BANDUNG, (PR).- Hari pertama difungsikannya ruas jalan tol Padalarang-By Pass (Padalarang-Cikamuning) ditandai pemberian kartu tanda masuk (KTM) oleh Direktur Utama PT Jasa Marga Ir. Syarifuddin Alambai, M.T., kepada pemakai jalan tol pertama kali melintas, yaitu mobil Toyota Crown nopol D 1 NR yang ditumpangi Gubernur Jawa Barat Drs. H. Danny Setiawan, M.Si., di gerbang tol Padalarang Barat, Minggu (21/9) pukul 24.00 WIB. Tingginya volume kendaraan yang masuk dan keluar Kota Bandung melalui pintu tol By Pass Cikamuning mengakibatkan antrean kendaraan memanjang berjalan perlahan hingga lima kilometer.
ANTREAN kendaraan arah Purwakarta mulai memadati pintu tol Padalarang Barat (tol Cikamuning) yang telah dibuka, Senin (22/9). Sejak jalur tersebut dibuka, beban kendaraan di Padalarang arah Purwakarta mulai berkurang.*DUDI SUGANDI/"PR"
Dikatakan Dirut PT Jasa Marga, Ir. Syafuddin Alambai, M.T., dengan difungsikannya ruas jalan tol Padalarang-By Pass sepanjang 5,5 km yang menghabiskan biaya Rp 232,7 miliar, akan menghemat waktu tempuh dari Purwakarta ke Bandung atau sebaliknya. Bila melewati jalan lama (nontol) dibutuhkan waktu lebih dari 30 menit, tetapi bila melalui jalan tol hanya diperlukan waktu maksimal 10 menit.
"Ruas jalan tol Padalarang-By Pass merupakan bagian dari projek pembangunan jalan tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) sepanjang 58 km. Difungsikannya ruas jalan ini secara tidak langsung menghemat waktu tempuh maupun menghindari kemacetan di simpang Jalan Raya Padalarang," ujarnya.
Menurut Syaffudin, saat ini pembangunan jalan tol Cipularang yang sudah selesai adalah ruas tol Dawuan-Sadang sepanjang 12 km dan Padalarang-Cikamuning sepanjang 6 km. Sedangkan sisanya Cikamuning-Sadang sepanjang 40 km diharapkan selesai 2006. "Dengan selesainya pembangunan jalan tol Cipularang, jarak Bandung-Jakarta yang sebelumnya diperlukan waktu 3,5 jam, dapat ditempuh maksimal 2 jam," jelasnya.
Selain itu, jalan tol Cipularang juga sebagai penghubung antara jalan tol Padalarang-Cileunyi dan jalan tol Jakarta-Cikampek. Dengan demikian, pemakai jalan dari arah Merak, Tangerang, dan tol dalam Kota Jakarta, bila akan ke Bandung atau sebaliknya, bisa terus melalui jalan tol tanpa harus keluar ke jalan nontol.
Berdasarkan pantauan "PR" di lapangan, selepas "upacara" pembukaan yang dilakukan Senin (22/9) dini hari, puluhan kendaraan dari arah Cikamuning sudah mulai masuk ke gerbang tol Padalarang Barat (gerbang tol baru). Begitu pula kendaraan yang akan keluar dari gerbang tol Padalarang Barat.
Arus kendaraan di gerbang tol yang terletak di Desa Mekarsari Kec. Ngamprah Kab. Bandung itu cukup lancar. Namun, menjelang sore hingga petang, mulai terjadi antrean kendaraan cukup panjang di pintu keluar gerbang tol maupun menuju pintu masuk.
Meskipun tiga pintu keluar dibuka, antrean kendaraan masih panjang mencapai kira-kira 200 meter. Sedangkan dari arah Cikalong Wetan antrean kendaraan yang berjalan merayap mencapai sekira lima kilometer.
Kondisi seperti itu dikhawatirkan akan bertambah pada saat peak season, Senin malam atau Selasa subuh, antrean kendaraan semakin panjang. Hal itu karena bertepatan dengan berakhirnya liburan.
Namun demimikian, selepas gerbang tol, para pengendara akan merasa nyaman lagi. Bahkan, dalam waktu sekira 5 menit sudah sampai di Jalan Raya Bandung-Purwakarta (persimpangan Cikamuning). Arus lalu lintas di persimpangan tersebut terlihat cukup lancar. Sejumlah petugas dari Satlantas Polres Bandung siaga penuh melakukan pengaturan arus lalu lintas dari dua arah. Petugas sedikit terbantu dengan berfungsinya traffic light.
Sementara itu, para pengguna jalan tol yang ditemui "PR" menyambut gembira dibukanya ruas jalan tol Padalarang-By Pass karena akan menghemat waktu dan mengurangi stres. Hanya, mereka menyarankan kepada PT Jasa Marga agar memperlebar interchange di Padalarang.
"Saya baru pertama kali lewat Padalarang-By Pass. Saya dari Pasirkoja hendak ke Purwakarta. Satu kilomater sebelum interchange Padalarang, saya membaca rambu penunjuk jalan. Arah kiri ke Padalarang/Cianjur, sedangkan lurus ke Cikampek/Jakarta. Saya pun tetap berada di jalur kiri. Begitu pula 500 meter menjelang interchange. Namun, saya kaget saat sampai di interchange Padalarang, ternyata jalurnya menyempit. Saya yang berada di jalur kiri harus beralih ke kanan. Padahal biasanya jika berada di jalur kiri, kemudian akan tetap lurus, tetap saja harus berada di jalur kiri, tidak beralih ke jalur kanan," keluh seorang pengemudi.
Tronton dilarang
Kepala PT Jasa Marga Cabang Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) Ir. A. Tito Karim menambahkan dibukanya Padalarang-By Pass akan mengurangi beban jalan di sekitar daerah Padalarang dan Tagog Apu. Selama ini puluhan ribu kendaraan yang keluar dari gerbang tol Padalarang (gerbang tol lama) selalu terjebak kemacetan di daerah tersebut.
"Dengan dibukanya jalan tol tersebut, sebenarnya akan menghemat waktu perjalanan Bandung-Jakarta sebanyak 30 menit hingga satu jam. Namun, hal itu sangat bergantung pada arus lalu lintas di Jalan Raya Bandung-Purwakarta, terutama antara Cikamuning-Sadang," jelasnya.
Kasatlantas Polres Bandung AKP Sadiman yang mendampingi Kapolres Bandung AKBP Drs. Eko Hadi Sutejo, S.H., M.Si., menjelaskan untuk memperlancar arus lalu lintas di Jalan Raya Bandung-Purwakarta, terutama dari Cikamuning menuju Sadang atau sebaliknya, pihaknya telah menempatkan sejumlah petugas kepolisian di beberapa titik rawan macet dan rawan kecelakaan lalu lintas. "Kita sudah tempatkan petugas mulai dari Wadon (daerah yang perbatasan dengan Kab. Purwakarta), Cigentur, Cikubang, Cadas Gorowong hingga pertigaan Cikamuning," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga membatasi waktu beroperasinya truk tronton yang menjadi penyebab kemacetan. Truk-truk tersebut boleh beroperasi mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 5.00 WIB (hari Senin hingga Jumat). Sementara hari Sabtu, Minggu, dan hari libur hanya boleh beroperasi pada malam hari.
Menyinggung pengaturan lalu lintas di persimpangan Cikamuning, tempat keluar-masuknya kendaraan dari jalan tol menuju Jalan Raya Bandung-Purwakarta, Satlantas Polres Bandung sudah menempatkan sejumlah petugas. "Kita tidak ingin terjadi kemacetan baru di Cikamuning atau memindahkan kemacetan dari Padalarang ke Cikamuning," tegasnya.
Mengenai kemacetan di sekitar Padalarang, menurutnya, akan berkurang sekira 40%. Meski begitu, pihaknya akan tetap melakukan pengaturan lalu lintas dengan menempatkan petugas, terutama di sekitar Pasar Tagog, pertigaan Jalan Tagor-Padalarang, dan sekitar Stasiun Kereta Api Padalarang.
"Seperti diketahui, di kawasan tersebut masih banyak kendaraan tradisional seperti andong dan becak. Belum lagi kendaraan umum. Kita minta mereka mulai beroperasi di atas pukul 10.00 WIB," tambahnya. (A-87/A-115)***
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 23 September 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar