Rabu, 06 Mei 1998

Rugi, Toserba Yogya Plasa Dargo Akan Menghentikan Operasi

SEMARANG- Toserba Yogya di Plasa Dargo Indah Semarang akan segera menghentikan operasinya. Itu terpaksa dilakukan, karena sejak dibuka awal 1997 hasil penjualan tidak membaik dan terus merugi.

Store Manager Jimmy mengakui rencana penghentian operasi tersebut. Dikatakannya, kondisi toko serba ada yang semula diharapkan menambah pilihan berbelanja bagi masyarakat Semarang itu makin parah. Terutama akibat krisis moneter yang memengaruhi daya beli masyarakat.

"Mulai 12 Mei ini kami akan tutup. Namun, tidak menutup kemungkinan tanggal penutupan lebih cepat atau mundur. Sebab, kami harus menunggu konfirmasi dulu dari kantor pusat di Bandung," ujamnya, Selasa (5/5) kemarin.

Dia menjelaskan, sebelum mengambil keputusan, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan diri. Antara lain mengurangi space counter dari 7.500 m3 menjadi 4.500 m3 dengan memanfaatkan dua lantai. Selain itu, melakukan efisiensi dan pengurangan karyawan.

"Semula mempekerjakan sekitar 250 karyawan, tetapi sekarang tinggal tersisa 198 karyawan," tuturnya.

Upaya
Berbagai upaya tersebut tampaknya tidak banyak berani. Sejak dibuka terus-menerus disubsidi manajemen. "Tidak hanya itu. Kami pun telah berusaha semaksimal mungkin menggelar berbagai aktivitas agar menarik perhatian calon pembeli," jelasnya.

Upaya mendekatkan diri terhadap masyarakat misalnya dilakukan dengan ikut aktif dalam kegiatan Aku Peduli Bangsa. Kemudian menjalin kemitraan dengan pedagang kecil serta menggelar pasar murah bekerja sama dengan berbagai instansi.

Meski demikian, tetap tidak mampu menunjukkan perkembangan menggembirakan. Apalagi, lokasi di Jl Dr Cipto yang hanya bisa dilalui lalu lintas satu arah, diakuinya memang kurang menguntungkan. Sementara jalan alternatif rusak berat, sehingga orang enggan datang.

"Karena berbagai alasan itu, akhimya manajemen dengan berat hati untuk sementara waktu menghentikan operasi toserba ini."

Masalah karyawan dan aset toko, kata dia, sudah diselesaikan. Termasuk melakukan pendekatan kepada karyawan berkaitan dengan ketentuan ketenagakerjaan.

"Sebelumnya kami telah memusyawarahkan rencana penutupan kepada karyawan. Mereka tampaknya menyadari kondisi ini."

Soal aset, tambah dia, untuk sementara didiamkan seperti apa adanya.(B4-53a)
Sumber: Harian Suara Merdeka, 6 Mei 1998, dengan catat perubahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar