Jumat, 08 Mei 1998

Penutupan Toserba Yogya Dipercepat

SEMARANG - Penutupan Toserba Yogya di Plasa Dargo dipercepat dari rencana sebelumnya tanggal 12 Mei 1998. Sejak kemarin toko tersebut tidak melayani penjualan bagi masyarakat umum.

Selebaran pengumuman penutupan telah ditempel di sekitar toko. Isinya permintaan maaf, Karena mulai 7 Mei tidak dapat melayani para pelanggan. Mitra usahanya diharapkan segera melakukan kontrak bon dan akan dilavani setiap hari pukul 09.00-14.00.

"Kami terpaksa menutup toko ini empat hari lebih cepat. karena stok barang yang ada makin menipis dan terbatas. Sehingga tidak layak lagi ditawarkan," kata Store Manager Jimmy, kemarin.

Walau sudah tutup, lanjut dia, para karyawan tetap bekerja seperti biasa hingga akhir bulan ini. "Saya juga masth ada di sini hingga akhir bulan. Banyak yang harus dikerjakan, seperti mengepak stok barang tersisa untuk dikirim ke kantor pusat. Kemudian melayani pelunasan kontrak bon para mitra kerja."

Membantu
Menyinggung nasib 198 karyawannya, dia menyebutkan, telah diselesaikan secara kekeluargaan. Di samping memberikan gaji terakhir dan pesangon sesuai dengan peraturan Pemerintah, manajemen juga membekali mereka surat rekomendasi untuk memudahkan mencari kerja di tempat lain.

Pihaknya berusaha membantu mereka, antara lain menawarkan dan menyalurkan ke sejumlah mitra kerja. Siapa tahu ada di antara mereka yang membutuhkan tenaga kerja, sehingga bekas karyawannya bisa masuk.

"Saya juga memperoleh laporan, beberapa karyawan sudah mencoba melamar ke beberapa perusahaan lain. Di antara mereka ada yang sudah menjalani tes masuk," ujarnya.

Hal itu diakui oleh beberapa karyawan yang ditemui secara terpisah. Misalnya Ari Budiwibowo yang sebelumnya menjadi supervisor.

"Saya mencoba mengajukan lamaran ke beberapa perusahaan. Kalau memang tidak diterima, mungkin akan membuka usaha sendiri. Saya sadar, dalam kondisi krisis seperti ini, tidak mudah mencari pekerjaan," jelasnya.

AJ Sinang, Audioline, dan Yani, pramuniaga bagian makanan dan minuman, juga mengungkapkan hal serupa. "Kalau memang tidak diterima di perusahaan lain, kami bersama karyawan lain akan bergabung membuka usaha sendiri, seperti kafe kecil-kecilan," tutur AJ Sinang.

Sedangkan Sujadi, bagian keamanan, mengaku tidak tahu harus berbuat apa setelah keluar dari Toserba Yogya.

Namun, dia tetap akan berusaha mencari pekerjaan di tempat lain, kalau memang memungkinkan. "Jika tidak diterima, saya tidak tahu harus melakukan apa lagi," tegasnya.(B4-53t)
Sumber: Harian Suara Merdeka, 8 Mei 1998, dengan catat perubahan

Rabu, 06 Mei 1998

Rugi, Toserba Yogya Plasa Dargo Akan Menghentikan Operasi

SEMARANG- Toserba Yogya di Plasa Dargo Indah Semarang akan segera menghentikan operasinya. Itu terpaksa dilakukan, karena sejak dibuka awal 1997 hasil penjualan tidak membaik dan terus merugi.

Store Manager Jimmy mengakui rencana penghentian operasi tersebut. Dikatakannya, kondisi toko serba ada yang semula diharapkan menambah pilihan berbelanja bagi masyarakat Semarang itu makin parah. Terutama akibat krisis moneter yang memengaruhi daya beli masyarakat.

"Mulai 12 Mei ini kami akan tutup. Namun, tidak menutup kemungkinan tanggal penutupan lebih cepat atau mundur. Sebab, kami harus menunggu konfirmasi dulu dari kantor pusat di Bandung," ujamnya, Selasa (5/5) kemarin.

Dia menjelaskan, sebelum mengambil keputusan, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan diri. Antara lain mengurangi space counter dari 7.500 m3 menjadi 4.500 m3 dengan memanfaatkan dua lantai. Selain itu, melakukan efisiensi dan pengurangan karyawan.

"Semula mempekerjakan sekitar 250 karyawan, tetapi sekarang tinggal tersisa 198 karyawan," tuturnya.

Upaya
Berbagai upaya tersebut tampaknya tidak banyak berani. Sejak dibuka terus-menerus disubsidi manajemen. "Tidak hanya itu. Kami pun telah berusaha semaksimal mungkin menggelar berbagai aktivitas agar menarik perhatian calon pembeli," jelasnya.

Upaya mendekatkan diri terhadap masyarakat misalnya dilakukan dengan ikut aktif dalam kegiatan Aku Peduli Bangsa. Kemudian menjalin kemitraan dengan pedagang kecil serta menggelar pasar murah bekerja sama dengan berbagai instansi.

Meski demikian, tetap tidak mampu menunjukkan perkembangan menggembirakan. Apalagi, lokasi di Jl Dr Cipto yang hanya bisa dilalui lalu lintas satu arah, diakuinya memang kurang menguntungkan. Sementara jalan alternatif rusak berat, sehingga orang enggan datang.

"Karena berbagai alasan itu, akhimya manajemen dengan berat hati untuk sementara waktu menghentikan operasi toserba ini."

Masalah karyawan dan aset toko, kata dia, sudah diselesaikan. Termasuk melakukan pendekatan kepada karyawan berkaitan dengan ketentuan ketenagakerjaan.

"Sebelumnya kami telah memusyawarahkan rencana penutupan kepada karyawan. Mereka tampaknya menyadari kondisi ini."

Soal aset, tambah dia, untuk sementara didiamkan seperti apa adanya.(B4-53a)
Sumber: Harian Suara Merdeka, 6 Mei 1998, dengan catat perubahan