Amanat Nita Tilana, Diumrahkan Rully
Selamat Jalan, Nita!
KEPERGIAN
Nita Tilana (33), untuk selama-lamanya, jadi sebentuk melodrama yang
memedihkan hati, Kamis pekan lalu. Perjuangan gigih Nita melawan
penyakitnya melambangkan katabahan dan ketegaran. Kesetiaan Rully Amada
(30), suaminya, yang secara intens mendampingi sejak Nita jatuh sakit
hingga detik-detik penghabisan, melambangkan keagungan dan keindahan
cinta. Tragika hidup seorang Nita yang membawa pergi cinta utuh Rully
ini disajikan di dua halaman berikut ini (4 & 5). Selain reportase
seputar masa kritis hingga kematian Nita, tulisan dilengkapi aneka
komentar dan kenangan sejumlah anggota keluarga, kerabat dan teman
dekatnya.
SETELAH
berjuang keras melawan penyakit
kanker leher rahim, Nita akhirnya kembali ke pangkuan Allah SWT untuk
selamamya. Nita meninggal pada Kamis (10/8) pukul 11.10 WIB di RS Pondok
Indah, Jakarta, di mana dia dirawat inap sejak 7 Juli 2000, sepulang
dari pengobatannya di Singapura.
Pada saat-saat terakhirnya Nita ditemani oleh
Rully Amada, suaminya, dua kakaknya, Ria HD dan
Ray Bachtiar, serta Emha Ainun
Nadjib (Cak Nun) yang kebetulan hadir menjenguknya. ''Saya pegang tangan
kanannya,'' kata Rully dengan tenang dan tabah. Dalam kondisi yang
sudah sangat lemah itu Nita dibimbing oleh Cak Nun dan Rully untuk
mengucapkan dua kalimat syahadat. ''Mudah-mudahan Nita mengikutinya
dalam hati,'' jelas Rully lagi.
Kondisi Nita memang memburuk
sejak Selasa (8/8). ''Dokter memperkirakan Nita hanya akan bisa bertahan
selama 12 jam,'' cerita Rully. Semua anggota keluarga Nita pun
berkumpul. Meski kondisinya yang melemah membuatnya hanya bisa berbaring
tak bergerak, dia ternyata masih bisa merasakan keadaan sekelilingnya.
''Terlihat dari sinar matanya,'' tambah pria yang menikahi Nita pada 23
Oktober 1999 ini.
Pada Rabu (9/8) pagi, di Jakarta beredar
kabar, Nita telah meninggal dunia. Pada pagi hari itu pula kamar 3301 RS
Pondok Indah di mana dia dirawat telah ''diserbu'' wartawan dari aneka
media. Sejumlah artis, seperti Shania, Jeremy Thomas, Sylvana Herman,
Sandy Nayoan dan Indra Lesmana yang kebetulan berobat ke sana ikut pula
menjenguk Nita. Malam harinya, kondisi Nita dinyatakan mulai membaik.
''Malam itu kami mengadakan salat istighosah untuk mendoakan Nita,''
cerita
Ray Bachtiar, kakak kedua Nita. Salat dilanjutkan dengan tahajud bersama.
Pagi
harinya, Nita dimandikan. Kata Rully, kondisi Nita makin tenang. Pada
sekitar pukul 10.00 WIB, kondisinya menurun kembali. Hingga akhirnya,
pukul 11.30, Armand Maulana, adik bungsu Nita, mengumumkan kepada para
wartawan bahwa Nita telah berpulang.
ATAS
permintaan keluarga, jenazah Nita langsung dibawa ke rumah duka, di
Jalan Kemala Persada, Blok 14 No 3, Bekasi Barat, kediaman Nita dan
Rully. Rumah ini berdekatan dengan rumah kakak Nita, Dra Nane Meyane.
Jenazah Nita disemayamkan di ruang tamu.
Pada pukul 14.00 WIB,
jenazah dimandikan dengan Ibu Nuriani dari Yayasan Bunga Kemboja (YBK)
sebagai pemimpin acara. Nita dimandikan oleh saudara kandung dan
iparnya. Di luar, sejumlah artis ikut melayat. Antaranya Titi DJ, Rita
Effendy, Ari Tulang, Oscar Lawalatta, AB Three dan Desy Ratnasari. Pada
pukul 14.40 WIB, jenazah dibawa masuk kembali ke ruang duka, dan
dilakukan salat jenazah. Desy ikut dalam upacara yang dipimpin oleh
Ustad Aziz dari YBK sebagai imam.
Usai salat jenazah, mewakili
keluarga, Rully, Ria HD, dan Ray Bachtiar, keluarga besar Nita
mengucapkan terima kasih atas simpati dan bantuan berbagai pihak.
''Pesan terakhir Nita, tolong jaga Rully,'' imbuh Ria. Ini dibenarkan
Rully. Beberapa hari sebelum kritis, Dewi dan Armand datang untuk
membacakan doa. ''Tapi dia malah minta agar mereka mendoakan saya saja,
dan menjaga saya,'' kata Rully.
Menjelang sore hari, rombongan
pelayat makin banyak. Rekan-rekan Nita berdatangan silih berganti. Ada
Bella Saphira, Nia Daniaty, Camelia Malik, Vinny Alvionita, Monica
Oemardi, Eko Patrio, Yana Julio, Agus Wisman, Andre Hehanussa, Trie
Utami, Denny Malik, Rita Dinah Kandi, Titiek Puspa, dan lain sebagainya.
Jenazah Nita, sesuai keputusan keluarga, dimakamkan pada Jumat
(11/8) di pemakaman umum Sirnaraga di Bandung dan diberangkatkan seusai
salat subuh. Di pemakaman itulah kakek-nenek Nita dimakamkan. Menurut
Ray, Nita ingin dimakamkan di dekat makam ayah-ibunya, di pemakaman Buah
Batu. Untuk memenuhi keinginan ini, dalam waktu dekat makam orangtuanya
bakal dipindahkan ke Sirnaraga.
Menurut Ray, Nita memang sangat dekat dengan ibunya yang meninggal karena
stroke pada 1987. ''Nita pula
yang menemani ibu pada saat-saat terakhirnya, seperti yang dilakukan
oleh Rully sekarang,'' kata Ray lagi.
Selamat jalan, Nita!
.
Nona Fiona, Amanda
Andono, Pipin Talisah S
Foto: Nuryanto Eddy P
RULLY AMADA
DUA hari silam, saat Armand dan Dewi datang, dia minta supaya doakan saya.
''Jagain Rully!'' Meninggalnya
juga bagus, kelihatan sudah pasrah. Saya juga sudah ikhlas melepasnya.
Nggak ada firasat. Saya rasa ini yang terbaik untuk Nita. Kalau memang
harus dipanggil, ya kita ikhlaskan. Kalau memang tidak, jangan sampai
dia menderita lama.
Saya terakhir bicara dengan Nita, sekitar
dua hari sebelum kondisinya kritis. Hingga saat terakhir, infusnya masih
terus dipasang. Hanya oksigen saja yang dia tidak mau. Selama masih
bisa bernapas sendiri dia nggak mau pakai. Makannya juga biasa, nggak
pakai infus.
Hal terakhir yang diinginkan Nita, umrah. Insya
Allah, saya akan umrahkan secepatnya. Sampai terakhir dia tetap tabah.
Dia selalu menyebut-nyebut ibu, maka saya simpulkan dia ingin
(dimakamkan, Red) dekat ibunya. Karenanya makam ibu dan bapaknya nanti
akan dipindah ke Sirnaraga.
Saya nggak berencana balik ke
Jepang, dan ingin tetap di sini. Saya sudah cukup bahagia bersama dia.
Saya sendiri ingin selalu dekat dia. Dalam waktu dekat ini ibu saya juga
akan datang dari Jepang. Tapi, masih kesulitan dalam masalah mengurus
visa.
. nona
RIA HD (KAKAK
SULUNG)
NITA
itu orang yang kurang memperhatikan kesehatannya sendiri. Dia malas ke
dokter, padahal waktu itu dia sudah sakit lever. Dia yakin akan
kekuatannya sendiri. Yang pasti, pesannya kepada kami adalah ''tolong
jagain Rully'. Rasanya sih memang wajar kalau dia minta begitu. Rully yang menjaga Nita sebelum nikah sampai sekarang.
Walaupun
terbaring terus, Nita masih selalu mengajak salat berjamaah. Satu
keinginan dia, umrah. Dan, insya Allah, Rully akan melaksanakannya untuk
dia. Saya belum tahu kapan pastinya.
Waktu kecil Nita sudah
genit, sudah senang jadi desainer. Dia suka mengisi acara tari-tarian
yang diadakan di sekolahnya. Dia bikin desain baju dan menciptakan
koreografi. Itu merupakan kreativitasnya. Nita itu lucu, rame dan manja.
Kata Armand, anak bungsunya malah Nita, bukan
dia.
. pien
NANE MEYANE
(KAKAK KETIGA)
TIGA hari kita
doain Nita. Semua enam
bersaudara kami ada di rumah sakit. Hari pertama, kita semua tidur di
situ. Hari meninggalnya, saya dan Armand pulang untuk istirahat. Yang
jaga waktu itu Teh Ria dan Rully.
Nita itu meninggal sangat bening sekali (bersih, Red). Ini merupakan ujian buat Rully. Orang yang lulus ujian itu
kayaknya memang dia. Kita memang sedih, tapi sekarang kita lebih sedih lagi kalau lihat Rully. Karena sudah dekat
banget. Nita menganggap saya
sebagai ganti ibunya, jadi dia paling dekat dengan saya. Memang harus
ada salah satu yang lebih dewasa, dan akulah yang selalu membimbing
Nita.
. ama, pien
RAY BACHTIAR (KAKAK
KEDUA)
SAYA
merasa sangat kehilangan, sebab dia itu masih muda. Nita itu bandel dan
keras kepala. Hubungan Nita dengan keluarga selama ini baik, karena
kami kan selalu kumpul bersama. Nita itu banyak sekali keinginannya. Dia
ngotot pengen jadi penyanyi, dan akhirnya tercapai walaupun cuma satu album dan cuma pas-pasan.
Selama
Nita sakit, kami sudah mencoba berbagai macam pengobatan. Pengobatan
alternatif apa pun kami terima asal bisa membantu. Dan kami juga
membantu dengan doa tentunya. Keinginan Nita yang belum terlaksana, yang
paling penting sih umrah. Dan, Rully akan melaksanakannya untuk Nita.
. pien
ARMAND MAULANA
(ADIK)
PADA
Senin malam sejak Nita koma, sebenarnya dokter sudah memperkirakan
waktu tinggal 12 jam lagi. Karena terlampaui, jadi kami mengira hanya
koma yang lama. Selama itu kami sekeluarga berdoa terus. Malah, pada jam
02.00 (Kamis) pagi saya sempat pulang untuk istirahat dan ganti baju.
Kebetulan Cak Nun datang dari Yogya. Kita doa
bareng. Habis itu udah flatliner.
Pada
Jumat (4/8) lalu Nita masih bisa komunikasi, walaupun lemah. Pada Senin
malam pesan terakhir Nita. Katanya, ''Tolong temani doa buat Rully
saja, supaya dia jangan
ninggalin saya.'' Dari dulu
Rully memang kuat dan tegar. Melihat keadaan Nita sejak Senin, kami
berdoa, minta jalan yang terbaik. Dalam artian kalau memang mau sembuh,
sampai bisa ''lari'' lagi. Kalau memang sudah waktunya, ya
silakan.
. ama
NITA DALAM KENANGAN
NAMA
lengkap penyanyi dan presenter ini Ratu Nita Tilana. Sebetulnya,
kariernya sebagai ''artis'' belum lama. Baru sekitar empat tahunan.
Penyanyi yang senang mengenakan baju dan aksesori
funky dan full color ini bersama Neta KD pernah menjadi
backing vocal grup KLA Project. Pada 1996 ia menelurkan album solo perdananya,
Kau Bohong. Klip video perdananya, Tak Ada
Waktu, unik dengan sistem one take shot
(adegan tidak terputus sekali syut). Dengan rambut shaggy dan gayanya
menepis-nepiskan jari tangan di wajahnya di klip video itu menjadi ciri
khasnya setiap kali
manggung.
Lahir dari
pasangan mendiang Tubagus Ahmad Dradjat dan Endeh Khadijah ini sempat pacaran dengan
Nugie di medio 1996. Dua tahun kemudian mereka putus. Ia lalu membuka
galeri berisi barang-barang bekas para artis di pertengahan 1998 yang
diberi nama NitNot's Gallery. Acara
infotainment di ANteve, Panorama, dan sebuah
variety show di TPI, dipercayakan kepadanya sebagai pembawa acara.
Segala kesibukannya terhenti ketika ginjalnya mengalami abses di akhir September 1999. Kakinya yang membengkak mengharuskan
mojang yang lahir 8 Oktober 1967
ini istirahat total. Dalam keadaan sakit, kekasihnya, Rully Amada
menyuntingnya. Pernikahan diselenggarakan sangat sederhana di kontrakan
mereka di Persada Kemala, Bekasi, pada 23 Oktober 1999.
Pemeriksaan
intensif menunjukkan, di mulut rahim Nita bersarang kanker berukuran 15
cm yang membuat ginjalnya sakit dan kakinya membengkak. Sejak Januari
2000 ia menjalani pengobatan selama dua bulan di Singapura. Proses
radioterapi membuat nafsu makannya turun walaupun kankernya sempat
mengecil. Bobot tubuhnya pun berkurang 10 kg.
Di tengah-tengah sakitnya itu, Nita sempat muncul di program
Pesta Indosiar. Ini terjadi pada medio Maret. Didampingi Rully, ia melantunkan
September Ceria. Tak sangka,
bobotnya makin berkurang hingga 31 kg. Pertengahan Juli ia diopname lagi
karena masalah ginjalnya. Tumor di panggulnya pun kian terasa.
Bersimpati pada penderitaan Nita delapan program tayangan infotainment
menggelar acara
Dari Kami untuk Nita pada 27 Juli 2000 di Musro, Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Dari acara ini terkumpul sumbangan sebesar Rp 220 juta.
Sayang,
kanker yang menggerogoti leher rahimnya tak mau kompromi. Setelah
hampir sebulan dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan,
kondisinya kian memburuk. Pada Kamis pekan lalu Nita pun meninggalkan
Rully, keluarga, dan kaum haindai taulannya. Untuk
selama-lamanya....
. ama
DEWI GITA
(ADIK IPAR)
PADA
hari-hari terakhir, ketika berbaring di rumah sakit, Nita masih sanggup
bicara. Nita, seringkali berpesan kepada saya dan Armand Maulana.
''Tolong ya, jika kelak saya tak ada, jaga-jaga suami saya, Rully!''
Suaminya, menurut Nita, adalah segala-galanya. Rully baik, sangat
pengertian, dan tetap setia dalam keberadaan Nita yang sakit.
Kata
Nita, jika ia kembali sehat, hidupnya untuk berbakti dan menyayangi
suami. Seperti berbaktinya Rully dalam merawat dan menunggui Nita.
Sampai hari terakhir, Nita tak sanggup lagi bicara, yang terdengar
kepada kami, ''Tolong jaga Rully, doakan Rully....''
Saya tak paham, apa yang dimaksud oleh Nita jaga dan doakan Rully. Soalnya suaranya pelan, nyaris tak
terdengar.
. zar
MELLY MANUHUTTU
AKU
sempat menjenguk kemarin (Rabu), tapi nggak boleh masuk. Yang boleh cuma keluarga. Pas
denger udah meninggal aku langsung ke sini. Kebetulan aku memang sudah kenal
banget sama Teh Ria HD sebelum Teh Nita buat album.
Sebetulnya aku cocok banget sama Teh Nita. Walaupun jarak umurku jauh sama dia, tapi kalau
ngomongin soal baju dan
pernik-pernik yang heboh kita pasti sama. Sealiran. Apa yang dia suka
dan pakai aku pasti naksir. Begitu juga sebaliknya. Kita jadi sering
saling tukar informasi tentang baju dan aksesori, di mana beli atau
bikin-nya. Kalau inget itu jadi sedih deh...
. ama
DESY RATNASARI
KAGET
juga mendengar Nita meninggal. Kayaknya nggak percaya. Tapi kalau
melihat betapa tegarnya dia dan keluarganya, saya kagum. Terutama
suaminya. Dia tabah dan sabar sekali.
Saya bayangkan betapa
sakitnya Nita. Mungkin memang ini yang terbaik buat Nita, daripada dia
harus menahan penderitaannya selama ini. Saya ikut berduka cita untuk
keluarga yang
ditinggalkan.
. ama
TRIE UTAMI
KAMI
udah kenal lama banget,
sejak tahun 80-an. Karena kami sama-sama di Bandung, sama-sama bermusik.
Apalagi keluarga Nita juga urusannya seni. Saat itu aku belum jadi
penyanyi, Nita dan Armand juga belum jadi penyanyi. Sama saya, nggak
pernah ada masalah. Hubungan kami selalu baik. Mungkin karena sama-sama
orang Sunda, jadi lebih dekat. Dan nggak sebatas hubungan kerja. Kalau
saling telepon ceritanya macam-macamlah. Sekitar tujuh-delapan tahun
yang lalu, Nita dan Dewi Gita juga pernah jadi
backing vocal saya, sewaktu masih di Krakatau.
Terakhir
ketemu, waktu Nita nikah, di sini juga. Melihat keadaan Nita sewaktu
sakit, saya termasuk nggak kuat. Jadi, saya lebih banyak mendoakan.
Lagian pada saat itu saya nggak tahu betul kondisinya
bagaimana.
. nona
TITIEK PUSPA
NITA itu periang,
cecet-coet orangnya dan gampang
bergaul. Dia ramah dan semangatnya tinggi. Saya malah belum sempat
jenguk ke rumah sakit karena saya masih sibuk
ngalor-ngidul. Banyak urusan.
Saya memang sudah lama sekali nggak ketemu sama Nita. Selama dia sakit,
kita cuma berhubungan dengan telepon. Cerita bagaimana keadaannya. Kami
sekeluarga juga suka kirim sesuatu ke Nita. Makanya anak-anak saya
kepingin ke sini juga.
Saya kenal Nita sudah lama, sebelum dia
buat album. Kenangan terakhir saya dengan Nita, waktu syuting acara
ulang tahun RCTI beberapa tahun yang lalu. Karena menunggu lama, kami
mengobrol ke sana-kemari sambil
cekakak-cekikik. Rully itu suami yang teladan, Manusia
langka.
. pien
Sumber: Tabloid Citra, Edisi 540/Tahun XI, Periode 14-20 Agustus 2000
Sangat mengharukan....dulu sy ikuti trs berita Nita ketika sakit sampe dia meninggal dunia...juga ketegaran Rully....sangat menginspirasi....
BalasHapusSekarang yg sy cari2 berita ttg Rully Amada, dimana dia sekarang....bgm keadaannya....Smg Nita mendapat tempat yang layak disisi-Nya dan Rully tdk melupakannya (doa dan amanatnya)