Tol Hankam-Jatiasih Besok Diujicobakan
Jum'at, 28 Januari 2005 | 17:30 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ruas E1 Seksi 3 (Hankam-Jatiasih) sepanjang empat kilometer akan segera dibuka. Uji coba jalan tol ini akan dimulai besok, Sabtu, 29 Januari 2005 pukul 07.00 WIB oleh PT Jasa Marga (Persero) melalui PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ).
Sekretaris PT Jasa Marga Bambang Sulistiyo mengatakan, pintu tol yang akan dibuka adalah pintu tol Jatiwarna 1, Jatiwarna 3, Jatiasih 2, dan Jatiasih 3. Saat ini, Jasa Marga menunggu surat keputusan dari Menteri Pekerjaan Umum mengenai tarif awalnya. Tim dari Departemen Pekerjaan Umum nantinya akan melakukan uji kelayakan sebagai bahan keputusan tarif.
Menurut Bambang, pengerjaan ruas jalan itu sudah selesai sejak empat bulan yang lalu. "Sesuai versi kami," tukasnya. Selama ini, jalan tol tersebut sudah dimanfaatkan oleh masyarakat yang akan ke daerah Jatiasih dari arah Jagorawi dan sebaliknya tanpa dikenakan tarif tol.
Dengan dioperasikannya jalan tol ini, Bambang menjelaskan, maka masyarakat dari arah Jagorawi, Pondok Pinang, Bintaro dan Serpong yang akan ke arah Jatiasih, Jatibening, Pekayon, Bekasi dan sekitarnya tidak lagi keluar di Hankam Raya, tapi bisa langsung dan keluar di gerbang tol Jatiasih 3.
JORR
Ruas Tol Hankam-Jatiasih
Dioperasikan Hari Ini
Sabtu, 29 Januari 2005
JAKARTA (Suara Karya): Sebagian ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) yang tertunda-tunda pengoperasionalannya selama hampir 3 tahun akan diujicobakan untuk umum hari ini (Sabtu, 29/1).
Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, Bambang Sulistiyo, mengungkapkan hal itu kepada wartawan di Jakarta, Jumat (28/1). "Yang kami operasionalkan ini Seksi 3 (Hankam-Jatiasih) sepanjang 4 kilometer," tuturnya.
Ia menyebutkan sejak sekitar 4 bulan lalu ruas jalan tol tersebut sudah dimanfaatkan oleh masyarakat yang akan ke Jatiasih dari arah Jagorawi atau sebaliknya tanpa dikenakan tarif (gratis). "Dengan dioperasikannya jalan tol ini maka masyarakat dari arah Jagorawi, Pondok Pinang, Bintaro dan Serpong yang akan ke arah Jatiasih, Jatibening, Pekayon, Bekasi dan sekitarnya tidak perlulagi keluar di Hankam Raya, tapi bisa langsung dan keluar di Jatiasih 3," jelas Bambang.
Dalam uji coba yang dilakukan PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atas nama PT Jasa Marga, dibuka gerbang tol (GT) Jatiwarna 1, GT Jatiwarna 3, Jatiasih 2, dan GT Jatiasih 3. Selama uji coba, belum dikenakan tarif tol (gratis). "Itu berarti pengguna jalan tol dari arah Pondok Pinang atau Serpong yang akan menuju Jatiasih, Jatibening, Pekayon, (Bekasi) dan sekitarnya cukup membayar di GT Bambu Apus, keluar di GT Jatiasih 3 tanpa bayar," katanya.
Sedangkan pemakai jalan tol dari arah Hankam Raya yang akan ke Jatiasih masuk melalui GT Jatiwarna 1 (tanpa mengambil kartu tanda masuk/KTM) dan keluar di GT Jatiasih 3 juga tanpa bayar. Begitu juga pemakai jalan tol dari arah Jatiasih, Jatibening, Pekayon, dan sekitarnya yang akan menuju Hankam Raya melalui GT Jatiasih 2 dan keluar di GT Jatiwarna 3 tanpa dikenakan tarif tol.
Ruas Hankam-Jatiasih merupakan bagian dari Ruas E1 yang dibagi menjadi 4 Seksi, yaitu Seksi 1 (TMII-Ceger), Seksi 2 (Ceger-Hankam Raya), Seksi 3 (Hankam Raya-Jatiasih) dan Seksi 4 (Jatiasih-Cikunir). Ruas E1 yang sudah beroperasi sebelumnya adalah TMII-Ceger dan Ceger-Hankam Raya. Sedang untuk ruas Jatiasih-Cikunir saat ini sedang dalam tahap penyelesaian. Progresnya saat ini sudah lebih 80 persen.
Jika seluruh Seksi E1 ini selesai, maka bisa langung terhubung dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Dengan demikian masyarakat dari arah Jagorawi, Pondok Indah dan Serpong bila akan ke arah Bekasi, Karawang, Cikampek, bahkan yang mau ke Bandung atau sebaliknya, tak perlu lagi melalui Cawang/Cililitan/UKI. Dengan demikian kemacetan di kawasan itu diharapkan bisa berkurang.
Panjang ruas JORR ini secara keseluruhan sekitar 63 km. Yang sudah beroperasi sepanjang 31,5 km terdiri dari Ulujami-Pondok Pinang (ruas W2/sepanjang 3,5 km), Pondok Pinang-TMII (ruas sepanjang 15 km), TMII-Hankam Raya (ruas E1/Hankam sepanjang 4 km) dan Cikunir-Cakung (ruas E2, sepanjang 9 km).
Sedangkan ruas JORR yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi adalah Ruas E1 Seksi 4 (Jatiasih-Cikunir, 4 km) dan Ruas E3 (Cakung-Cilincing). Untuk Ruas W1 (Penjaringan-Kebon Jeruk, 10 km) dan W2 (Kebon Jeruk-Pondok Pinang, 4 km) sedang dalam tahap persiapan pembangunan.
Jika seluruh ruas JORR ini beroperasi maka dapat terhubung dengan 5 Jalan Tol yang saat ini sudah beroperasi, yaitu Jalan Tol Sediyatmo (Cengkareng), Jakarta-Tangerang, Jakarta-Serpong, Jagorawi dan Jakarta-Cikampek. (Wilmar P)
TOL
JORR Jatiwarna-Jatiasih
Tak Gratis Lagi
Jumat, 4 Maret 2005
JAKARTA (Suara Karya): Pengguna ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) ruas Jatiwarna - Jatiasih (Bekasi) mulai hari ini, tepatnya Jumat (4/3/2005) pukul 00.00 WIB, dikenakan biaya atau tidak gratis lagi. Setiap pengendara pada ruas sepanjang 4 Km itu dikenakan tarif tol sebagaimana yang ditentukan.
"Hal ini sesuai Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 029/KPTS/M/2005 tanggal 2 Maret 2005. Tarif tol untuk ruas tersebut adalah Rp 2.000 untuk Golongan I (sedan, minibus bus/truk dan sejenisnya). Sedang untuk Golongan IIA (bus dan truk dengan dua gandar dan Golongan IIB yaitu truk gandeng yang memiliki lebih dari dua gandar) dikenakan tarif Rp 2.500," kata Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, Ir Bambang Sulistyo, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/3).
Sebelum ruas tol ini dioperasikan secara resmi, PT Jasa Marga (Persero) melalui PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) sudah melakukan uji coba sejak 29 Januari 2005. Dalam uji coba ini, PT JLJ membuka Gerbang Tol (GT) Jatiwarna 1, GT Jatiwarna 3, Jatiasih 2, dan GT Jatiasih 3. Selama uji coba, ruas tol tersebut tidak mengenakan tarif atau gratis.
Dengan dioperasikannya jalan tol ini, pengendara dari arah Jagorawi, Pondok Pinang dan Serpong yang akan ke arah Jatiasih, Jatibening dan Pekayon (Bekasi) tidak lagi keluar di Hankam Raya. Tapi bisa langsung dan keluar di GT Jatiasih 3. Ruas ini dilalui 18.000 kendaraan setiap harinya.
Jalan tol yang menelan biaya Rp 140 miliar ini dibangun oleh PT Nindya Karya dan PT Modern JO. (Wilmar P)
TOL CIKUNIR
Pemilik Tanah Diultimatum
Jumat, 24 Maret 2006
JAKARTA (Suara Karya): Para pemilik tanah di Cikunir (Bekasi) yang selama ini bertahan sehingga pembangunan ruas tol Jatiasih-Cikunir atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) terbengkalai diultimatum agar segera mengambil ganti rugi sebesar yang ditetapkan panitia pengadaan tanah (P2T) Pemda Kotamadya Bekasi. Jika tetap menolak atau terus menuntut ganti rugi sebesar Rp 1,3 juta per meter persegi, PT Jasa Marga akan mengalihkan ruas tol itu menjadi tidak melintasi tanah warga.
"Kami akan mengalihkan ruas tol tersebut, terserah para pemilik tanah mau diapakan tanahnya itu selanjutnya. Yang pasti, situasi dan kondisi tanah di pinggir jalan tol tidak sama dengan tanah di pinggir jalan arteri," kata Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, Bambang Sulistiyo, di sela-sela pembukaan rest area atau tempat istirahat dan pelayanan jalan tol Jakarta-Tangerang, di Tangerang, Kamis (23/3).
Di samping kemungkinan mengalihkan ruas tol itu, menurut Bambang, pihaknya juga sedang mempertimbangkan melakukan konsinyasi atau penitipan uang ganti rugi sebesar Rp 1,1 juta per meter persegi tersebut ke pengadilan. Tetapi tindakan konsinyasi ini ditempuh setelah ada izin dari P2T atau pemilik tanah sehingga dapat dilaksanakan pembangunan konstruksi. "Kalau tidak ada izin, untuk apa ganti rugi dikonsinyasikan. Persoalannya bisa saja tetap berlarut-larut. Kalau demikian, kita sendiri yang rugi, uang tertahan di pengadilan sementara proyek tidak bisa dikerjakan," tuturnya.
Menurut Bambang, untuk mengalihkan lintasan ruas tol, tak memerlukan dana tambahan yang besar. "Sekitar Rp 250 miliar itu-itu juga biaya pembangunan ruas tol sepanjang 4 kilometer tersebut," ujarnya.
Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Kota Departemen Pekerjaan Umum (PU), Nurdin Manurung, sebelumnya juga mengatakan bahwa Departemen PU menargetkan pembebasan tanah untuk tol Hankam-Cikunir (Bekasi) sampai akhir April ini. "Targetnya waktu itu sesuai dengan janji kami terhadap Wapres Jusuf Kalla," katanya.
Sementara itu, tempat istirahat dan pelayanan jalan tol Jakarta-Tangerang KM 14 (B) dilengkapi SPBU, Pujasera, mesjid, bengkel mobil, dan tempat jajan berbagai jenis makanan.
Dibangun di atas lahan seluas 3,1 hektare (ha), tempat tersebut selanjutnya dirancang pula akan menyediakan sarana yang bisa menghilangkan kelelahan jasmani para pengendara.
"Pada intinya tempat ini dirancang untuk menyegarkan kembali jasmani dan pikiran yang lelah," ujar Direktur SDM PT Jasa Marga, Achmad Purwono.
Seluruh biaya mulai dari tanah lokasinya dan membangun segala macam prasarana di rest area tersebut, menurut Achmad, sepenuhnya ditanggung investor PT Citra Lini Persada. "Untuk itu mereka diberi konsesi selama 30 tahun. Setelah konsesi itu berakhir, tempat istirahat dan pelayanan ini menjadi milik PT Jasa Marga," kata Achmad. (Wilmar P)
INFRASTRUKTUR
Tarif Tol Cakung-KBN
Rp 429 per Kilometer
Sabtu, 26 Agustus 2006
JAKARTA (Suara Karya): Menteri Pekerjaan Umum (PU) telah menetapkan tarif tol Jalan Lingkar Luar Jakarta (JORR) E3 Cakung Utara-Rorotan atau Kawasan Berikat Nusantara (KBN) sebesar Rp 429 per kilometer. Uji coba telah dilakukan sejak 23 April 2006 lalu. Keputusan itu, mengacu pada Keputusan Menteri PU No.238/KPTS/M/2006 tanggal 23 Agustus 2006 tentang pengoperasian jalan tol JORR E3.
"Pemerintah telah menetapkan tarif tol tersebut Rp 429 per kilometer," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Hisnu Pawenang, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (24/8).
Menurut Hisnu, apabila pengguna jalan tol masuk dari Ramp Cakung Utara dan Selatan akan dikenakan tarif sebesar Rp 500. Sedangkan untuk semua golongan yang melalui Cakung Utara-Rorotan secara rinci Rp 1.500 untuk Golongan I, Rp 2.000 untuk Golongan IIA, dan Rp 2.500 untuk Golongan II B.
Tarif tol tersebut, kata Hisnu, dioperasikan dengan sistem terbuka. Akses jalan tol itu sekarang ini menjadi kebutuhan jalan alternatif bagi kendaraan yang akan menuju Tanjung Priok.
Pembangunan JORR E3, jelasnya, membutuhkan investasi senilai Rp 221 miliar. Ruas sepanjang 3,65 kilometer itu merupakan kelanjutan dari proyek JORR ruas Cikunir-Cakung Utara yang sudah dioperasikan sebelumnya.
Sementara itu, Direktur Operasi PT Jasa Marga Sarwono Oetomo mengatakan, transaksi untuk arah Jakarta-Cikampek/Purbaleunyi akan dilakukan di Gerbang Tol Cakung Utara.
Sedangkan lalu lintas dari arah Tanjung Priok, Cilincing, dan KBN Cakung akan masuk diarahkan melalui Rorotan.
Ruas JORR lainnya yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi adalah ruas E1 seksi 4, yaitu Jatiasih-Cikunir sepanjang 4 kilometer.
"Ruas yang direncanakan beroperasi pada tahun depan ini akan menjadi ruas penghubung tol Jagorawi, Pondok Indah, Bintaro, dan Serpong," katanya.
Sarwono mengatakan, dengan beroperasinya ruas tersebut masyarakat di sekitar Serpong, Bintaro, Pondok Indah, Bogor yang akan ke Tanjung Priok/ Cilincing atau Bekasi, Karawang, Cikampek, dan Bandung tidak perlu lagi keluar di Cawang (UKI), sehingga kepadatan lalu lintas di UKI bisa berkurang dan diharapkan dapat mengembangkan wilayah Bekasi. (Novi)
JALAN TOL
Ruas Jatiasih-Cikunir
Segera Beroperasi
Selasa, 17 Juli 2007
JAKARTA (Suara Karya): Tol Jatiasih-Cikunir sepanjang 4 kilometer akan beroperasi pada awal Agustus 2007. Dalam rangka untuk mempersiapkan beroperasinya proyek tol tersebut secara komersial, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) diminta untuk segera membentuk tim penilai proyek tol tersebut. "Menyusul jaminan PT Jasa Marga untuk menyelesaikan konstruksi proyek ini dalam waktu dua pekan, maka kita menjamin bahwa proyek tol Jatiasih-Cikunir sepanjang 4 kilometer ini dapat beroperasi mulai awal Agustus. Saat ini pekerjaan proyek tersebut sudah masuk pekerjaan konstruksi," kata Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto saat inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi tol Jatiasih-Cikunir, Bekasi, Senin (16/7).
Menurut Djoko, pihaknya telah meminta kepada BPJT untuk membentuk tim penilai proyek tol itu sebagai persiapan untuk beroperasi secara komersial. Sebab pada awal Agustus diharapkan sudah bisa diuji coba. "Biasanya butuh waktu untuk dinilai oleh tim soal kelayakan operasional. Agustus itu juga mungkin sudah beroperasi penuh," ujar Djoko. Berdasarkan pengamatan di lokasi proyek, terlihat bahwa pekerjaan sudah hampir selesai dengan sisa pekerjaan hanya di sisi jembatan di Cikunir.
Sementara Pimpro Proyek Jatiasih-Cikunir Saut P Simatupang mengatakan, perkembangan pekerjaan proyek itu sudah mencapai di atas 90 persen, sehingga sisa pekerjaan bisa digenjot dalam dua pekan mendatang. Menurut rencana, pemerintah akan menetapkan tarif untuk ruas tol sebesar Rp 420 per kilometer dengan menggunkan pola pintu terbuka pada ruas jaringan, yaitu mulai dari Bintaro sampai dengan Rorotan.
Ruas Jatiasih-Cikunir akan tersambung dengan tol Jagorawi, Pondok Indah, dan Serpong. Dengan dibukanya ruas itu, maka pemakai jalan tol sekitar Bintaro, Serpong, Pondok Indah, Bogor yang menuju ke arah Bekasi, Cilincing atau Priok, Karawang, Cikampek dan Bandung tidak perlu lagi melewati tol Cawang.
Saut juga mengatakan bahwa tol itu akan mampu mengurangi beban lalu lintas tol dalam kota yang sudah terlalu padat. Dengan begitu, tingkat kemacetan di tol dalam kota bisa dikurangi dengan perpindahan sebagian beban lalu lintas. (Novi)
JALAN TOL
Ruas Jatiasih-Cikunir
Dioperasikan Terbuka
Rabu, 29 Agustus 2007
JAKARTA (Suara Karya): Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) ruas E1 seksi IV yang menghubungkan antara Jatiasih dan Cikunir pada Selasa (28/8) sore sudah bisa dimanfaatkan para pengguna jalan tol. Tarif tol ini ditetapkan pemerintah dengan menggunakan sistem terbuka jauh-dekat untuk Golongan I Rp 6.000, Golongan IIA Rp 7.000, dan Golongan IIB Rp 8.500.
"Pengoperasian sistem terbuka ini bersamaan dengan beroperasinya JORR ruas Jatiasih-Cikunir. Pengoperasian Jatiasih-Cikunir (E1 seksi 4) terlambat hampir empat tahun. Ini karena adanya persoalan tanah. Padahal menurut rencana ruas tersebut seharusnya dapat dioperasikan pada tahun 2003 lalu," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, di Jakarta, Selasa (28/8) usai meresmikan beroperasinya JORR ruas Jatiasih-Cikunir. Hadir dalam peresmian tol yang dioperasikan PT Jasa Marga itu Menko Perekonomian Boediono, Menneg BUMN Sofyan Djalil, dan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal.
Menurut Djoko, dalam kurun waktu 1,5 tahun ini, sudah ada dua ruas tol yang berhasil dioperasikan. Yakni, Cipularang sepanjang 41 km dan JORR 14,6 km, sehingga total panjang 55,6 km.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Marga Frans S Sunito mengatakan, biaya untuk menyelesaikan JORR sampai dengan beroperasinya E1 seksi 4 sudah mencapai Rp 3,7 triliun.
Dengan beroperasinya ruas ini, maka untuk wilayah DKI Jakarta , PT Jasa Marga akan memfokuskan kepada penyelesaian JORR W2 (Ulujami-Kebon Jeruk) yang sampai saat ini masih terkendala pembebasan tanah. "Dengan beroperasinya ruas tol ini, jalan tol JORR tersambung dari arah Ulujami sampai Cilincing sepanjang 45 kilometer. Ruas tol ini menghubungkan 3 ruas tol yang sudah beroperasi, yakni jalan tol Serpong-Jakarta, Jagorawi, dan Jakarta-Cikampek," kata Frans.
Frans menjelaskan, dengan sistem terbuka, pengemudi cukup melakukan satu kali transaksi dengan membayar tol di gerbang masuk dan bisa keluar di gerbang mana saja, termasuk tol Cikunir. Dengan sistem ini, maka akan dikenakan tarif tol rata-rata, sehingga jarak jauh-dekat tarifnya sama. (Novi)
Cikunir Beroperasi, Kemacetan Dimana-mana
Rabu, 29 Agustus 2007
JAKARTA (Suara Karya): Operasionalisasi ruas Jatiasih-Cikunir yang menyempurnakan Jakarta Outer Ring Road (JORR) ditanggapi sedih dan senang para pengguna jalan. Kalangan yang sedih karena harus membayar tiket lebih mahal. Biasanya mereka hanya mengeluarkan Rp 3.000, kini harus merogoh Rp 6.000.
"Saya kesal aja. Kalau naik sih nggak masalah tapi ini terlalu besar mencapai 150 persen. Ini berlebihan," kata Ismala, anggota salah satu aktivis LSM seperti dikutip detikcom, Rabu (29/8).
Warga Bintaro Sektor 9 ini menjelaskan, umumnya saat memasuki gerbang Tol Ciputat II hanya membayar Rp 3 ribu dan baru dibayar di pintu keluar. Namun pemberlakuan tarif terbuka ini, pengguna tol sudah harus membayar saat masuk. Dan tarifnya pun 2 kali lipat. "Keluar pintu gerbang Tol Ranji Sayap, saya harus membayar lagi Rp 1.500. Jadi totalnya Rp 7.500," keluhnya.
Di karcis yang diterima Ismala, di gerbang Tol Ciputat II tertulis pembayaran untuk golongan I Rp 6.000. Sedangkan di Tol Pondok Ranji Sayap karcis merupakan bukti pembayaran transaksi tol ke arah BSD.
Kenaikan tarif terbuka ruas tol JORR ini resmi diberlakukan sejak Selasa, 28 Agustus 2007 pukul 20.25 WIB. Tarif untuk kendaraan golongan I ditetapkan sebesar Rp 6.000. Sedangkan golongan II A sebesar Rp 7.000, dan golongan II B sebesar Rp 8.500.
Akibat pengoperasian ruas tol Cikunir itu, kemacetan terjadi di hampir semua pintu tol. Pintu tol yang terpantau tersendat adalah yang mengarah ke Cililitan dan Kampung Rambutan, dengan antrean hingga 3 km. Kemacetan di pintu masuk tol ini juga menyebabkan tersendatnya tol TB Simatupang. Kemacetan terpanjang terjadi di pintu tol TMII dan Bintaro, dengan kemacetan lebih dari 3 km. (Adi)
Jum'at, 28 Januari 2005 | 17:30 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ruas E1 Seksi 3 (Hankam-Jatiasih) sepanjang empat kilometer akan segera dibuka. Uji coba jalan tol ini akan dimulai besok, Sabtu, 29 Januari 2005 pukul 07.00 WIB oleh PT Jasa Marga (Persero) melalui PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ).
Sekretaris PT Jasa Marga Bambang Sulistiyo mengatakan, pintu tol yang akan dibuka adalah pintu tol Jatiwarna 1, Jatiwarna 3, Jatiasih 2, dan Jatiasih 3. Saat ini, Jasa Marga menunggu surat keputusan dari Menteri Pekerjaan Umum mengenai tarif awalnya. Tim dari Departemen Pekerjaan Umum nantinya akan melakukan uji kelayakan sebagai bahan keputusan tarif.
Menurut Bambang, pengerjaan ruas jalan itu sudah selesai sejak empat bulan yang lalu. "Sesuai versi kami," tukasnya. Selama ini, jalan tol tersebut sudah dimanfaatkan oleh masyarakat yang akan ke daerah Jatiasih dari arah Jagorawi dan sebaliknya tanpa dikenakan tarif tol.
Dengan dioperasikannya jalan tol ini, Bambang menjelaskan, maka masyarakat dari arah Jagorawi, Pondok Pinang, Bintaro dan Serpong yang akan ke arah Jatiasih, Jatibening, Pekayon, Bekasi dan sekitarnya tidak lagi keluar di Hankam Raya, tapi bisa langsung dan keluar di gerbang tol Jatiasih 3.
JORR
Ruas Tol Hankam-Jatiasih
Dioperasikan Hari Ini
Sabtu, 29 Januari 2005
JAKARTA (Suara Karya): Sebagian ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) yang tertunda-tunda pengoperasionalannya selama hampir 3 tahun akan diujicobakan untuk umum hari ini (Sabtu, 29/1).
Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, Bambang Sulistiyo, mengungkapkan hal itu kepada wartawan di Jakarta, Jumat (28/1). "Yang kami operasionalkan ini Seksi 3 (Hankam-Jatiasih) sepanjang 4 kilometer," tuturnya.
Ia menyebutkan sejak sekitar 4 bulan lalu ruas jalan tol tersebut sudah dimanfaatkan oleh masyarakat yang akan ke Jatiasih dari arah Jagorawi atau sebaliknya tanpa dikenakan tarif (gratis). "Dengan dioperasikannya jalan tol ini maka masyarakat dari arah Jagorawi, Pondok Pinang, Bintaro dan Serpong yang akan ke arah Jatiasih, Jatibening, Pekayon, Bekasi dan sekitarnya tidak perlulagi keluar di Hankam Raya, tapi bisa langsung dan keluar di Jatiasih 3," jelas Bambang.
Dalam uji coba yang dilakukan PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atas nama PT Jasa Marga, dibuka gerbang tol (GT) Jatiwarna 1, GT Jatiwarna 3, Jatiasih 2, dan GT Jatiasih 3. Selama uji coba, belum dikenakan tarif tol (gratis). "Itu berarti pengguna jalan tol dari arah Pondok Pinang atau Serpong yang akan menuju Jatiasih, Jatibening, Pekayon, (Bekasi) dan sekitarnya cukup membayar di GT Bambu Apus, keluar di GT Jatiasih 3 tanpa bayar," katanya.
Sedangkan pemakai jalan tol dari arah Hankam Raya yang akan ke Jatiasih masuk melalui GT Jatiwarna 1 (tanpa mengambil kartu tanda masuk/KTM) dan keluar di GT Jatiasih 3 juga tanpa bayar. Begitu juga pemakai jalan tol dari arah Jatiasih, Jatibening, Pekayon, dan sekitarnya yang akan menuju Hankam Raya melalui GT Jatiasih 2 dan keluar di GT Jatiwarna 3 tanpa dikenakan tarif tol.
Ruas Hankam-Jatiasih merupakan bagian dari Ruas E1 yang dibagi menjadi 4 Seksi, yaitu Seksi 1 (TMII-Ceger), Seksi 2 (Ceger-Hankam Raya), Seksi 3 (Hankam Raya-Jatiasih) dan Seksi 4 (Jatiasih-Cikunir). Ruas E1 yang sudah beroperasi sebelumnya adalah TMII-Ceger dan Ceger-Hankam Raya. Sedang untuk ruas Jatiasih-Cikunir saat ini sedang dalam tahap penyelesaian. Progresnya saat ini sudah lebih 80 persen.
Jika seluruh Seksi E1 ini selesai, maka bisa langung terhubung dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Dengan demikian masyarakat dari arah Jagorawi, Pondok Indah dan Serpong bila akan ke arah Bekasi, Karawang, Cikampek, bahkan yang mau ke Bandung atau sebaliknya, tak perlu lagi melalui Cawang/Cililitan/UKI. Dengan demikian kemacetan di kawasan itu diharapkan bisa berkurang.
Panjang ruas JORR ini secara keseluruhan sekitar 63 km. Yang sudah beroperasi sepanjang 31,5 km terdiri dari Ulujami-Pondok Pinang (ruas W2/sepanjang 3,5 km), Pondok Pinang-TMII (ruas sepanjang 15 km), TMII-Hankam Raya (ruas E1/Hankam sepanjang 4 km) dan Cikunir-Cakung (ruas E2, sepanjang 9 km).
Sedangkan ruas JORR yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi adalah Ruas E1 Seksi 4 (Jatiasih-Cikunir, 4 km) dan Ruas E3 (Cakung-Cilincing). Untuk Ruas W1 (Penjaringan-Kebon Jeruk, 10 km) dan W2 (Kebon Jeruk-Pondok Pinang, 4 km) sedang dalam tahap persiapan pembangunan.
Jika seluruh ruas JORR ini beroperasi maka dapat terhubung dengan 5 Jalan Tol yang saat ini sudah beroperasi, yaitu Jalan Tol Sediyatmo (Cengkareng), Jakarta-Tangerang, Jakarta-Serpong, Jagorawi dan Jakarta-Cikampek. (Wilmar P)
TOL
JORR Jatiwarna-Jatiasih
Tak Gratis Lagi
Jumat, 4 Maret 2005
JAKARTA (Suara Karya): Pengguna ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) ruas Jatiwarna - Jatiasih (Bekasi) mulai hari ini, tepatnya Jumat (4/3/2005) pukul 00.00 WIB, dikenakan biaya atau tidak gratis lagi. Setiap pengendara pada ruas sepanjang 4 Km itu dikenakan tarif tol sebagaimana yang ditentukan.
"Hal ini sesuai Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 029/KPTS/M/2005 tanggal 2 Maret 2005. Tarif tol untuk ruas tersebut adalah Rp 2.000 untuk Golongan I (sedan, minibus bus/truk dan sejenisnya). Sedang untuk Golongan IIA (bus dan truk dengan dua gandar dan Golongan IIB yaitu truk gandeng yang memiliki lebih dari dua gandar) dikenakan tarif Rp 2.500," kata Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, Ir Bambang Sulistyo, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/3).
Sebelum ruas tol ini dioperasikan secara resmi, PT Jasa Marga (Persero) melalui PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) sudah melakukan uji coba sejak 29 Januari 2005. Dalam uji coba ini, PT JLJ membuka Gerbang Tol (GT) Jatiwarna 1, GT Jatiwarna 3, Jatiasih 2, dan GT Jatiasih 3. Selama uji coba, ruas tol tersebut tidak mengenakan tarif atau gratis.
Dengan dioperasikannya jalan tol ini, pengendara dari arah Jagorawi, Pondok Pinang dan Serpong yang akan ke arah Jatiasih, Jatibening dan Pekayon (Bekasi) tidak lagi keluar di Hankam Raya. Tapi bisa langsung dan keluar di GT Jatiasih 3. Ruas ini dilalui 18.000 kendaraan setiap harinya.
Jalan tol yang menelan biaya Rp 140 miliar ini dibangun oleh PT Nindya Karya dan PT Modern JO. (Wilmar P)
TOL CIKUNIR
Pemilik Tanah Diultimatum
Jumat, 24 Maret 2006
JAKARTA (Suara Karya): Para pemilik tanah di Cikunir (Bekasi) yang selama ini bertahan sehingga pembangunan ruas tol Jatiasih-Cikunir atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) terbengkalai diultimatum agar segera mengambil ganti rugi sebesar yang ditetapkan panitia pengadaan tanah (P2T) Pemda Kotamadya Bekasi. Jika tetap menolak atau terus menuntut ganti rugi sebesar Rp 1,3 juta per meter persegi, PT Jasa Marga akan mengalihkan ruas tol itu menjadi tidak melintasi tanah warga.
"Kami akan mengalihkan ruas tol tersebut, terserah para pemilik tanah mau diapakan tanahnya itu selanjutnya. Yang pasti, situasi dan kondisi tanah di pinggir jalan tol tidak sama dengan tanah di pinggir jalan arteri," kata Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, Bambang Sulistiyo, di sela-sela pembukaan rest area atau tempat istirahat dan pelayanan jalan tol Jakarta-Tangerang, di Tangerang, Kamis (23/3).
Di samping kemungkinan mengalihkan ruas tol itu, menurut Bambang, pihaknya juga sedang mempertimbangkan melakukan konsinyasi atau penitipan uang ganti rugi sebesar Rp 1,1 juta per meter persegi tersebut ke pengadilan. Tetapi tindakan konsinyasi ini ditempuh setelah ada izin dari P2T atau pemilik tanah sehingga dapat dilaksanakan pembangunan konstruksi. "Kalau tidak ada izin, untuk apa ganti rugi dikonsinyasikan. Persoalannya bisa saja tetap berlarut-larut. Kalau demikian, kita sendiri yang rugi, uang tertahan di pengadilan sementara proyek tidak bisa dikerjakan," tuturnya.
Menurut Bambang, untuk mengalihkan lintasan ruas tol, tak memerlukan dana tambahan yang besar. "Sekitar Rp 250 miliar itu-itu juga biaya pembangunan ruas tol sepanjang 4 kilometer tersebut," ujarnya.
Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Kota Departemen Pekerjaan Umum (PU), Nurdin Manurung, sebelumnya juga mengatakan bahwa Departemen PU menargetkan pembebasan tanah untuk tol Hankam-Cikunir (Bekasi) sampai akhir April ini. "Targetnya waktu itu sesuai dengan janji kami terhadap Wapres Jusuf Kalla," katanya.
Sementara itu, tempat istirahat dan pelayanan jalan tol Jakarta-Tangerang KM 14 (B) dilengkapi SPBU, Pujasera, mesjid, bengkel mobil, dan tempat jajan berbagai jenis makanan.
Dibangun di atas lahan seluas 3,1 hektare (ha), tempat tersebut selanjutnya dirancang pula akan menyediakan sarana yang bisa menghilangkan kelelahan jasmani para pengendara.
"Pada intinya tempat ini dirancang untuk menyegarkan kembali jasmani dan pikiran yang lelah," ujar Direktur SDM PT Jasa Marga, Achmad Purwono.
Seluruh biaya mulai dari tanah lokasinya dan membangun segala macam prasarana di rest area tersebut, menurut Achmad, sepenuhnya ditanggung investor PT Citra Lini Persada. "Untuk itu mereka diberi konsesi selama 30 tahun. Setelah konsesi itu berakhir, tempat istirahat dan pelayanan ini menjadi milik PT Jasa Marga," kata Achmad. (Wilmar P)
INFRASTRUKTUR
Tarif Tol Cakung-KBN
Rp 429 per Kilometer
Sabtu, 26 Agustus 2006
JAKARTA (Suara Karya): Menteri Pekerjaan Umum (PU) telah menetapkan tarif tol Jalan Lingkar Luar Jakarta (JORR) E3 Cakung Utara-Rorotan atau Kawasan Berikat Nusantara (KBN) sebesar Rp 429 per kilometer. Uji coba telah dilakukan sejak 23 April 2006 lalu. Keputusan itu, mengacu pada Keputusan Menteri PU No.238/KPTS/M/2006 tanggal 23 Agustus 2006 tentang pengoperasian jalan tol JORR E3.
"Pemerintah telah menetapkan tarif tol tersebut Rp 429 per kilometer," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Hisnu Pawenang, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (24/8).
Menurut Hisnu, apabila pengguna jalan tol masuk dari Ramp Cakung Utara dan Selatan akan dikenakan tarif sebesar Rp 500. Sedangkan untuk semua golongan yang melalui Cakung Utara-Rorotan secara rinci Rp 1.500 untuk Golongan I, Rp 2.000 untuk Golongan IIA, dan Rp 2.500 untuk Golongan II B.
Tarif tol tersebut, kata Hisnu, dioperasikan dengan sistem terbuka. Akses jalan tol itu sekarang ini menjadi kebutuhan jalan alternatif bagi kendaraan yang akan menuju Tanjung Priok.
Pembangunan JORR E3, jelasnya, membutuhkan investasi senilai Rp 221 miliar. Ruas sepanjang 3,65 kilometer itu merupakan kelanjutan dari proyek JORR ruas Cikunir-Cakung Utara yang sudah dioperasikan sebelumnya.
Sementara itu, Direktur Operasi PT Jasa Marga Sarwono Oetomo mengatakan, transaksi untuk arah Jakarta-Cikampek/Purbaleunyi akan dilakukan di Gerbang Tol Cakung Utara.
Sedangkan lalu lintas dari arah Tanjung Priok, Cilincing, dan KBN Cakung akan masuk diarahkan melalui Rorotan.
Ruas JORR lainnya yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi adalah ruas E1 seksi 4, yaitu Jatiasih-Cikunir sepanjang 4 kilometer.
"Ruas yang direncanakan beroperasi pada tahun depan ini akan menjadi ruas penghubung tol Jagorawi, Pondok Indah, Bintaro, dan Serpong," katanya.
Sarwono mengatakan, dengan beroperasinya ruas tersebut masyarakat di sekitar Serpong, Bintaro, Pondok Indah, Bogor yang akan ke Tanjung Priok/ Cilincing atau Bekasi, Karawang, Cikampek, dan Bandung tidak perlu lagi keluar di Cawang (UKI), sehingga kepadatan lalu lintas di UKI bisa berkurang dan diharapkan dapat mengembangkan wilayah Bekasi. (Novi)
JALAN TOL
Ruas Jatiasih-Cikunir
Segera Beroperasi
Selasa, 17 Juli 2007
JAKARTA (Suara Karya): Tol Jatiasih-Cikunir sepanjang 4 kilometer akan beroperasi pada awal Agustus 2007. Dalam rangka untuk mempersiapkan beroperasinya proyek tol tersebut secara komersial, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) diminta untuk segera membentuk tim penilai proyek tol tersebut. "Menyusul jaminan PT Jasa Marga untuk menyelesaikan konstruksi proyek ini dalam waktu dua pekan, maka kita menjamin bahwa proyek tol Jatiasih-Cikunir sepanjang 4 kilometer ini dapat beroperasi mulai awal Agustus. Saat ini pekerjaan proyek tersebut sudah masuk pekerjaan konstruksi," kata Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto saat inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi tol Jatiasih-Cikunir, Bekasi, Senin (16/7).
Menurut Djoko, pihaknya telah meminta kepada BPJT untuk membentuk tim penilai proyek tol itu sebagai persiapan untuk beroperasi secara komersial. Sebab pada awal Agustus diharapkan sudah bisa diuji coba. "Biasanya butuh waktu untuk dinilai oleh tim soal kelayakan operasional. Agustus itu juga mungkin sudah beroperasi penuh," ujar Djoko. Berdasarkan pengamatan di lokasi proyek, terlihat bahwa pekerjaan sudah hampir selesai dengan sisa pekerjaan hanya di sisi jembatan di Cikunir.
Sementara Pimpro Proyek Jatiasih-Cikunir Saut P Simatupang mengatakan, perkembangan pekerjaan proyek itu sudah mencapai di atas 90 persen, sehingga sisa pekerjaan bisa digenjot dalam dua pekan mendatang. Menurut rencana, pemerintah akan menetapkan tarif untuk ruas tol sebesar Rp 420 per kilometer dengan menggunkan pola pintu terbuka pada ruas jaringan, yaitu mulai dari Bintaro sampai dengan Rorotan.
Ruas Jatiasih-Cikunir akan tersambung dengan tol Jagorawi, Pondok Indah, dan Serpong. Dengan dibukanya ruas itu, maka pemakai jalan tol sekitar Bintaro, Serpong, Pondok Indah, Bogor yang menuju ke arah Bekasi, Cilincing atau Priok, Karawang, Cikampek dan Bandung tidak perlu lagi melewati tol Cawang.
Saut juga mengatakan bahwa tol itu akan mampu mengurangi beban lalu lintas tol dalam kota yang sudah terlalu padat. Dengan begitu, tingkat kemacetan di tol dalam kota bisa dikurangi dengan perpindahan sebagian beban lalu lintas. (Novi)
JALAN TOL
Ruas Jatiasih-Cikunir
Dioperasikan Terbuka
Rabu, 29 Agustus 2007
JAKARTA (Suara Karya): Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) ruas E1 seksi IV yang menghubungkan antara Jatiasih dan Cikunir pada Selasa (28/8) sore sudah bisa dimanfaatkan para pengguna jalan tol. Tarif tol ini ditetapkan pemerintah dengan menggunakan sistem terbuka jauh-dekat untuk Golongan I Rp 6.000, Golongan IIA Rp 7.000, dan Golongan IIB Rp 8.500.
"Pengoperasian sistem terbuka ini bersamaan dengan beroperasinya JORR ruas Jatiasih-Cikunir. Pengoperasian Jatiasih-Cikunir (E1 seksi 4) terlambat hampir empat tahun. Ini karena adanya persoalan tanah. Padahal menurut rencana ruas tersebut seharusnya dapat dioperasikan pada tahun 2003 lalu," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, di Jakarta, Selasa (28/8) usai meresmikan beroperasinya JORR ruas Jatiasih-Cikunir. Hadir dalam peresmian tol yang dioperasikan PT Jasa Marga itu Menko Perekonomian Boediono, Menneg BUMN Sofyan Djalil, dan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal.
Menurut Djoko, dalam kurun waktu 1,5 tahun ini, sudah ada dua ruas tol yang berhasil dioperasikan. Yakni, Cipularang sepanjang 41 km dan JORR 14,6 km, sehingga total panjang 55,6 km.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Marga Frans S Sunito mengatakan, biaya untuk menyelesaikan JORR sampai dengan beroperasinya E1 seksi 4 sudah mencapai Rp 3,7 triliun.
Dengan beroperasinya ruas ini, maka untuk wilayah DKI Jakarta , PT Jasa Marga akan memfokuskan kepada penyelesaian JORR W2 (Ulujami-Kebon Jeruk) yang sampai saat ini masih terkendala pembebasan tanah. "Dengan beroperasinya ruas tol ini, jalan tol JORR tersambung dari arah Ulujami sampai Cilincing sepanjang 45 kilometer. Ruas tol ini menghubungkan 3 ruas tol yang sudah beroperasi, yakni jalan tol Serpong-Jakarta, Jagorawi, dan Jakarta-Cikampek," kata Frans.
Frans menjelaskan, dengan sistem terbuka, pengemudi cukup melakukan satu kali transaksi dengan membayar tol di gerbang masuk dan bisa keluar di gerbang mana saja, termasuk tol Cikunir. Dengan sistem ini, maka akan dikenakan tarif tol rata-rata, sehingga jarak jauh-dekat tarifnya sama. (Novi)
Cikunir Beroperasi, Kemacetan Dimana-mana
Rabu, 29 Agustus 2007
JAKARTA (Suara Karya): Operasionalisasi ruas Jatiasih-Cikunir yang menyempurnakan Jakarta Outer Ring Road (JORR) ditanggapi sedih dan senang para pengguna jalan. Kalangan yang sedih karena harus membayar tiket lebih mahal. Biasanya mereka hanya mengeluarkan Rp 3.000, kini harus merogoh Rp 6.000.
"Saya kesal aja. Kalau naik sih nggak masalah tapi ini terlalu besar mencapai 150 persen. Ini berlebihan," kata Ismala, anggota salah satu aktivis LSM seperti dikutip detikcom, Rabu (29/8).
Warga Bintaro Sektor 9 ini menjelaskan, umumnya saat memasuki gerbang Tol Ciputat II hanya membayar Rp 3 ribu dan baru dibayar di pintu keluar. Namun pemberlakuan tarif terbuka ini, pengguna tol sudah harus membayar saat masuk. Dan tarifnya pun 2 kali lipat. "Keluar pintu gerbang Tol Ranji Sayap, saya harus membayar lagi Rp 1.500. Jadi totalnya Rp 7.500," keluhnya.
Di karcis yang diterima Ismala, di gerbang Tol Ciputat II tertulis pembayaran untuk golongan I Rp 6.000. Sedangkan di Tol Pondok Ranji Sayap karcis merupakan bukti pembayaran transaksi tol ke arah BSD.
Kenaikan tarif terbuka ruas tol JORR ini resmi diberlakukan sejak Selasa, 28 Agustus 2007 pukul 20.25 WIB. Tarif untuk kendaraan golongan I ditetapkan sebesar Rp 6.000. Sedangkan golongan II A sebesar Rp 7.000, dan golongan II B sebesar Rp 8.500.
Akibat pengoperasian ruas tol Cikunir itu, kemacetan terjadi di hampir semua pintu tol. Pintu tol yang terpantau tersendat adalah yang mengarah ke Cililitan dan Kampung Rambutan, dengan antrean hingga 3 km. Kemacetan di pintu masuk tol ini juga menyebabkan tersendatnya tol TB Simatupang. Kemacetan terpanjang terjadi di pintu tol TMII dan Bintaro, dengan kemacetan lebih dari 3 km. (Adi)