Senin, 14 Agustus 2000

Selamat Jalan, Nita!

Amanat Nita Tilana, Diumrahkan Rully
Selamat Jalan, Nita! 
KEPERGIAN Nita Tilana (33), untuk selama-lamanya, jadi sebentuk melodrama yang memedihkan hati, Kamis pekan lalu. Perjuangan gigih Nita melawan penyakitnya melambangkan katabahan dan ketegaran. Kesetiaan Rully Amada (30), suaminya, yang secara intens mendampingi sejak Nita jatuh sakit hingga detik-detik penghabisan, melambangkan keagungan dan keindahan cinta. Tragika hidup seorang Nita yang membawa pergi cinta utuh Rully ini disajikan di dua halaman berikut ini (4 & 5). Selain reportase seputar masa kritis hingga kematian Nita, tulisan dilengkapi aneka komentar dan kenangan sejumlah anggota keluarga, kerabat dan teman dekatnya. 
 
SETELAH berjuang keras melawan penyakit kanker leher rahim, Nita akhirnya kembali ke pangkuan Allah SWT untuk selamamya. Nita meninggal pada Kamis (10/8) pukul 11.10 WIB di RS Pondok Indah, Jakarta, di mana dia dirawat inap sejak 7 Juli 2000, sepulang dari pengobatannya di Singapura.

Pada saat-saat terakhirnya Nita ditemani oleh Rully Amada, suaminya, dua kakaknya, Ria HD dan Ray Bachtiar, serta Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang kebetulan hadir menjenguknya. ''Saya pegang tangan kanannya,'' kata Rully dengan tenang dan tabah. Dalam kondisi yang sudah sangat lemah itu Nita dibimbing oleh Cak Nun dan Rully untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. ''Mudah-mudahan Nita mengikutinya dalam hati,'' jelas Rully lagi.

Kondisi Nita memang memburuk sejak Selasa (8/8). ''Dokter memperkirakan Nita hanya akan bisa bertahan selama 12 jam,'' cerita Rully. Semua anggota keluarga Nita pun berkumpul. Meski kondisinya yang melemah membuatnya hanya bisa berbaring tak bergerak, dia ternyata masih bisa merasakan keadaan sekelilingnya. ''Terlihat dari sinar matanya,'' tambah pria yang menikahi Nita pada 23 Oktober 1999 ini.

Pada Rabu (9/8) pagi, di Jakarta beredar kabar, Nita telah meninggal dunia. Pada pagi hari itu pula kamar 3301 RS Pondok Indah di mana dia dirawat telah ''diserbu'' wartawan dari aneka media. Sejumlah artis, seperti Shania, Jeremy Thomas, Sylvana Herman, Sandy Nayoan dan Indra Lesmana yang kebetulan berobat ke sana ikut pula menjenguk Nita. Malam harinya, kondisi Nita dinyatakan mulai membaik. ''Malam itu kami mengadakan salat istighosah untuk mendoakan Nita,'' cerita Ray Bachtiar, kakak kedua Nita. Salat dilanjutkan dengan tahajud bersama.

Pagi harinya, Nita dimandikan. Kata Rully, kondisi Nita makin tenang. Pada sekitar pukul 10.00 WIB, kondisinya menurun kembali. Hingga akhirnya, pukul 11.30, Armand Maulana, adik bungsu Nita, mengumumkan kepada para wartawan bahwa Nita telah berpulang.

ATAS permintaan keluarga, jenazah Nita langsung dibawa ke rumah duka, di Jalan Kemala Persada, Blok 14 No 3, Bekasi Barat, kediaman Nita dan Rully. Rumah ini berdekatan dengan rumah kakak Nita, Dra Nane Meyane. Jenazah Nita disemayamkan di ruang tamu.

Pada pukul 14.00 WIB, jenazah dimandikan dengan Ibu Nuriani dari Yayasan Bunga Kemboja (YBK) sebagai pemimpin acara. Nita dimandikan oleh saudara kandung dan iparnya. Di luar, sejumlah artis ikut melayat. Antaranya Titi DJ, Rita Effendy, Ari Tulang, Oscar Lawalatta, AB Three dan Desy Ratnasari. Pada pukul 14.40 WIB, jenazah dibawa masuk kembali ke ruang duka, dan dilakukan salat jenazah. Desy ikut dalam upacara yang dipimpin oleh Ustad Aziz dari YBK sebagai imam.

Usai salat jenazah, mewakili keluarga, Rully, Ria HD, dan Ray Bachtiar, keluarga besar Nita mengucapkan terima kasih atas simpati dan bantuan berbagai pihak. ''Pesan terakhir Nita, tolong jaga Rully,'' imbuh Ria. Ini dibenarkan Rully. Beberapa hari sebelum kritis, Dewi dan Armand datang untuk membacakan doa. ''Tapi dia malah minta agar mereka mendoakan saya saja, dan menjaga saya,'' kata Rully.

Menjelang sore hari, rombongan pelayat makin banyak. Rekan-rekan Nita berdatangan silih berganti. Ada Bella Saphira, Nia Daniaty, Camelia Malik, Vinny Alvionita, Monica Oemardi, Eko Patrio, Yana Julio, Agus Wisman, Andre Hehanussa, Trie Utami, Denny Malik, Rita Dinah Kandi, Titiek Puspa, dan lain sebagainya.

Jenazah Nita, sesuai keputusan keluarga, dimakamkan pada Jumat (11/8) di pemakaman umum Sirnaraga di Bandung dan diberangkatkan seusai salat subuh. Di pemakaman itulah kakek-nenek Nita dimakamkan. Menurut Ray, Nita ingin dimakamkan di dekat makam ayah-ibunya, di pemakaman Buah Batu. Untuk memenuhi keinginan ini, dalam waktu dekat makam orangtuanya bakal dipindahkan ke Sirnaraga.

Menurut Ray, Nita memang sangat dekat dengan ibunya yang meninggal karena stroke pada 1987. ''Nita pula yang menemani ibu pada saat-saat terakhirnya, seperti yang dilakukan oleh Rully sekarang,'' kata Ray lagi.
Selamat jalan, Nita!

. Nona Fiona, Amanda Andono, Pipin Talisah S
Foto: Nuryanto Eddy P


 
RULLY AMADA
DUA hari silam, saat Armand dan Dewi datang, dia minta supaya doakan saya. ''Jagain Rully!'' Meninggalnya juga bagus, kelihatan sudah pasrah. Saya juga sudah ikhlas melepasnya. Nggak ada firasat. Saya rasa ini yang terbaik untuk Nita. Kalau memang harus dipanggil, ya kita ikhlaskan. Kalau memang tidak, jangan sampai dia menderita lama.

Saya terakhir bicara dengan Nita, sekitar dua hari sebelum kondisinya kritis. Hingga saat terakhir, infusnya masih terus dipasang. Hanya oksigen saja yang dia tidak mau. Selama masih bisa bernapas sendiri dia nggak mau pakai. Makannya juga biasa, nggak pakai infus.

Hal terakhir yang diinginkan Nita, umrah. Insya Allah, saya akan umrahkan secepatnya. Sampai terakhir dia tetap tabah. Dia selalu menyebut-nyebut ibu, maka saya simpulkan dia ingin (dimakamkan, Red) dekat ibunya. Karenanya makam ibu dan bapaknya nanti akan dipindah ke Sirnaraga.

Saya nggak berencana balik ke Jepang, dan ingin tetap di sini. Saya sudah cukup bahagia bersama dia. Saya sendiri ingin selalu dekat dia. Dalam waktu dekat ini ibu saya juga akan datang dari Jepang. Tapi, masih kesulitan dalam masalah mengurus visa.

. nona

RIA HD (KAKAK SULUNG)

NITA itu orang yang kurang memperhatikan kesehatannya sendiri. Dia malas ke dokter, padahal waktu itu dia sudah sakit lever. Dia yakin akan kekuatannya sendiri. Yang pasti, pesannya kepada kami adalah ''tolong jagain Rully'. Rasanya sih memang wajar kalau dia minta begitu. Rully yang menjaga Nita sebelum nikah sampai sekarang.

Walaupun terbaring terus, Nita masih selalu mengajak salat berjamaah. Satu keinginan dia, umrah. Dan, insya Allah, Rully akan melaksanakannya untuk dia. Saya belum tahu kapan pastinya.

Waktu kecil Nita sudah genit, sudah senang jadi desainer. Dia suka mengisi acara tari-tarian yang diadakan di sekolahnya. Dia bikin desain baju dan menciptakan koreografi. Itu merupakan kreativitasnya. Nita itu lucu, rame dan manja. Kata Armand, anak bungsunya malah Nita, bukan dia.

. pien

NANE MEYANE (KAKAK KETIGA)

TIGA hari kita doain Nita. Semua enam bersaudara kami ada di rumah sakit. Hari pertama, kita semua tidur di situ. Hari meninggalnya, saya dan Armand pulang untuk istirahat. Yang jaga waktu itu Teh Ria dan Rully.

Nita itu meninggal sangat bening sekali (bersih, Red). Ini merupakan ujian buat Rully. Orang yang lulus ujian itu kayaknya memang dia. Kita memang sedih, tapi sekarang kita lebih sedih lagi kalau lihat Rully. Karena sudah dekat banget. Nita menganggap saya sebagai ganti ibunya, jadi dia paling dekat dengan saya. Memang harus ada salah satu yang lebih dewasa, dan akulah yang selalu membimbing Nita.

. ama, pien

RAY BACHTIAR (KAKAK KEDUA)

SAYA merasa sangat kehilangan, sebab dia itu masih muda. Nita itu bandel dan keras kepala. Hubungan Nita dengan keluarga selama ini baik, karena kami kan selalu kumpul bersama. Nita itu banyak sekali keinginannya. Dia ngotot pengen jadi penyanyi, dan akhirnya tercapai walaupun cuma satu album dan cuma pas-pasan.

Selama Nita sakit, kami sudah mencoba berbagai macam pengobatan. Pengobatan alternatif apa pun kami terima asal bisa membantu. Dan kami juga membantu dengan doa tentunya. Keinginan Nita yang belum terlaksana, yang paling penting sih umrah. Dan, Rully akan melaksanakannya untuk Nita.

. pien

ARMAND MAULANA (ADIK)

PADA Senin malam sejak Nita koma, sebenarnya dokter sudah memperkirakan waktu tinggal 12 jam lagi. Karena terlampaui, jadi kami mengira hanya koma yang lama. Selama itu kami sekeluarga berdoa terus. Malah, pada jam 02.00 (Kamis) pagi saya sempat pulang untuk istirahat dan ganti baju. Kebetulan Cak Nun datang dari Yogya. Kita doa bareng. Habis itu udah flatliner.

Pada Jumat (4/8) lalu Nita masih bisa komunikasi, walaupun lemah. Pada Senin malam pesan terakhir Nita. Katanya, ''Tolong temani doa buat Rully saja, supaya dia jangan ninggalin saya.'' Dari dulu Rully memang kuat dan tegar. Melihat keadaan Nita sejak Senin, kami berdoa, minta jalan yang terbaik. Dalam artian kalau memang mau sembuh, sampai bisa ''lari'' lagi. Kalau memang sudah waktunya, ya silakan.

. ama

NITA DALAM KENANGAN

NAMA lengkap penyanyi dan presenter ini Ratu Nita Tilana. Sebetulnya, kariernya sebagai ''artis'' belum lama. Baru sekitar empat tahunan. Penyanyi yang senang mengenakan baju dan aksesori funky dan full color ini bersama Neta KD pernah menjadi backing vocal grup KLA Project. Pada 1996 ia menelurkan album solo perdananya, Kau Bohong. Klip video perdananya, Tak Ada Waktu, unik dengan sistem one take shot (adegan tidak terputus sekali syut). Dengan rambut shaggy dan gayanya menepis-nepiskan jari tangan di wajahnya di klip video itu menjadi ciri khasnya setiap kali manggung.
Lahir dari pasangan mendiang Tubagus Ahmad Dradjat dan Endeh Khadijah ini sempat pacaran dengan Nugie di medio 1996. Dua tahun kemudian mereka putus. Ia lalu membuka galeri berisi barang-barang bekas para artis di pertengahan 1998 yang diberi nama NitNot's Gallery. Acara infotainment di ANteve, Panorama, dan sebuah variety show di TPI, dipercayakan kepadanya sebagai pembawa acara.

Segala kesibukannya terhenti ketika ginjalnya mengalami abses di akhir September 1999. Kakinya yang membengkak mengharuskan mojang yang lahir 8 Oktober 1967 ini istirahat total. Dalam keadaan sakit, kekasihnya, Rully Amada menyuntingnya. Pernikahan diselenggarakan sangat sederhana di kontrakan mereka di Persada Kemala, Bekasi, pada 23 Oktober 1999.

Pemeriksaan intensif menunjukkan, di mulut rahim Nita bersarang kanker berukuran 15 cm yang membuat ginjalnya sakit dan kakinya membengkak. Sejak Januari 2000 ia menjalani pengobatan selama dua bulan di Singapura. Proses radioterapi membuat nafsu makannya turun walaupun kankernya sempat mengecil. Bobot tubuhnya pun berkurang 10 kg.

Di tengah-tengah sakitnya itu, Nita sempat muncul di program Pesta Indosiar. Ini terjadi pada medio Maret. Didampingi Rully, ia melantunkan September Ceria. Tak sangka, bobotnya makin berkurang hingga 31 kg. Pertengahan Juli ia diopname lagi karena masalah ginjalnya. Tumor di panggulnya pun kian terasa. Bersimpati pada penderitaan Nita delapan program tayangan infotainment menggelar acara Dari Kami untuk Nita pada 27 Juli 2000 di Musro, Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Dari acara ini terkumpul sumbangan sebesar Rp 220 juta.

Sayang, kanker yang menggerogoti leher rahimnya tak mau kompromi. Setelah hampir sebulan dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, kondisinya kian memburuk. Pada Kamis pekan lalu Nita pun meninggalkan Rully, keluarga, dan kaum haindai taulannya. Untuk selama-lamanya....

. ama

DEWI GITA (ADIK IPAR)

PADA hari-hari terakhir, ketika berbaring di rumah sakit, Nita masih sanggup bicara. Nita, seringkali berpesan kepada saya dan Armand Maulana. ''Tolong ya, jika kelak saya tak ada, jaga-jaga suami saya, Rully!'' Suaminya, menurut Nita, adalah segala-galanya. Rully baik, sangat pengertian, dan tetap setia dalam keberadaan Nita yang sakit.

Kata Nita, jika ia kembali sehat, hidupnya untuk berbakti dan menyayangi suami. Seperti berbaktinya Rully dalam merawat dan menunggui Nita. Sampai hari terakhir, Nita tak sanggup lagi bicara, yang terdengar kepada kami, ''Tolong jaga Rully, doakan Rully....''

Saya tak paham, apa yang dimaksud oleh Nita jaga dan doakan Rully. Soalnya suaranya pelan, nyaris tak terdengar.

. zar 


MELLY MANUHUTTU
AKU sempat menjenguk kemarin (Rabu), tapi nggak boleh masuk. Yang boleh cuma keluarga. Pas denger udah meninggal aku langsung ke sini. Kebetulan aku memang sudah kenal banget sama Teh Ria HD sebelum Teh Nita buat album.

Sebetulnya aku cocok banget sama Teh Nita. Walaupun jarak umurku jauh sama dia, tapi kalau ngomongin soal baju dan pernik-pernik yang heboh kita pasti sama. Sealiran. Apa yang dia suka dan pakai aku pasti naksir. Begitu juga sebaliknya. Kita jadi sering saling tukar informasi tentang baju dan aksesori, di mana beli atau bikin-nya. Kalau inget itu jadi sedih deh...

. ama

DESY RATNASARI

KAGET juga mendengar Nita meninggal. Kayaknya nggak percaya. Tapi kalau melihat betapa tegarnya dia dan keluarganya, saya kagum. Terutama suaminya. Dia tabah dan sabar sekali.

Saya bayangkan betapa sakitnya Nita. Mungkin memang ini yang terbaik buat Nita, daripada dia harus menahan penderitaannya selama ini. Saya ikut berduka cita untuk keluarga yang ditinggalkan.

. ama

TRIE UTAMI

KAMI udah kenal lama banget, sejak tahun 80-an. Karena kami sama-sama di Bandung, sama-sama bermusik. Apalagi keluarga Nita juga urusannya seni. Saat itu aku belum jadi penyanyi, Nita dan Armand juga belum jadi penyanyi. Sama saya, nggak pernah ada masalah. Hubungan kami selalu baik. Mungkin karena sama-sama orang Sunda, jadi lebih dekat. Dan nggak sebatas hubungan kerja. Kalau saling telepon ceritanya macam-macamlah. Sekitar tujuh-delapan tahun yang lalu, Nita dan Dewi Gita juga pernah jadi backing vocal saya, sewaktu masih di Krakatau.

Terakhir ketemu, waktu Nita nikah, di sini juga. Melihat keadaan Nita sewaktu sakit, saya termasuk nggak kuat. Jadi, saya lebih banyak mendoakan. Lagian pada saat itu saya nggak tahu betul kondisinya bagaimana.

. nona

TITIEK PUSPA

NITA itu periang, cecet-coet orangnya dan gampang bergaul. Dia ramah dan semangatnya tinggi. Saya malah belum sempat jenguk ke rumah sakit karena saya masih sibuk ngalor-ngidul. Banyak urusan. Saya memang sudah lama sekali nggak ketemu sama Nita. Selama dia sakit, kita cuma berhubungan dengan telepon. Cerita bagaimana keadaannya. Kami sekeluarga juga suka kirim sesuatu ke Nita. Makanya anak-anak saya kepingin ke sini juga.

Saya kenal Nita sudah lama, sebelum dia buat album. Kenangan terakhir saya dengan Nita, waktu syuting acara ulang tahun RCTI beberapa tahun yang lalu. Karena menunggu lama, kami mengobrol ke sana-kemari sambil cekakak-cekikik. Rully itu suami yang teladan, Manusia langka.

. pien 
Sumber: Tabloid Citra, Edisi 540/Tahun XI, Periode 14-20 Agustus 2000

Sabtu, 12 Agustus 2000

Nita Dimakamkan di TPU Sirnaraga

12 Agustus 2000 - BERITA UTAMA

.

.

Nita Dimakamkan di TPU Sirnaraga

BANDUNG, (PR).-
Hujan air mata mengiringi pemakaman artis Nita Tilana di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim Sirnaraga, Bandung sekitar pukul 10.00 WIB, Jumat kemarin. Sebelum dimakamkan, jenazah Nita Tilana dishalatkan di Mesjid Habiburrahman IPTN oleh ratusan jamaah baik dari keluarga, artis, maupun masyarakat sekitar.

Selain dihadiri puluhan artis terutama dari Kota Kembang, pemakaman Nita Tilana juga dihadiri ribuan masyarakat yang turut larut dalam duka yang mendalam. Masyarakat termasuk ratusan anak sekolah juga ingin melihat para artis yang selama ini hanya ditonton lewat TV. “Selain ingin mendoakan, saya juga ingin lihat artis kesayangan,” kata Titin (40) asal Cicendo yang menyempatkan datang ke TPU Sirnaraga setelah mengantar anaknya ke sekolah.

Sedangkan, artis yang ikut mengiringi pemakaman Ratu Nita Tilana — nama lengkap Nita Tilana — di antaranya Harry Roesli; Izur Muchtar, Daan, Pujo, dan Tika Panggabean (P-Project), Uci Amarta, Happy Pretty, Jaka dan Sam Bimbo, Mel Shandy, Inka Christi, Aji Sutama, Sita dan Dewi (personel RSD), dan Iwan Zein.

Rully Amada (30), suami Nita Tilana, seperti hari-hari sebelumnya, terlihat tabah menghadapi semua peristiwa yang baru saja dialaminya. Sedangkan Dewi Gita, adik ipar Nita, tak bisa menahan tetesan air matanya dan matanya terlihat sembab, meski ditutupi dengan kacamata hitam. Namun suami Dewi, Armand Maulana, vokalis Grup Gigi, tidak terlihat saat pemakaman kakaknya karena sedang manggung di Ujungpandang. Armand baru bisa pulang Jumat malam kemarin sehingga tak sempat menyaksikan detik-detik terakhir pemakaman kakaknya. “Armand tak bisa menolak karena sudah dikontrak sejak lama untuk show di Ujungpandang,” kata Uci Amarta.

Menurut Iszur Muchtar, dirinya bertemu terakhir dengan almarhumah ketika menjenguk di RS Pondok Indah pada Minggu (6/8) lalu. Waktu itu Nita sedang tertidur setelah meminum obat yang diberikan dokternya. “Meski penyakit sudah menggerogoti tubuh, tapi almarhumah termasuk wanita yang amat tabah menghadapinya,” katanya.

Nita termasuk wanita yang mempunyai semangat hidup yang membaja sampai detik-detik terakhir saat akan menghembuskan nafas terakhir. “Apa boleh dikata ternyata Allah telah menggariskan hidup almarhumah seperti itu dan menghembuskan nafas terakhirnya Kamis kemarin,” ujarnya.

Sejak duduk di bangku SMA, Iszur sudah mengenal dan bergaul dengan almarhumah. Dalam mencapai obsesinya sebagai artis, Nita mempunyai semangat juang yang tanpa kenal putus asa. Tentunya ditunjang pula dengan potensi dan bakat yang ada dalam diri almarhumah. “Meski sudah menjadi artis, almarhumah tetap bersemangat hebat untuk membuka usaha. Semangat inilah yang harus ditiru artis-artis lainnya,” katanya.

Hal yang perlu dicatat, kata Iszur, adalah sifat almarhumah yang tetap mempunyai kepedulian tinggi baik kepada sesama artis maupun masyarakat. Iszur mencontohkan ketika dirinya dan P-Project menempati rumah kost di bilangan Kalibata, Jakarta. “Kami ikut menyetrika baju malah almarhumah sering memberi kami makan,” timpalnya.

Sedangkan Uci Amarta mengakui berjumpa terakhir dengan almarhumah tahun 1999 lalu ketika dirinya menggelar show di Jakarta. Setelah show, Nita mendatangi Uci dan memuji penampilannya sebagai pertunjukkan yang asyik dilihat dan enak dinikmati. “Waktu itu almarhumah belum mempunyai pasangan,” katanya.

Uci merasa terkejut karena begitu singkatnya persahabatan antara ia dan almarhumah. Apalagi, Nita terserang penyakit kanker rahim ganas hingga merenggut nyawanya.

“Sebenarnya kanker rahim bisa kita cegah asalkan kita rajin konsultasi dan memeriksakan diri ke dokter. Mungkin karena kesibukan hingga almarhumah tak sempat memeriksakan dirinya,” katanya.

Secara pribadi, Uci merasakan amat kehilangan dengan meninggalnya Nita Tilana. Apalagi sebagai artis yang lahir dan dibesarkan di Kota Kembang. “Sudah pasti kita-kita amat kehilangan almarhumah,” katanya.

Perasaan amat kehilangan ditandaskan pula Mel Shandy. Hanya saja, Mel mengatakan, semua kejadian, termasuk yang dialami almarhumah, sudah ditentukan Allah. “Mungkin jalan yang harus dijalani almarhumah merupakan hal-hal terbaik yang ditentukan Allah,” katanya.

Sebagaimana diberitakan “PR” (Jumat, 11/8), Nita Tilana meninggal dunia di kamar 3301 RS Pondok Indah Jakarta akibat sakit kanker rahim yang telah dideritanya selama satu setengah tahun. Kanker rahim yang diderita artis yang lahir di Bandung pada 8 Oktober 1967 ini telah mencapai stadium III sehingga menyebar ke organ tubuh lainnya, bahkan telah menggerogoti paru-parunya.(Sarnapi/PR)***

Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 12 Agustus 2000

Jumat, 11 Agustus 2000

Nita Tilana Telah Tiada

11 Agustus 2000 - BERITA UTAMA

.

.

Nita Tilana Telah Tiada

ARTIS Nita Tilana menghembuskan nafasnya yang terakhir Kamis (10/8) siang pukul 11.20 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta. Kakak vokalis Gigi Armand Maulana ini meninggal di usia 32 tahun, karena sakit kanker rahim yang dideritanya hampir selama satu setengah tahun.

Kanker leher rahim yang diderita Almarhumah memang sangat keras. Penyakit yang telah mengendap di tubuhnya itu bahkan telah memasuki stadium III, sehingga telah menyebar ke organ tubuh lainnya, bahkan telah menggerogoti paru-paru.

Menurut keterangan dokter yang merawatnya, Nita mengalami koma sejak Selasa (8/8) malam lalu dan keadaannya semakin memburuk. Saat itu diperkirakan, bila kondisi Nita bagus maka ia bisa bertahan sekitar 30 jam sedangkan bila kondisi tubuhnya lemah maka waktu yang tersisa kurang dari 24 jam.

Sadar akan beratnya penderitaan yang dialami istrinya, Rully mengungkapkan bahwa seluruh keluarga telah berkumpul dan mengikhlaskan kepergian Nita untuk menghadap Sang Pencipta. Seluruh keluarga membaca Surat Yassin sejak Nita mengalami anfal.

Sekitar satu jam setelah dokter menyatakan Nita meninggal, putra kelima dari enam bersaudara itu dibawa untuk disemayamkan di rumah duka di Jl. Persada Kemala Blok XIV No. 3 Kalimalang, Bekasi Selatan.

Meninggalnya Nita Tilana tak urung membuat sedih sahabat-sahabatnya. Tampak melayat ke rumah duka Shania, Chintami Atmanegara, Baron Gigi, Titi Dwijayanti, Eko Patrio, Sylvana Herman, Iin Parlina, Rita Effendy, Bella Safira, Desy Ratnasari, Nia Daniati, Femmy Permatasari, pasangan pengantin baru Gunawan-Paramitha Rusady, Dorce.

Tampak hadir pula Jeffry Waworuntu dan Ruth Sahanaya, Rina Gunawan, Ulfa Dwiyanti, Lilo KLa Project, Renny Jayusman, Titi DJ, Melly Potret, Melly Manuhutu, Iyut Bing Slamet, Silvana Herman, Nicky Astria, Shania, Jelly Tobing, Widy — Nola — Cynthia (AB Three) dan lain-lain.

Penyanyi Shania mengaku bahwa dirinya mendapat kabar meninggalnya Nita Tilana 20 menit setelah ia meninggal. “Saya langsung ke RS Pondok Indah dan mengiringi ambulance membawa jenazah Teh Nita ke rumah duka,” tutur penyanyi R&B yang ngetop lewat lagu Santai ini.

Meski sehari sebelumnya sudah menengok Almarhumah, tak urung Shania merasa terkejut juga begitu mendengar Nita Tilana meninggal dunia. Ia merasa Nita Tilana terlalu cepat meninggalkan kita semua.

“Memang saya tahu bahwa sakitnya sangat berat dan telah lama ia menderita. Itu mungkin yang terbaik bagi dia. Sekarang Teh Nita tidak digerogoti sakit lagi,” tutur penyanyi asal Cimahi ini sambil memuji sikap suami Nita, Rully Amada yang dinilainya sangat setia menunggui istrinya.

Pelawak Eko Patrio yang selalu guyon kali ini tampak sembab matanya. Ia mengaku sedih dengan meninggalnya Nita Tilana. Terbayang di benaknya betapa penyakit yang menggerogoti penyanyi canik ini sangatlah ganas.

“Saya turut sedih melihat kondisi Nita Tilana. Bayangkan saja, tubuhnya jadi sangat kurus. Padahal sewaktu sehat ia berisi. Jahat banget penyakit kanker leher rahim itu,” kata dengan nada sendu.

Penyanyi Titi Dj menyatakan salutnya atas semangat hidup Nita yang begitu tinggi hingga saat-saat terakhirnya. Bahkan Nita masih sempat mencurahkan pikirannya untuk teman-temannya, meski dalam keadaan sakit. “Nita sebagai teman sangat baik sekali. Bahkan terkesan polos,” cetus Titi yang mengenakan kacamata hitam. Hal senada dilontarkan Desy Ratnasari, yang mengungkapkan kebaikan Almarhumah semasa hidupnya.

Di Sirnaraga

“Pesan terakhir Nita adalah permintaannya untuk di-Umroh-kan,” kata Ruly Kusumawijaya dengan mata berkaca-kaca di depan jenasah istrinya. Semula Nita Tilana akan menjalani perawatan ketiga kalinya di General Hospital, Singapura untuk melakukan penyinaran radioterapi, namun ia keburu dipanggil Sang khalik, Allah SWT. Nita Tilana sempat dirawat dua kali di RS Singapura tersebut.

Dalam kesempatan menyampaikan ungkapan atas nama keluarga Ruly yang biasa dipanggil Ruly Amada dengan didampingi Ria HD (manajer Desy Ratnasari) dan Dewi Gita (istri Armand Maulana), diungkapkan, keluarga Almarhumah mengucapkan banyak terimakasih atas segala perhatian yang diberikan berbagai pihak, semacam kalangan artis yang peduli dan mengadakan acara amal beberapa waktu lalu, bagitu juga pers dan masyarakat.

Sedangkan Dewi Gita mengungkapkan, kakak iparnya sempat berpesan lirih, “Titip Mas Ruly,” tirunya atas pesan terakhir Nita Tilana.

