SEMARANG
- Penutupan Toserba Yogya di Plasa Dargo dipercepat dari rencana sebelumnya
tanggal 12 Mei 1998. Sejak kemarin toko tersebut tidak melayani penjualan bagi
masyarakat umum.
Selebaran
pengumuman penutupan telah ditempel di sekitar toko. Isinya permintaan maaf,
Karena mulai 7 Mei tidak dapat melayani para pelanggan. Mitra usahanya
diharapkan segera melakukan kontrak bon dan akan dilavani setiap hari pukul
09.00-14.00.
"Kami
terpaksa menutup toko ini empat hari lebih cepat. karena stok barang yang ada
makin menipis dan terbatas. Sehingga tidak layak lagi ditawarkan," kata
Store Manager Jimmy, kemarin.
Walau
sudah tutup, lanjut dia, para karyawan tetap bekerja seperti biasa hingga akhir
bulan ini. "Saya juga masth ada di sini hingga akhir bulan. Banyak yang
harus dikerjakan, seperti mengepak stok barang tersisa untuk dikirim ke kantor
pusat. Kemudian melayani pelunasan kontrak bon para mitra kerja."
Membantu
Menyinggung nasib 198 karyawannya, dia menyebutkan, telah diselesaikan secara kekeluargaan. Di samping memberikan gaji terakhir dan pesangon sesuai dengan peraturan Pemerintah, manajemen juga membekali mereka surat rekomendasi untuk memudahkan mencari kerja di tempat lain.
Pihaknya
berusaha membantu mereka, antara lain menawarkan dan menyalurkan ke sejumlah
mitra kerja. Siapa tahu ada di antara mereka yang membutuhkan tenaga kerja,
sehingga bekas karyawannya bisa masuk.
"Saya
juga memperoleh laporan, beberapa karyawan sudah mencoba melamar ke beberapa
perusahaan lain. Di antara mereka ada yang sudah menjalani tes masuk,"
ujarnya.
Hal
itu diakui oleh beberapa karyawan yang ditemui secara terpisah. Misalnya Ari
Budiwibowo yang sebelumnya menjadi supervisor.
"Saya
mencoba mengajukan lamaran ke beberapa perusahaan. Kalau memang tidak diterima,
mungkin akan membuka usaha sendiri. Saya sadar, dalam kondisi krisis seperti
ini, tidak mudah mencari pekerjaan," jelasnya.
AJ
Sinang, Audioline, dan Yani, pramuniaga bagian makanan dan minuman, juga
mengungkapkan hal serupa. "Kalau memang tidak diterima di perusahaan lain,
kami bersama karyawan lain akan bergabung membuka usaha sendiri, seperti kafe
kecil-kecilan," tutur AJ Sinang.
Sedangkan
Sujadi, bagian keamanan, mengaku tidak tahu harus berbuat apa setelah keluar
dari Toserba Yogya.
Namun,
dia tetap akan berusaha mencari pekerjaan di tempat lain, kalau memang
memungkinkan. "Jika tidak diterima, saya tidak tahu harus melakukan apa
lagi," tegasnya.(B4-53t)
Sumber: Harian Suara Merdeka, 8 Mei 1998, dengan catat perubahan
Menyinggung nasib 198 karyawannya, dia menyebutkan, telah diselesaikan secara kekeluargaan. Di samping memberikan gaji terakhir dan pesangon sesuai dengan peraturan Pemerintah, manajemen juga membekali mereka surat rekomendasi untuk memudahkan mencari kerja di tempat lain.
Sumber: Harian Suara Merdeka, 8 Mei 1998, dengan catat perubahan