SEMARANG-
Toserba Yogya di Plasa Dargo Indah Semarang akan segera menghentikan
operasinya. Itu terpaksa dilakukan, karena sejak dibuka awal 1997 hasil
penjualan tidak membaik dan terus merugi.
Store
Manager Jimmy mengakui rencana penghentian operasi tersebut. Dikatakannya,
kondisi toko serba ada yang semula diharapkan menambah pilihan berbelanja bagi
masyarakat Semarang itu makin parah. Terutama akibat krisis moneter yang
memengaruhi daya beli masyarakat.
"Mulai
12 Mei ini kami akan tutup. Namun, tidak menutup kemungkinan tanggal penutupan
lebih cepat atau mundur. Sebab, kami harus menunggu konfirmasi dulu dari kantor
pusat di Bandung," ujamnya, Selasa (5/5) kemarin.
Dia
menjelaskan, sebelum mengambil keputusan, pihaknya melakukan berbagai upaya
untuk mempertahankan diri. Antara lain mengurangi space counter dari 7.500 m3
menjadi 4.500 m3 dengan memanfaatkan dua lantai. Selain itu, melakukan
efisiensi dan pengurangan karyawan.
"Semula
mempekerjakan sekitar 250 karyawan, tetapi sekarang tinggal tersisa 198
karyawan," tuturnya.
Upaya
Berbagai upaya tersebut tampaknya tidak banyak berani. Sejak dibuka terus-menerus disubsidi manajemen. "Tidak hanya itu. Kami pun telah berusaha semaksimal mungkin menggelar berbagai aktivitas agar menarik perhatian calon pembeli," jelasnya.
Upaya
mendekatkan diri terhadap masyarakat misalnya dilakukan dengan ikut aktif dalam
kegiatan Aku Peduli Bangsa. Kemudian menjalin kemitraan dengan pedagang kecil
serta menggelar pasar murah bekerja sama dengan berbagai instansi.
Meski
demikian, tetap tidak mampu menunjukkan perkembangan menggembirakan. Apalagi,
lokasi di Jl Dr Cipto yang hanya bisa dilalui lalu lintas satu arah, diakuinya
memang kurang menguntungkan. Sementara jalan alternatif rusak berat, sehingga
orang enggan datang.
"Karena
berbagai alasan itu, akhimya manajemen dengan berat hati untuk sementara waktu
menghentikan operasi toserba ini."
Masalah
karyawan dan aset toko, kata dia, sudah diselesaikan. Termasuk melakukan
pendekatan kepada karyawan berkaitan dengan ketentuan ketenagakerjaan.
"Sebelumnya
kami telah memusyawarahkan rencana penutupan kepada karyawan. Mereka tampaknya
menyadari kondisi ini."
Soal
aset, tambah dia, untuk sementara didiamkan seperti apa adanya.(B4-53a)
Sumber: Harian Suara Merdeka, 6 Mei 1998, dengan catat perubahan
Berbagai upaya tersebut tampaknya tidak banyak berani. Sejak dibuka terus-menerus disubsidi manajemen. "Tidak hanya itu. Kami pun telah berusaha semaksimal mungkin menggelar berbagai aktivitas agar menarik perhatian calon pembeli," jelasnya.
Sumber: Harian Suara Merdeka, 6 Mei 1998, dengan catat perubahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar