namun, hal itu sangat bergantung pada arus lalu lintas di jalan raya Bandung-Purwakarta, terutama antara Cikamuning-Sadang," jelasnya.

Berkurang 40%
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bandung, AKBP Drs. Eko Hadi Sutejo, S.H., M.Si., memprediksikan dengan dioperasikannya jalan tol Padalarang-Cikamuning sepanjang 5,54 km, di Desa Tagogapu dan Bojong Koneng, kemacetan lalu lintas di ruas Jalan Raya Padalarang akan mengalami penurunan hingga 40%. "Penurunan volume kendaraan tersebut merupakan kendaraan dari dua arah dari Purwakarta menuju Bandung atau sebaliknya hingga 40% lebih," ujar kapolres didampingi Kasatlantas Polres Bandung, AKP Sadiman, seusai acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kasat Reskrim Polres Bandung dari AKP Umar S. Fana, S.H., S.Ik., kepada AKP Slamet Urlandi, S.H., S.Ik., bertempat di Mapolres Bandung, Sabtu (20/9).

Dikatakan kapolres, prediksi berkurangnya volume kendaraan yang masuk di ruas Jalan Raya Padalarang didasarkan pada jumlah kendaraan yang masuk ke Bandung dan Cimahi dari arah Purwakarta. Di mana setiap jamnya, tidak kurang dari 2.000 unit kendaraan dari arah Purwakarta menuju Bandung atau sebaliknya melewati ruas Jalan Raya Padalarang.

"Hal tersebut berdasarkan pantauan pada hari-hari biasa. Kalau memasuki akhir pekan, mulai dari Jumat malam hingga Minggu malam, volume kendaraan dapat mencapai dua kali lipat," ujarnya.

Padahal, berdasarkan hasil kajian instansi terkait, dalam hal ini Dinas Perhubungan dan Jasa Marga, kapasitas Jalan Raya Padalarang hanya untuk sekira 600 unit setiap jamnya. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab menumpuknya kendaraan hingga mengakibatkan kemacetan di jalur Padalarang.

Selain lebar ruas jalan yang sangat terbatas, faktor lain yang juga merupakan penyebab kemacetan di sekitar Padalarang, terutama kawasan Tagog, adalah masih banyaknya kendaraan tradisional, seperti pedati dan becak. Belum lagi jumlah kendaraan umum yang pada jam-jam tertentu berhenti di beberapa titik, seperti Pasar Tagog dan pertigaan Jalan Tagor-Padalarang, serta di kawasan Stasiun Kereta Api Padalarang.

Lebih jauh dikatakan kapolres, selama ini isu kemacetan lalu lintas Padalarang telah menjadi isu besar di masyarakat yang oleh Mabes Polri dijadikan sebagai masalah nasional. "Bahkan, secara khusus setiap hari besar, jalur Padalarang dilakukan pengawasan, pengamanan, dan pengaturan secara khusus," ujarnya.

Sementara itu, mengenai kemungkinan timbulnya perpindahan kemacetan dari akses pintu tol Padalarang ke pintu tol "sementara" Cikamuning, sejauh ini jajaran Lantas Polres Bandung masih akan melakukan pemantauan yang akan dikaji setiap minggunya. Meski demikian, pihaknya telah melakukan konsolidasi dengan pihak terkait. "Namun, kami akan melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kemacetan di pertigaan Jalan Raya Tagogapu-Cikamuning tersebut," ujarnya.

Walau demikian, pihaknya akan mengupayakan normalisasi arus lalu lintas di jalur itu. Dengan harapan, dalam masa uji coba tersebut tidak terjadi kemacetan maupun hambatan bagi pengguna jalan.

Kapolres menyebutkan, untuk mewujudkan tujuan itu, pihaknya perlu bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait, yang dalam hal ini Dinas Perhubungan Kab. Bandung dan Jasa Marga selaku pengelola jalan tol. "Dengan demikian, penanganan kemacetan lalu lintas dan pengamanan di sana dilakukan secara komprehensif oleh tiga instansi terkait tersebut," ujarnya.

Dikatakan kapolres, kemacetan yang kerap terjadi di ruas Jalan Raya Padalarang telah memberi dampak cukup besar dari segi sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hal itu bisa dilihat dari jumlah arus lalu lintas yang melewati jalur Padalarang setiap harinya yang mencapai 25.000 sampai 30.000 kendaraan. Sementara itu, untuk hari libur dan akhir pekan, bahkan meningkat sampai dua kali lipat.

Menurut dia, kerugian dialami masyarakat di kawasan macet itu cukup banyak. Di samping itu, kemungkinan muncul peluang gangguan kriminalitas lebih besar hingga membuat masyarakat setempat kurang merasa aman.

Mengenai upaya pihak Jasa Marga melakukan perlebaran jalan arteri selepas gerbang tol selebar 1,5 meter sehingga dapat dilewati dua lajur kendaraan, dikatakan kapolres secara langsung dapat mengurangi tingkat kemacetan. "Bahkan, dengan dipasangnya traffic light selain mengurangi kemacetan juga menghindari timbulnya kecelakaan di kawasan tersebut," ujar kapolres seraya menambahkan untuk menghindari timbulnya kemacetan akibat kendaraan yang mogok atau mengalami kemacetan pihak Jasa Marga menyediakan derek gratis, seperti di beberapa pintu tol lain. (A-87/A-115)***
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 21 September 2003

Sabtu, 20 September 2003

Ruas Tol Cikamuning Dibuka untuk Umum

BANDUNG, (PR).- Mulai Minggu (21/9) pukul 24.00 WIB, ruas tol Padalarang By Pass (Tol Padalarang-Cikamuning) sepanjang 6 km dibuka untuk umum. Namun, pembukaan tersebut sifatnya masih uji coba karena PT Jasa Marga Cabang Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) belum mengenakan tarif. "Para pengendara yang melewati tol Cikamuning akan dikenakan tarif yang sama dengan mereka yang keluar dari gerbang tol Padalarang," ujar Kepala PT Jasa Marga Cabang Padaleunyi Ir. A. Tito Karim, Jumat (19/9).

Dikatakan, selama ini jumlah kendaraan yang keluar dari gerbang tol Padalarang (gerbang tol lama) mencapai 17.000 hingga 18.000 kendaraan per hari. Selepas gerbang tol, puluhan ribu kendaraan tersebut biasanya terjebak kemacetan.

"Dengan dibukanya Padalarang By Pass, kita perkirakan 40% atau sekira 7.000 kendaraan per hari akan pindah ke Cikamuning (gerbang tol baru). Dengan demikian, beban jalan di daerah Tagog Apu yang selama ini sering macet menjadi semakin berkurang," tambahnya.

Di sisi lain, dibukanya Padalarang By Pass akan berpengaruh terhadap jalan arteri Bandung-Purwakarta, terutama dari Cikamuning hingga Sadang. Beban jalan tersebut akan semakin meningkat. Terlebih dengan telah dibukanya tol Cikampek-Sadang pada pertengahan Agustus lalu.

"Pembukaan ruas tol Cikampek-Sadang sepanjang 12 km dan Padalarang-Cikamuning sepanjang 6 km yang merupakan bagian dari ruas tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) sebenarnya akan menghemat waktu perjalanan Bandung-Jakarta sebanyak 30 menit hingga 1 jam. Namun, hal itu sangat bergantung pada arus lalu lintas di jalan raya antara Cikamuning-Sadang," jelasnya.

Agar arus lalu lintas di jalan arteri sepanjang 49 km itu berjalan lancar, pihaknya menyarankan truk-truk besar supaya beroperasi pada malam hari. Selain itu, kondisi jalan yang bergelombang agar segera diperbaiki. Pada saat peak season (akhir pekan atau libur nasional), petugas kepolisian agar melakukan pengaturan lalu lintas.

Ditambahkan Tito, bersamaan dengan dibukanya Padalarang By Pass, PT Jasa Marga akan memperketat kendaraan yang overload. Truk-truk bermuatan lebih dari 10 ton akan dilarang masuk tol. Hal itu supaya jalan tidak cepat rusak dan pengguna jalan tol lainnya, terutama kendaraan pribadi merasa aman dan nyaman.

Menyinggung tentang waktu dan besarnya tarif yang akan diberlakukan di ruas tol Padalarang By Pass, PT Jasa Marga masih menunggu keputusan presiden (keppres). "Jalan tol Padalarang-Cikamuning sepanjang 6 km telah menghabiskan dana Rp 190 miliar. Untuk itu, kita mengusulkan tarifnya Rp 300,00/km atau Rp 2.000,00 dari Padalarang ke Cikamuning," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan "PR" di lapangan, pengerjaan projek sudah hampir selesai 100%. Begitu pula dengan pembangunan jembatan Cimeta sepanjang 420 meter. Kendaraan bisa melaju dengan mulus, bahkan Padalarang-Cikamuning bisa ditempuh dengan waktu hanya 7 menit.

Namun, kendaraan harus hati-hati ketika akan menuju Jalan Raya Bandung-Purwakarta (Cikamuning) karena selepas keluar dari Padalarang By Pass, jalannya menurun, menikung, dan menyempit. Selain itu, di sisi kiri dan kanan jalan sepanjang 900 meter itu terdapat tebing yang cukup curam. Laju kendaraan harus diperlambat jangan sampai masuk "jurang". (A-115)***
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 20 September 2003

Selasa, 09 September 2003

Hindari Perempatan Cawang

HINDARI PEREMPATAN CAWANG
Selasa, 09-09-2003, 08:14 WIB
Saat ini Pemda DKI sedang mengerjakan proyek pembuatan terowongan di perempatan Cawang. Sebagian lajur lalu lintas digunakan untuk pekerjaan tersebut sehinga arus lalu lintas tersendat terutama pada pagi hari.

Antrean kendaraan kendaraan di Ruas Tol Jagorawi mencapai Pasar Rebo demikian juga Ruas Tol Pondok Pinang - Kampung Rambutan, sedangkan Ruas Cikampek antrean mencapai Simpang Susun Cikunir.

Diperkirakan masa pelaksanaan pembangunan selama 2 tahun, dan disarankan agar pemakai jalan memghindari perempatan Cawang.
Sumber: infotol.astaga.com, 9 September 2003