Menurut rencana, jenazah Nita Tilana akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga, Bandung, Jumat ini (11/8) setelah disemayamkan sementar di Masjid Nurtanio, Bandung. Menurut Ria HD, jenasah Almarhumah akan diberangkatkan dari rumah duka di Bekasi Jumat subuh (11/8). (Refa/Dikdo M/”PR”)***

Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 11 Agustus 2000

Nita Tilana Telah Tiada

Jumat, 11 Agustus 2000
Nita Tilana Telah Tiada
Jakarta, Kompas
Penyanyi Nita Tilana (32) telah tiada. Nita yang menderita sakit kanker serviks-lebih dikenal sebagai kanker leher rahim-meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, hari Kamis (10/8) pukul 11.10.

Jenazah almarhumah hari Kamis kemarin disemayamkan di rumah duka di Kompleks Persada Kemala Blok XIV/3 Kalimalang, Bekasi. Subuh dini hari tadi, jenazah dibawa ke Bandung untuk disemayamkan sejenak di Masjid Nurtanio dan rencananya akan dikebumikan di Pemakaman Sirnaraga, Bandung, hari ini pukul 10.00.

Setahun terakhir ini, berita tentang Nita memang berisi keprihatinan mengenai kesehatannya. Kakinya sudah dua kali dioperasi, sementara tekanan tumor membuat ginjalnya sulit bekerja. Berat badannya terus menyusut, terakhir sampai menjadi sekitar 30 kilogram. Kanker serviks itu memasuki stadium IIIB.

Sejak 8 Agustus lalu, Nita sudah tidak sadarkan diri. Pagi hari sebelum Nita meninggal dunia, menurut Ruly Amada (30)-suami Nita Tilana-jantung dan napas Nita masih normal.

"Sebelumnya, dokter sudah mengatakan Nita hanya bisa bertahan 12 jam lagi. Sejak itu, kami perkirakan Nita paling banter bertahan sampai hari Jumat. Tapi nyatanya hari Kamis ini dia meninggal," kata Ruly.

Menurut Ruly Amada, sehari sebelum Nita tidak sadarkan diri, saudara-saudara Nita mengajaknya berdoa bersama. "Waktu mau berdoa, Nita malah bilang kepada saudara-saudaranya, doain dan jagain suamiku. Meskipun sakit, dia malah memikirkan saya," ucap Ruly, yang selalu menunggui Nita siang dan malam selama terbaring di Rumah Sakit Pondok Indah di kamar 3301.

Setia
Nita dikenal dengan sikap setia kawannya. Walaupun ia telah menjadi penyanyi terkenal, Nita tetap bersedia menjadi backing vokal rekan penyanyi lainnya. "Dia butuh backing vocal, ya, aku bantu aja," demikian kata Nita suatu kali seperti dikutip kakaknya, Ray Bachtiar (41).

Tak heran, meninggalnya Nita Tilana membuat kawan-kawan dekatnya bersedih karena kehilangan. Banyak rekan sesama artis yang melayat ke rumah duka untuk mengantar kepergiannya.

Ulfa Dwiyanti, Nia Daniati, kemarin sore, berdoa di sisi jenazah Nita. Hadir pula Chris Pattikawa, Ita Purnamasari dan Dwiki Darmawan, Ruth Sahanaya dan Jeffry Waworuntu, Alya Rohali, Paramitha Rusady dan Gunawan, Lita Zen, Monica Oemardi, Andre Hehanusa, Vinny Alfionita, Edwin dan Djody, Titiek Puspa, dan Nia Zulkarnaen.

Banyak kawan mengenang kebaikan Nita. Paramitha Rusady yang telah mengenalnya sejak 15 tahun lalu mengatakan bahwa Nita itu bisa membesarkan hati teman-temannya.

"Pernah saya bilang sama Nita. Nit, suara saya rusak dan jadi jelek. Tapi kata Nita, justru dia senang suara saya seperti sekarang ini. Jadi berat dan seksi, kata Nita. Dia itu memang bisa membesarkan hati temannya," kenang Paramitha. "Seminggu yang lalu saya menjenguk dia di rumah sakit. Waktu itu Nita masih menitip madu Arab pada saya. Rencananya, hari ini madu itu mau saya berikan pada Nita. Sayang, dia enggak tertolong," tambahnya.

Anak kelima dari enam bersaudara anak-anak pasangan (almarkum) Tubagus Ahmad Drajat-(almarhumah) Endeh Khadijah kini menyusul kedua orangtuanya. Ibunya meninggal dunia pada tahun 1987 setelah serangan stroke dan menderita lumpuh selama tiga tahun. Selama itu pula Nita Tilana merawat ibundanya. Ayahnya meninggal dunia karena penyakit jantung hanya satu minggu usai pernikahan Nita-Ruly bulan Oktober tahun lalu.

Nita meninggalkan kelima saudaranya, Ria HD, Ray Bachtiar, Nane Meiyane, Roy Irawan, dan si bungsu Arman, salah satu personel Band Gigi. Kini, Nita Tilana telah tiada. Ia pergi meninggalkan kenangan manis bagi rekan-rekannya. (lok)
Sumber: Harian KOMPAS, 11 Agustus 2000, dengan catat perubahan

Kamis, 10 Agustus 2000

Dari Pesemayaman Nita Tilana Rumah Duka Jadi Arena Temu Fans

Kamis, 10/08/2000 15:00 WIB
Dari Persemayaman Nita Tilana
Rumah Duka Jadi Arena Temu Fans

Yusuf Irawan - detikHot
Jakarta Suasana berkabung meliputi rumah Nita Tilana di kompleks Persada Kemala, Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat saat ini. Sayangnya, suasana duka tersebut bercampur dengan keramaian akibat masyarakat sekitar yang mengerubuti artis yang datang untuk ikut berbela sungkawa. Jumpa fans?

Suasana duka di perumahan Persada Kemala B 14 No. 3 tersebut tertutup oleh riuh rendah suara masyarakat yang ramai mengerumuni artis penyanyi juga bintang sinetron yang berdatangan untuk menyatakan bela sungkawa kepada keluarga artis Nita Tilana.

Nampak berduyung-duyung artis-artis terkenal seperti Rita Effendy, Bella Saphira, Desy Ratnasari, Nia Daniati, Femmy Permatasari, Pengacara Hotman Paris Hutapea, Jeffry Waworuntu dan Ruth Sahanaya, Rina Gunawan, Ulfa Dwiyanti, Lilo KLa Project, Renny Jayusman, Gunawan dan Paramitha Rusady, Melly Goeslaw, Melly Manuhutu, Iyut Bing Slamet, Nicky Astria, Shania dan banyak artis lainnya.

Dengan banyaknya artis yang berdatangan tersebut, tak pelak lagi masyarakat sekitar rumah Nita Tilana berbondong-bondong mengerumuni mereka. Jadilah kejadian itu seperti acara jumpa fans.

Di sisi lain, menurut Ray Bachtiar, kakak Nita Tilana jenazah Nita akan dimakamkan besok, Jumat (11/8/2000) di pemakaman Sirna Raga, Bandung, Jawa Barat, tempat kelahiran Nita Tilana. Jenazah akan diberangkatkan dari Jakarta setelah Subuh sekitar pukul 05.00 WIB setelah disembahyangkan di Masjid Nortaniu Bandung.

Jenazah Nita menjalani proses pemandian, tadi siang pukul 14.15 WIB sepulang dari RS Pondok Indah, Jaksel. (wid)
Sumber: www.detikhot.com, Rabu, 10 Agustus 2000

Musikologi Nita Tilana

Kamis, 10/08/2000 14:32 WIB
Musikologi Nita Tilana
Pub Dilakoni, Potlot Dijalani

Sri Widyati - detikHot
Jakarta Hari ini, Kamis (10/8/2000) penggemar musik Indonesia dirundung duka lantaran kepergian penyanyi juga presenter Nita Tilana. Sebagai penyanyi, karir Nita benar-benar dimulai dari bawah. Ia pernah menjadi penyanyi Pub sebelum akhirnya mengorbit di jajaran penyanyi top.

Sejak SD Nita Tilana telah tertarik dengan dunia vokal dan sering mengikuti lomba menyanyi. Salah satunya, Nita yang biasa dipanggil Nitnot ini mengikuti lomba menyanyi antar SD se-Bandung dan meraih juara pertama. Nita juga menjuarai berbagai lomba puisi yang diadakan.

Menginjak bangku SMA, Nita semakin mantap berkiprah di dunia tarik suara. Bahkan pemilik berat 45 kg dan tinggi 157 cm ini menjadikan nyanyi sebagai pilihan profesinya. Nita benar-benar memulai karir nyanyi dari nol. Ketika itu ia dibayar Rp 100 ribu saat menyanyi pada acara Dies Natalis Universitas Padjadjaran Bandung.

Nita yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1967 ini tak lain adalah kakaknya Armand Maulana (vokalis Gigi) dan saudara Ria HD (manajer Desy Ratnasari), Ray Bachtiar (Fotografer), dll. Nita serius menekuni dunia nyanyi dengan menghibur tamu-tamu dengan suara emasnya di pub-pub.

Namun di tahun 1987, Nita tak lagi bernyanyi di pub. Ia juga meninggalkan bangku pendidikannya di Akademi Perniagaan Bandung akibat terguncang ditinggal sang ibu yang telah wafat.

Namun atas desakan keluarganya, Nita kembali nyanyi di pub. Nita mulai menjadi penyanyi pub, atas ajakan Pretty, personil Pretty Sister dan bareng Ricky Johannes. Pertama kali tampil di sebuah pub hotel berbintang 5, diakuinya, grogi luar biasa. Di sini Nita membawakan lagu-lagu Top 41. Sedangkan sebelumnya, Nita lebih sering menyanyikan lagu-lagu pop rock. Ketika itu, Nita merasa mulai dari nol lagi.

Selanjutnya, Nita dikontrak nyanyi oleh Coca Cola selama delapan bulan. Untuk memuluskan karir musiknya, Nita kemudian pindah ke Jakarta pada tahun 1989.

Karir Nita semakin menanjak, terutama setelah dianggap mampu menjadi vokalis band Drive One Band dari Surabaya yang dikontrak Pizza Ria, Hotel Hilton Jakarta. Bersama grup band itu kemudian dikontrak di Surabaya untuk manggung selama 8 bulan. Dari sana, ia dikontrak nyanyi di pub and bar O'Reiley's di Grand Hyatt Jakarta untuk happy hours selama 1,5 tahun.

Menyusul kemudian panggung Tavern, pub di hotel Aryaduta selama 2 tahun. Bahkan, di tahun 1990, bersama 8 temannya, tiga di antaranya wanita, membentuk band bernama Front Page. Mereka sempat berkibar dan menjadi grup termahal di ajang panggung pub. Namun sayang karena akhirnya harus bubar.

Di tengah malang melintangnya sebagai penyanyi pub, Nita juga beberapa kali menjadi penyanyi latar untuk panggung Kla Project, Anggun C. Sasmi dan Harry Mukti. Selain itu, bersama Dewi Gita dan Netta Kusuma Dewi sebagai penyanyi latar untuk album Leo Kristy, Franky Sihalatua sampai Ronnie Sianturi.

Setelah grupnya bubar, Nita menyanyi di Hotel Grand Hyatt, Tavern dan berbagai pub. Selain olah vokal, Nita juga melatih kelenturan tubuhnya dengan berlatih tari Sunda, tarian yang dia pelajari sejak usia belasan tahun. Orang tuanya sendiri memang penari dan pelantun lagu Sunda.

Selain menyanyi di berbagai panggung hiburan, ia juga ikut mangkal di Gang Potlot, markas kelompok Slank. Sebelumnya, selama di Surabaya Nita juga akrab dengan para personel Grass Rock yang kebetulan mereka masih sepupu Bimbim (drummer Slank).

Ketika nongkrong di Potlot itulah ia diajak oleh Bimbim yang kebetulan mencari vokalis untuk bandnya. Lantas Nita dijadikan vokalis Slank formasi lama. Nita yang ketika itu menyukai musik Suzie Quatro dan Joan Jett merasa cocok dengan warna musik Slank.

Karirnya mulai terangkat ketika Nita merilis album pertamanya yang bertajuk "Kau Bohong" dengan lagu hits 'Tak Ada Waktu' (1996) di bawah label Atlantik Records. Proses pembuatan album pertamanya bisa dibilang lama sekali, yaitu sekitar empat tahun.

Lagu 'Tak Ada Waktu' itu juga dilengkapi dengan video klip yang apik, sehingga dalam acara yang digelar Video Musik Indonesia (VMI) berhasil menggaet juara terbaik untuk kategori The Best Interpreter 1997-1998. Album ini beredar di Indonesia dan terjual 15 ribu kopi.

Selain menyanyi Nita juga pernah main sinetron, diantaranya 'Dua Rembulan, Meja Tiga' (ANteve),
dan 'Sketsa Orang Kota' (TPI). Nita juga memiliki butik yang bernama Nitnot.

Tentang pribadi, Nita Tilana selalu memotong pendek rambutnya sejak kecil. Ia juga kerap menggunakan kaca mata trendi dengan berbagai corak, bentuk dan warna. Gaya berkacamatanya sering mengingatkan kita pada penyanyi Amerika, Lisa Loeb. Gaya berkacamata tersebut dimulai semenjak Nita didaulat untuk menjadi presenter "Panorama" di Anteve.

Putri nomor lima dari enam bersaudara pasangan Tubagus Ahmad Drajat dan (almarhumah) Endeh Khadijah ini merencakan untuk segera merilis album keduanya. Album tersebut telah direncanakan sejak tahun 1997.

Di tahun 1997, Nita sudah mengoleksi dua lagu yang bakal dimasukkan pada album keduanya. Salah satu lagu mengangkat kenangannya pada almarhumah ibunda yang rencananya akan diberi judul 'Cinta Ibu.' Sedang satu lagu lainnya, belum ditentukan judulnya karena masih dalam proses. Di album keduanya ini, Nita ingin mengetengahkan masalah cinta dan kehidupan keseharian.

Tentang irama musik dalam album kedua itu, Nita akan mempertahankan warna middle (riang) seperti pada album "Kau Bohong." Di album dua tersebut, Nita juga ingin memasukkan karya sendiri yang dipelajarinya dari Nugie Nugraha, pacarnya sebelum menikah dengan Rully.

Namun semua angan tentang album kedua tersebut buyar lantaran Nita terkena sakit di tahun 1999. Di tahun itu juga, bulan Oktober 1999, Nita Tilana melangsungkan perkawinannya dalam adat Sunda dengan Achmad Rully Amada Kusumawijaya, pria Bogor keturunan Jepang, setelah Nita putus hubungan dengan Nugie beberapa tahun sebelumnya. Ketika menikah ini, Nita sudah mengalami sakit dan sedang menunggu hasil diagnosa dokter.

Nita sempat mengalami dua kali perawatan di General Hospital, Singapura, untuk melakukan penyinaran radioterapi. Rencananya Nita akan menjalani perawatan yang ketiga kalinya di Singapura namun belum sempat ia keburu dipanggil Tuhan, hari Kamis (10/8/2000), pukul 11.15 WIB.

Selama sakitnya, Nita tinggal di rumah barunya di kawasan Persada Kemala, Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat bareng suami yang setia mendampinginya, Rully. Dan kini tak ada waktu lagi yang tersisa untuk Nita Tilana. (wid)
Sumber: www.detikhot.com, Kamis, 10 Agustus 2000

Selamat Jalan Nita Tilana

Kamis, 10/08/2000 12:10 WIB
Meninggal Pukul 11.15 WIB
Selamat Jalan Nita Tilana

Yusuf Irawan - detikcom
Jakarta Akhirnya penyanyi Nita Tilana tak kuasa juga melawan penyakit kanker yang menggerogoti tubuhnya. Kamis siang ini (10/8/2000) pukul 11.15 WIB, Nita Tilana dinyatakan telah wafat di RS Pondok Indah, Jaksel.

Dalam pernyataan yang diberikan oleh adik Nita Tilana, Armand Maulana pukul 11.33 WIB, kakaknya itu meninggal akibat keganasan kanker leher rahim yang dideritanya. "Kanker bahkan sudah sampai menggerogoti paru-parunya," kata vokalis grup Gigi ini haru.

Pihak keluarga Nita Tilana mengaku telah mengihklaskan kepergian anggota keluarganya ini. Sepanjang kondisi Nita memburuk, hampir seluruh anggota keluarga besar Tubagus Ahmad Drajat, ayah Nita Tilana, telah berdoa memohon berkat dan menuntun kepergian Nita. Di saat terakhir, budayawan Emha Ainun Najib atau disapa Cak Nun bahkan juga ikut bergabung mendoakan Nita Tilana.

Kondisi Nita Tilana sendiri yang masuk RS Pondok Indah sejak tanggal 7 Juli 2000, memang memburuk sejak Selasa (8/8/2000) lalu. Ia mengalami koma sejak Selasa (8/8/2000) sorenya.

Terakhir kali ketika masih sadar, hari Senin (7/8/2000), Nita sempat berpesan agar saudara-saudaranya tidak mendoakan dirinya melainkan mendoakan suaminya Rully yang setia dan tabah mendampinginya di saat-saat terakhir.

Dengan kepergian Nita Tilana ini, menurut Armand Maulana, pihak keluarga sepakat akan memakamkan Nita Tilana di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga, Bandung, Jawa Barat. Pemakamannya akan dilakukan hari Jumat (11/8/2000) besok.

Hari ini, jenazah Nita disemayamkan di rumah duka ke komplek Persada Kemala, Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat. Baru besok subuhnya, jenazah Nita akan diberangkatkan ke Bandung untuk dilepas ke tempat peristirahatan terakhirnya. Selamat jalan Nita! (tbs)
Sumber: www.detikhot.com, Kamis, 10 Agustus 2000