Persaingan
Usaha
BEREBUT
KUE BERNAMA PEMBELI
Oleh
Hermas E Prabowo
Ada
pemandangan mengejutkan begitu masuk departmen store di Lantai I Pusat
Perbelanjaan D'Best di Cikokol, Tangerang pada Minggu (7/8) siang lalu. Khusus
di counter pakaian kerja, terpampang harga diskon gila-gilaan dari 50-70
persen. Ada apa pengusaha mau memberi diskon besar-besaran seperti itu?
Sebagai
gambaran, celana kerja wanita berbahan halus yang harga resminya Rp 132.000,
bisa dibawa pulang hanya dengan membayar Rp 39.600. Begitu pula rok kerja
seharga Rp 115.000 setelah didiskon 70 persen menjadi Rp 34.500.
"Besok
D'Best mau tutup, Mas," kata seorang sales promotion girl (SPG) yang
menjaga counter pakaian kerja itu. Wanita berambut sepunggung itu terlihat
sedih. Hingga hari Minggu itu, ia belum tahu bagaimana kelanjutan nasibnya:
akan dipekerjakan kembali atau diberhentikan begitu saja.
"Ada
dua pilihan, saya ditempatkan di mal lain atau diberhentikan. Sampai sekarang
belum ada jawaban," katanya.
Counter
pakaian kerja di Departemen Store D'Best hanya sebagai tenant. Karena itu,
begitu D'Best tutup ia harus mencari lokasi baru yang bisa disewa. Di tengah
"perang" antarpusat perbelanjaan di Tangerang yang begitu ketat
sekarang ini, tentu tidak akan sulit mencari tempat baru untuk berjualan.
Persoalannya, harga sewanya terjangkau atau tidak.
Keluhan
dan kebingungan yang sama juga diungkapkan SPG di counter perlengkapan bayi dan
anak-anak. "Belum tahu juga mau kerja di mana, abis cari kerjaan sekarang
sulit," katanya.
Berbeda
dengan nasib dua wanita itu, Hendra, karyawan D'Best khusus Swalayan bagian
daging sedikit lebih lega. Bersama istrinya, Nova, yang juga karyawan di D'Best
mereka menurut rencana dipekerjakan di Pusat Perbelanjaan D'Best baru yang
bakal buka di Yogyakarta menjelang Hari Raya Idul Fitri mendatang.
Namun,
bagaimana dengan lingkungan sosial yang sudah mereka akrabi selama ini di
Kampung Sembung, Cikokol?
"Kami
memilih lebih baik terus bekerja, meski di tempat baru sekalipun," tegas
Hendra. Bambang, teman Hendra juga mengamini. "Sebelum dipindah ke
Yogyakarta, kami siap untuk bantu- bantu mengepak barang-barang di toko,"
katanya.
Strategi
bisnis
Mulai
8 Agustus 2005, D'Best resmi ditutup. Lokasi dan gedung pusat perbelanjaan itu
akan disewakan untuk peritel raksasa skala internasional, Carrefour. Hak
pengelolaan gedung tetap berada pada D'Best karena hanya tempatnya saja yang
disewakan.
Pada
penutupan D'Best, yang merupakan pusat belanja yang terkenal di Tangerang era
tahun 1990-an itu, ada yang menarik untuk diungkapkan.
Benarkah
penutupan pusat perbelanjaan dan swalayan D'Best berarti pula simbol kekalahan
manajemen D'Best dalam berebut kue bernama pembeli di wilayah Tangerang?
Tidak
semudah itu menyimpulkannya. Kalau dibilang bangkrut, saat ini D'Best justru
tengah memperluas sayap bisnisnya dengan membangun pusat belanja di Manado dan
Yogyakarta. Bangkrut barangkali tidak, tetapi kalah bersaing bisa saja terjadi.
Dengan
menutup swalayan dan departemen store serta mengundang Carrefour masuk dalam
kancah bisnis, diharapkan tentu akan mendongkrak citra D'Best sebagai pusat
belanja yang lebih elite. Paling tidak, keberadaan Carrefour dapat
mengantisipasi persaingan bisnis dengan Serpong Town Square yang sebentar lagi
rampung pembangunannya.
Belum
lagi gempuran dari Giant di Jalan Merdeka serta Merdeka Town Square, yang tentu
akan semakin meramaikan persaingan. Selain menggandeng Carrefour, D'Best juga
mengajak Ramayana.
Akses
ditutup
Bila
dicermati, turunnya pamor D'Best sangat terasa pascapenutupan U turn (tempat
berbalik arah membentuk huruf U) yang sebelumnya persis berada di Jalan MH
Thamrin di depan D'Best dan bergeser sekitar 50 meter ke arah fly over Cikokol.
Bila pada U turn sebelumnya mobil dari arah Jakarta atau Tangerang bisa memutar
arah di sana untuk ngedrop penumpang yang mau ke D'Best, setelah ditutup
praktis tidak bisa lagi.
Di
tengah penutupan akses masuk ke D'Best, di Jalan Raya Serpong muncul WTC
Matahari. Pada awal pembukaannya, hypermart di WTC Matahari itu bahkan dibuka
hingga pukul 23.00 dengan mengobral hadiah- hadiah menarik. Pada saat hampir
bersamaan, Toko Buku Gramedia juga hengkang dari D'Best.
Di
Modern Land juga dibangun Mal Metropolis. Masih belum cukup hantaman untuk
D'Best, U turn yang memberi akses ke D'Best ditutup total sekitar dua bulan
lalu. Orang yang akan masuk ke D'Best menjadi malas dan memilih Mal Metropolis.
Itu yang dari arah barat. Sedangkan dari timur, sudah dihadang WTC Matahari,
Plaza Serpong, dan Serpong Town Square. Mengandalkan pembeli dari sekitar
D'Best sangat tidak mungkin karena yang ada hanya perkampungan dan perumahan
yang kecil. Praktis D'Best tak bisa lagi berkutik.
Yang
juga tak kalah memberi momok bagi perkembangan bisnis di Tangerang mendatang
adalah kehadiran ITC BSD dan Serpong Town Square.
Dalam
waktu dekat dua pusat perbelanjaan itu dipastikan akan berkibar di Tangerang.
Public
Service General Manager BSD City Dhony Rahajoe mengatakan, sebagai kawasan
emas, daerah Serpong mulai dari Jalan Tol Jakarta-Merak hingga Tol BSD
menyimpan potensi luar biasa. Karena itu, BSD City berani mengembangkan pusat
perbelanjaan untuk turut bersaing.
Posisi
strategis kawasan Serpong terlihat dari empat penjuru. Di sebelah utara pembeli
datang dari Kota Tangerang, arah Pamulang, Jakarta yang datang masuk lewat
akses Tol BSD.
Melihat
potensi itu, tidak berlebihan bila Jalan Raya Serpong merupakan koridor emasnya
Kabupaten Tangerang saat ini. Pemerintah Kabupaten Tangerang sendiri bahkan
memimpikan kawasan itu menjadi Orchard Road-nya Kabupaten Tangerang.
Strategisnya
kawasan Serpong bisa dilihat dari saat pembukaan Carrefour bulan Mei lalu. Pada
masa-masa awal pembukaannya, pengunjung Carrefour sekitar 11.000 tiap hari
dengan omzet miliaran. Selain itu occupationrates dalam tempo tiga bulan
mencapai 70 persen. Sebuah pertumbuhan yang fantastis tentunya. "Ini kayak
bayi ajaib saja," kata Dhony.
Carrefour
yang berada di ITC BSD City memiliki luas 14.000 meter persegi, sedangkan ITC
mencapai 100.000. Sementara penghuni BSD hingga tahun 2005 ini sudah mencapai
16.000 keluarga, yang tentu berpotensi bagi pertumbuhan pusat perbelanjaan di
sana. Sebagai pemodal besar dalam dunia properti, BSD City tentunya memiliki
strategi jitu termasuk potensi pembeli yang datang dari wilayah perumahan
sendiri.
Sekarang
ini di wilayah Tangerang bukan cuma BSD City dan D'Best yang meramaikan
perebutan kue pembeli. Di sana ada juga WTC Matahari, Alfa, Giant, Ramayana,
Mal Metropolis, Mal Cimone, Plaza Serpong, dan sebentar lagi Serpong Town
Square, serta Merdeka Town Square.
Semua
pusat perbelanjaan itu tentu menginginkan pembeli yang datang
sebanyak-banyaknya.
Kawasan
Serpong, mulai dari Jalan Tol Jakarta-Merak hingga Tol BSD, menyimpan potensi
luar biasa.
Pusat
perbelanjaan di Tangerang sekarang tumbuh subur. Maraknya pusat perbelanjaan
itu membuat persaingan antara para pengelola untuk berebut konsumen semakin
ketat. Sejak Agustus lalu, Pusat Perbelanjaan D'Best tutup. Rencananya di
tempat yang sama akan dibuka Carrefour pada November mendatang.
Sumber:
Harian KOMPAS, 19 Agustus 2005